Bahaya Msg Bagi Kesehatan
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang bahayanya penggunaan msg pada kehidupan sehari-hari. Apa yang dimaksud msg? monosodium glutamat adalah garam natrium dari asam glutamat yang sangat luas digunakan sebagai bumbu penyedap. Monosodium glutamat diisolasi oleh Dr. Kikunnae Ikeda pada tahun 1909. Monosodium glutamat sendiri sebenarnya sama sekali tidak menghadirkan rasa yang enak, bahkan sering menghadirkan rasa yang dideskripsikan sebagai rasa pahit, dan asin. Pemberian MSG pada bahan makanan yang sesuai dengan konsentrasi rendah, akan membuat makanan tersebut menjadi nikmat yang dapat diterima masyarakat (Kobayashi et al., 2002). Monosodium Glutamat kemudian menjadi bahan penambah rasa yang dipakai di seluruh dunia (Geha & Beiser, 2000).
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Perka BPOM-RI No. 23 tahun 2013 menyatakan bahwa asam glutamat dan garam-garamnya, termasuk MSG adalah bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi, dan BPOM tidak membatasi penggunaannya pada produk pangan. Selain itu, MSG juga tidak memiliki nilai ADI. Apa itu nilai ADI? Nilai Acceptable Daily Intakes (ADI) adalah nilai yang menyatakan kadar maksimal suatu BTP dapat dikonsumsi manusia tanpa menimbulkan gangguan kesehatan. Lembaga kesehatan nasional maupun internasional, termasuk BPOM, United States Food and Drugs Administration (US-FDA), Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), dan lembaga lainnya menyatakan bahwa MSG tidak memiliki nilai ADI. Artinya, MSG tidak dianggap sebagai bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Bahkan US-FDA menyatakan MSG sebagai BTP yang GRAS atau Generally Recognized as Safe.
Hasil dari konsensus tersebut dipublikasikan pada European Journal of Clinical Nutrition. Dampak negatif dari MSG sempat dipublikasikan tahun 1981, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi 2,5 g MSG dapat memicu penyakit asma dan gangguan pernapasan pada manusia. Namun pada tahun 2000, seorang peneliti bernama Stevenson melakukan penelitian dengan subjek 45 orang yang menderita penyakit asma.
Hasilnya menunjukkan, tidak seorang pun yang memberikan respon negatif setelah mereka mengonsumsi makanan yang mengandung MSG. Hasil konsesus pada tahun 2007 juga menyebutkan bahwa mengonsumsi MSG tidak memberikan efek samping kepada sistem pernapasan, atau pun sistem imun tubuh.
Penggunaan MSG pada makanan, mengapa tidak untuk ditakuti?. Karena MSG hanya sebagai penguat rasa yang bersifat komplemen (pelengkap), bukan sebagai pengganti garam. Nah, berdasarkan uraian di atas, masih kah kita takut akan MSG?. Penggunaan MSG secukupnya dan tidak berlebihan adalah salah satu langkah bijak untuk mengurangi rasa takut terhadap MSG.
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.