Meningkatnya
jumlah penduduk dan kebutuhan lahan permukiman serta kegiatan lainnya
(budidaya) menyebabkan peningkatan permintaan akan air. Saat ini sumber daya
air di Tiap-tiap Kabupaten cukup sulit diperoleh baik air permukaan maupun air
tanah, sementara tingkat konsumsi dari hari ke hari semakin meningkat. Dari
perhitungan yang telah dilakukan, ketersediaan air yang ada untuk mencukupi
kebutuhan masyarakat saat ini maksimal mencapai titik kritis pada Tahun 2027.
Untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten, diperlukan suatu kebijakan yang
berwawasan lingkungan yang ramah terhadap masyarakat yang berdasar pada konsep
social learning yang mana pada kebijakan ini akan memberikan pembelajaran
kepada masyarakat tentang perlunya upaya menjaga kelestarian sumber daya air
serta penatagunaan sumber daya air yang ada di Kabupaten. Berdasarkan pada
prinsip dan kebijakan yang mendukung pemanfaatan sumber daya, disusun strategi
mengenai optimalisasi sumber daya air di Kabupaten yaitu: optimalisasi saluran
peresapan air tanah; optimalisasi fungsi air permukaan; optimalisasi fungsi
PDAM; pembuatan rorak, saluran buntu, lubang penampungan air dan biopori;
pengendalian pengambilan air tanah; pembuatan embung dan desalinasi air laut.
Kata kunci : optimalisasi, strategi, sumber
daya air.
Air merupakan unsur
yang vital untuk kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa
air, karena itu air merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kelangsungan
hidup bagi manusia. Ketersediaan sumber daya air di Indonesia ini begitu
melimpah, namun yang dapat dikonsumsi untuk keperluan air minum sangatlah
sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya 5% saja yang tersedia sebagai
air minum, sedangkan sisanya adalah air yang tidak dapat dikonsumsi sebelum
dilakukan pengolahan lebih lanjut. Penggunaan air diatur oleh pemerintah
melalui UU no.7/2004 tentang sumber daya air, agar pendayagunaan sumber daya
air(SDA) dapat bermanfaat optimal dan berkelanjutan. Adapun tantangan pengelolaan sumber daya air yang dihadapi saat ini, di
antaranya konversi lahan dan penggunaan air tanah berlebihan, erosi dan
sedimentasi, perubahan iklim global, kerusakan kondisi wilayah sungai, polusi
air, ketidakseimbangan permintaan air dan penyediaan air, konflik pengguna air,
pengelolaan sumber daya manusia, serta institusi dan partisipasi masyarakat.
“Melihat banyaknya tantangan tersebut,
maka diperlukan strategi dalam pengelolaan sumber daya air yang mencakup kelima
aspek pengelolaan sumber daya air, yaitu konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, pemberdayaan masyarakat & sistem informasi
sumber daya air.
Dalam kesempatan yang sama, konsepsi pengelolaan
SDA terpadu yang berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) ataupun wilayah sungai
dikenal oleh masyarakat internasional dengan istilahIntegrated Water
Resources Management (IWRM) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
sebutan pengelolaan SDA secara menyeluruh dan terpadu.
Pada prinsipnya, pengelolaan sumber daya
air terpadu adalah suatu proses yang mengintegrasikan pengelolaan air,
lahan, dan sumber daya terkait lainnya secara terkoordinasi dalam rangka
memaksimalkan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi agar dapat diwujudkan
secara selaras.
Teknologi
pelestarian air sumber
Dengan menggunakan
Taman Biologi (Bio–Park). Bio-Park merupakan salah satu teknologi hijau yang
digunakan untuk memperbaiki kualitas sumbersumber air yang tercemar seperti air
saluran, sungai dan danau. Proses reduksi bahan-bahan pencemar dalam Bio-Park
terjadi melalui siklus rantai makanan dalam ekosistem akuatik atau
ekoteknologi. Di Jepang, teknologi Bio-Park diterapkan untuk memperbaiki
kualitas air danau antara lain Danau Tsuchiura, Kibagata, Koishikawa, dan
Haruno. Teknologi Bio-Park juga telah dimodifikasi sebagai taman atap (Roof Top
Bio-Park) di perumahan Canon Housing. Pada saat ini teknologi Roof Top Bio-Park
dikembangkan dalam rangka mitigasi pemanasan global yang terjadi di daerah
perkotaan. Dalam 5 tahun terahir, teknologi Bio- Park telah diperkenalkan ke
Thailand, China dan Brazil melalui bantuan teknik pemeritah Jepang. Karena
menggunakan proses ekosistem alami, teknologi Bio-Park merupakan upaya adaptasi
dan mitigasi dampak pemanasan global.
Di Indonesia, percobaan lapangan
penerapan teknologi hijau untuk pelestarian kualitas air danau telah dimulai
oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air pada tahun 2003 di Waduk Saguling dengan
nama EKOTEKNOLOGI. Penelitian masih berlangsung sampai saat ini dan diharapkan
teknologi ini dapat dipersiapkan untuk diterapkan oleh pemeritah dan
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.