ABSTRAK
Konsep dari Green Building hadir dan menjadi suatu kebutuhan di tengah fenomena global warming dan isu kerusakan lingkungan yang sedang melanda bumi. Menurut data dari hasil studi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), menunjukan bahwa bangunan berpotensi memberikan dampak pada kerusakan lingkungan. Green Building didefinisikan sebagai sebuah perencanaan dan perancangan bangunan melalui sebuah proses yang memerhatikan lingkungan dan menggunakan sumber daya secara efisien pada seluruh siklus hidup bangunan dari mulai pengolahan tapak, perancangan, pembangunan, penghunian, pemeliharaan, renovasi dan perubahan bangunan. Dengan adanya isu mengenai global warming dan mengingat keadaan bumi saat ini yang semakin lama semakin memburuk konsep dari green building ini diharapkan dapat menanggulagi dampak negatif dari hal - hal tersebut.
Kata kunci: Green building, Global warming, lingkungan, MEA
ISI
Menurut Global Warming merupakan isu dunia yang tengah populer saat ini. Menurut Frick dan Suskiyatno, “Fenomena pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya efek rumah kaca” (2007: 56). Efek gas rumah kaca disebabkan karena meningkatnya gas-gas rumah kaca dalam atmosfer. Isu mengenai pemanasan global dikaitkan dengan bangunan.
Berdasarkan data World Green Building Council, di seluruh dunia, bangunan menyumbangkan 33% emisi CO2, mengonsumsi 17% air bersih, 25% produk kayu, 30-40% penggunaan energi dan 40-50% penggunaan bahan mentah untuk pembangunan dan pengoperasiannya (Basuki, 2012). Proses konstruksi pada tahap pelaksanaan pembangunan sampai pada saat bangunan dimanfaatkan juga diyakini dapat berdampak negatif pada lingkungan hidup di tempat dan sekitar bangunan tersebut. Salah satu gagasan yang dianggap dapat mengurangi pemanasan global dan kerusakan lingkungan adalah Green Building. Definisi green building menurut Zigenfus (2008: 9) mengutip definisi dari The United States Environmental Protection Agency (USEPA) adalah pembangunan struktur bangunan dengan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh lifecycle bangunan mulai dari penentuan desain, konstruksi, pemanfaatan, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi.
Akan tetapi kesadaran pentingnya bangunan hijau di Indonesia masih kurang. Kendalanya adalah masyarakat beranggapan bahwa untuk mewujudkan bangunan hijau memerlukan biaya yang mahal. Dari segi bisnisba ngunan hijau belum menarik. Apalagi tujuan utama pelaku konstruksi adalah memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Belum banyak pula konsultan dan kontraktor ‘hijau’ di Indonesia. Ditambah lagi, belum ada peraturan pemerintah tentang standar bangunan hijau dan belum banyak material-material yang berlabel ‘hijau’.
Padahal keuntungan dari adanya penerapan konsep Green Building ini sangat banyak diantaranya yang paling penting yaitu:
- Penggunaan energi menurun
- Mengurangi limbah air
- Melestarikan sumber daya alam
- Meminimalisir limbah dan daur ulang limbah
- Meningkatkan produktivitas karyawan
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Rizki. Dan Utomo, Christiono. 2014. Analisa Pengaruh Penerapan Konsep Green Building Terhadap Keputusan Investasi Pada National Hospital Surabaya. Jurnal Teknik POMITS. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/194465-ID-analisa-pengaruh-penerapan-konsep-green.pdf Diakses pada 31/08/18 Jam 23.00
Basuki, A. 2012. Mewujudkan Green Building. Diperoleh 26 Februari 2013 dari http://sipil.ft.uns.ac.id.
Hidayat, Atep Afia. Dan Kholil, Muhammad.2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau
Kurniati, Deka. Dan Sucipto, Taufiq L. A. Dan Murtionoo, Eko S. Studi Implementasi Green Building di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal FKIP UNS. Dalam http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ptb/article/download/3354/2352 Diakses pada 31/08/18 Jam 23.20
Zigenfus, R. E. (2008). Element Analysis of the Green Building Process. Tesis, Rochester
Institute of Technology, Rochester, NY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.