.

Sabtu, 18 Agustus 2018

Energi terbarukan

Proyek 07

Energi terbarukan



Energi terbarukan energi yang berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga suryatenaga anginarus airproses biologi, dan panas bumi.
Ketersediaan energi termasuk listrik merupakan elemen yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sekaligus sebagai kebutuhan mutlak untuk menunjang pembangunan nasional yang berkelanjutan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia ketika dihadapkan pada kondisi dimana sebagian besar penyediaannya masih bergantung pada energi fosil dan pengembangan sumber–sumber energi terbarukan masih sangat terbatas.
Sementara permintaan energi semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan yang terus berkembang. Disamping itu ketidaksesuaian antara lokasi sumberdaya energi dengan daerah pengguna energi serta infrastruktur di berbagai tempat yang minim telah menyebabkan keterbatasan akses masyarakat terhadap energi. Selain itu, kesenjangan pendapatan masyarakat yang cukup tinggi semakin menambah kompleksitas permasalahan di sektor energi.

Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil terutama minyak bumi menimbulkan kekhawatiran mengingat energi tersebut bukan energi yang terbarukan. Dengan tingkat eksploitasi yang dilakukan saat ini tanpa penemuan cadangan baru yang signifikan serta kapasitas kilang yang cenderung stagnan, akan menyebabkan jumlah cadangannya di dalam negeri semakin menipis.
Cadangan Energi Fosil Indonesia 2008
Energi Fosil
Sumber Daya
Cadangan
Produksi
Rasio Cadangan/Produksi*
Minyak Bumi
56,6 Milyar Barel
8,4 Milyar Barel**
348 Juta Barel
24
Gas Bumi
334,5 TSCF
165 TSCF
2,79 TSCF
59
Batubara
90,5 Milyar ton
18,7 Milyar ton
201 Juta ton
93
CBM (Gas)
453 TSCF
-
-
-
* Tidak ada temuan cadangan baru;  ** Termasuk blok Cepu
Sumber: Presentasi Menteri ESDM, 11 April 2008

Di sisi lain, potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi surya, energi air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat terbatas. Hal ini antara lain disebabkan oleh harga energi terbarukan yang belum kompetitif bila dibandingkan dengan harga energi fosil yang masih disubsidi, penguasaan teknologi yang rendah sehingga nilai impornya tinggi, keterbatasan dana untuk penelitian, pengembangan, maupun investasi dalam pemanfaatan energi terbarukan serta infrastruktur yang kurang memadai.
Cadangan Energi Non Fosil Indonesia 2008
Energi Non Fosil
Sumber Daya
Setara
Kapasitas Terpasang
Tenaga Air
845 Juta SBM
75,67 GW
4,2 GW
Panas Bumi
219 Juta SBM
27,00 GW
1,04 GW
Mini/Mikro Hidro
0,45 GW
0,45 GW
0,084 GW
Biomasa
49,81 GW
49,81 GW
0,3 GW
Tenaga Surya

4,80 kWh/m2/day
0,008 GW
Tenaga Angin
9,29 GW
9,29 GW
0,0005GW
Sumber: Presentasi Menteri ESDM, 11 April 2008.

Selama ini energi terbarukan lebih banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik mengingat listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting baik sebagai penerangan dirumah-rumah maupun untuk menggerakkan industri. Namun demikian, ada juga beberapa jenis energi terbarukan yang dikonsumsi secara langsung walaupun jumlahnya masih sangat sedikit. Padahal pengembangan energi terbarukan merupakan salah satu solusi penting bagi keberlanjutan pembangunan khususnya sektor energi
Desa Margajaya merupakan salah satu Desa di Kecamatan Padang Jaya penghasil komoditi perkebunan yang berupa Kelapa Sawit dan Karet. Perkebunan ini setiap minggunya menghasilkan limbah berupa tandantandan dan pelepah kelapa sawit, dimana limbah ini merupakan potensi Biomassa yang jika dimanfaatkan dengan optimal dapat menghasilkan energi listrik yang dapat mencukupi konsumsi daya listrik masyarakat Desa Margajaya. Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang memadukan beberapa jenis pembangkit listrik, pada umumnya antara pembangkit listrik berbasis BBM dengan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Merupakan solusi untuk mengatasi krisis BBM dan ketiadaan listrik di daerah terpencil, pulau-pulau kecil dan pada daerah perkotaan. Umumnya terdiri atas: modul foto voltaik, turbin angin, generator diesel, baterai, dan peralatan kontrol yang terintegrasi. Tujuan PLTH adalah mengkombinasikan keunggulan dari setiap pembangkit sekaligus menutupi kelemahan masing-masing pembangkit untuk kondisi- kondisi tertentu, sehingga secara keseluruhan sistem dapat beroperasi lebih ekonomis dan efisien. Mampu menghasilkan daya listrik secara efisien pada berbagai kondisi pembebanan.

Sumber:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/transient/article/viewFile/7091/6858


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.