Oleh: @H27-DINISHA
Dampak dan Pencegahan Hujan Asam @PROYEKH02-DINISHA
Abstrak
Tingkat polutan yang makin hari makin bertambah banyak dapat
menyebabkan berbagai bahaya bagi kesehatan dan kehidupan manusia. Banyak
bencana yang terjadi merupakan akibat dari hasil polusi yang terakumulasi di
udara dan lingkungan. Dapak berbahaya tersebut salah satunya Hujan Asam.
Apabila tidak dikendalikan maka akan berujung lebihi buruk lagi. Oleh
karenanya, masyarakat umunya diharapkan dapat lebih mengerti mengenai salah
satu dampak polusi lingkungan yaitu hujan Asam.
Isi
Menurut Yatim (2007), Istilah hujan asam pertama kali
digunakan oleh Robert A. Smith ( 1872 ) dalam Kupchella ( 1989 ) yang
menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri dibagian
utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi
apabila asam di udara larut dalam butir-butir air di awan. Jika hujan turun
dari awan tersebut, air hujannya bersifat asam. Dan asam Tersebut terhujankan
atau rainout. Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara
yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan dan turun
kebumi.
Masalah hujan asam terjadi dilapisan athmosfir rendah, yaitu
di troposfir. Asam yang terkandung dalam hujan asam ialah asam sulfat (H2SO4
) dan asam nitrat (HNO)3 , keduanya merupakan asam kuat. Asam sulfat
berasal dari gas SO2 dan asam nitrat dari gas NOx.
Sebenarnnya hujan secara alami memang bersifat asam dengan
pH hujan normalsebesar 5,6. Hal tersebut terjadi dikarenakan hasil dari reaksi
uap air, Karbon Dioksida, dan Nitrogen di dalam atmosfer (ELC, 2008). Namun,
tingkat keasaman dari hujan dapat terganggu apabila ditambahkan Sulfur Dioksida
dan Nitrogen Oksida dan terjadilah hujan asam.
Masuknya Sulfur Dioksidan dan Nitrogen Oksida terjadi secara
alami akibat adanya kerusakan vegetasi dan letusan gunung berapi. Namun,
manusia dapat pula menjadi faktor pendukung terjadinya hujan asam yaitu dengan
pembakaran bahan fosil melalui kegiatan industri, pembangkit tenaga listrik
(Minyak dan Batubara), knalpot kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Menurut Lapan (2015) Kasus terbanyak dari adanya hujan asam
dikarenakan oleh aktivitas manusia seperti industri, Pembangkit listrik, dan
kendaraan bermotor yang menghasilkan gas Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida.
Kasus hujan asam sering terjadi di kota – kota besar yang sudah mulai sedikit
lahan tumbuhan hijaunya.
Dampak dari hujan asam itu sendiri cukup berbahaya diantaranya:
- Menyebabkan penurunan jumlah ikan di laut
- Menyebabkan beragam penyakit kulit
- Menghilangkakn nutrisi yang dimiliki oleh tumbuhan
- Merusak lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan
- Menyebabkan besi menjadi mudah berkarat
Mengingat betapa berbahayanya hujan asam maka perlu
dilakukan pencegahan agar hujan asam tidak terjadi. Berbagai cara pencegahan
terhadap hujan asam adalah sebagai berikut:
- Menggunakan bahan bakar yang mengandung kadar belerang rendah
- Mengaplikasikan prinsip reuse, recycle, dan reduce.
- Penghematan energi
Daftar Pustaka
Anonimus. Dalam: https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/hujan-asam
Diakses pada 10 Agustus 2018 Jam 11.20.
ELC. 2008. Acid
Precipitation. Environmental Literacy Council http://enviroliteracy.org/article.php/2.html
Diakses pada 10 Agustus 2018 Jam 10.20
Hidayat, Atep Afia. Dan
Kholil, Muhammad.2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau
Lapan. 2015. Hujan Asam. Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional.
http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/hujanasam.htm
Diakses pada 10 Agustus 2018 Jam 10.40
Yatim, Erni. M. 2007. Dampak
dan Pengendalian Hujan Asam di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Dalam: http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/24
Diakses pada 10 Agustus 2018 Jam 11.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.