.

Sabtu, 04 Agustus 2018

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ZAT KIMIA@G08-RIKI @ProyekG01



@G08-RIKI

Oleh : RIKI SAEFULLOH

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ZAT KIMIA


Pendahuluan Penggunaan pupuk dan pestisida di Indonesia mulai meningkat pesat sejak gerakan revolusi hijau tahun 1970 an. Sejak itu, penggunaan pupuk dan pestisida menjadi keharusan bagi petani. Untuk mengantisipasi dampak penggunaan pupuk berlebihan maka pemerintah mulai menerapkan berbagai peraturan dan teknologi penggunaan pupuk seperti pemupukan berimbang. Program tersebut mulai diterapkan hingga diterbitkannya Peraturan Pemerintah tentang budi daya tanaman yang mengatur penggunaan pupuk. Demikian juga kandungan hara dan logam berat dalam pupuk sudah diatur dalam Permentan No70/Permentan/Sr. 140/10/2011. Dengan sosialisasi yang cukup luas, maka harapannya penggunaan pupuk dapat dikendalikan. Penggunaan bahan agrokimia yang berlebihan merupakan tantangan utama dalam pertanian ramah lingkungan.
Agrokimia adalah zat yang digunakan untuk membantu mengelola ekosistem pertanian, atau komunitas organisme di daerah pertanian. Agrokimia meliputi: pupuk, pengapuran dan acidifying agen, kondisioner tanah,  pestisida, dan bahan kimia yang digunakan dalam peternakan, seperti antibiotik dan hormon. Penggunaan bahan kimia pertanian telah penting untuk tanaman meningkatkan makanan. Namun, beberapa bahan kimia ini menyebabkan kerusakan lingkungan dan ekologi yang besar, sangat mengurangi keuntungan mereka.
Konsekwensi intensifikasi pertanian adalah peningkatan penggunaan masukan teknologi, terutama bahan-bahan Agrokimia baik pupuk kimia, pestisida, zat pengatur tumbuh dll. Penggunaan bahan agrokimia yang berlebihan dan tidak efisien ternyata banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Setiap masukan teknologi selalu menimbulkan dampak postif dan negatif terhadap lingkungan. Dampak positif  yang dapat dilihat adalah peningkatan produksi pangan yang mencapai swasembada sehingga kekurangan pangan dapat ditanggulangi. Keberhasilan yang dicapai setelah 25 tahun tidak terlepas dari hasil rekayasa teknologi dapat menyebabkan kerusakan terhadap sifat fisik tanah dan lingkungan di dalam tanah. Tanah akan menjadi lebih padat (informasi dari banyak dan pengalaman sendiri petani), drainase menjadi jelek, tidak mampu menyimpan air dalam tanah dan tidak tahan terhadap curah hujan yang tinggi (mudah terjadi erosi pada curah hujan tinggi dan mudah kering pada keadaan kurang hujan). Demikian juga dengan penggunaan pestisida tanpa memperhatikan konsep PHT dapat menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan dan lebih parah lagi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dalam arti dapat memusnakan serangga-serangga yang bermanfaat bagi tanaman (serangga parasit dan predator) dan satwa lainnya serta mengganggu keseimbangan biologis atau mikroorganisme dalam tanah. Penggunaan insektisida yang yang berulang-ulang dan berlebihan juga dapat menimbulkan ketahanan hama itu terhadap insektisida itu sendiri.
Agrokimia nama umum yang diberikan untuk bahan kimia yang digunakan di pertanian, yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan keamanan tanaman dan hasil panen. Agrokimia diproduksi untuk melindungi tanaman pertanian dari hama dan untuk meningkatkan hasil panen. agrokimia merupakan seseuatu yang berharga untuk pertanian. Meskipun, bahan kimia agrokimia pada awalnya digunakan untuk memperbaiki kesehatan tanaman, penggunaan bahan kimia ini secara berlebihan kini telah mulai mempengaruhi lingkungan dengan berbagai cara. Pemanfaatan bahan kimia ini secara berlebihan menghasilkan residu yang menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan pengurangan kapasitas panen tanaman.
E.      DAFTAR PUSTAKA










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.