Latar Belakang
Isu tentang polusi, limbah, pemanasan
global sering diberitakan dalam media masa. Di era modern ini, isu-isu tersebut menjadi isu yang sensitif.
Peningkatan kadar polutan yang relatif besar, membuat pembuat kebijakan, aktivis
lingkungan dan juga masyarakat umum mulai memikirkan masa depan bumi ini. Hal
ini melahirkan istilah ramah lingkungan. Dewasa ini, hampir setiap kegiatan, baik kegiatan sosial
maupun industri, dituntut untuk memenuhi kriteria ramah lingkungan Baru dalam beberapa tahun belakangan ini, Ilmu Kimia dipandang sebagai salah
satu ilmu dasar yang sangat diperlukan untuk mengatasi dan kemudian menghentikan timbulnya permasalahan lingkungan dalam rangka menunjang pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan atau pembangunan lestari.
Kesinambungan dalam ilmu dan teknologi dimulai ketika
Pengertian Kimia Hijau
Menurut
EPA (2015) Kimia Hijau adalahdesain produk dan proses kimia yang berupaya
mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku
untuk seluruh siklus hidup produk kimia , termasuk desain, manufacture,
penggunaan dan pembuangan akhir.
Prinsip Kimia Hijau
Menurut John C. Warner. Beliau
mengembangkan 12 prinsip Green Chemistry/ Kimia Hijau yang berfungsi sebagai
panduan pengaplikasian dalam tindakan nyata dalam tulisannya “Theory and
Practice” (Oxford University Press: New York, 1998). Adapun 12 Prinsip dari
kimia hijau adalah sebagai berikut:
1. mencegah limbah; Mendesain sintesa
kimiawi untuk mencegah limbah dan tak meninggalkan limbah untuk ditindaklanjuti
atau dibersihkan.
2. mendesain zat kimiawi dan produk kimiawi
yang aman; Mendesain sintesa untuk digunakan dengan zat kimia yang
dihasilkan hanya sedikit atau menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya.
3. mendesain sintesa kimia yang tidak terlalu
berbahaya; Mendesain sintesa untuk digunakan yang menghasilkan zat kimia
yang tidak atau hanya sedikit bahanya bagi manusia dan lingkungannya
4. menggunakan bahan baku yang bisa diperbarui;
Menggunakan material dan bahan baku yang bisa diperbarui, yang biasanya dibuat
dari produk agrikultur atau merupakan limbah dari proses, sedangkan bahan baku
yang tidak bisa diperbarui berasal dari fossil atau merupakan hasil tambang.
5. menggunakan pengkatalis, bukan bahan reaksi
stoikometri; Meminimalkan limbah dengan reaksi katalik. Pengkatalisi
digunakan dalam jumlah kecil dan membawa sebuah reaksi tunggal kecil secara
berulang beberapa kali. Pengkatalisi lebih diutamakan dibandingkan dengan bahan
reaksi stoikometri, yang digunakan secara berlebih dan hanya bekerja sekali.
Anggraeni, N.I., Kamara, D.S., dan Dahlan, A. 52
6. menghindari turunan kimiawi
Menghindari penggunaan grup penghambat, pelindung, atau perubahan sementara
karena turunan penggunaan bahan reaksi tambahan menghasilkan limbah.
7. memaksimalkan ekonomi atom; Mendesain
sintesa agar produk akhir mengandung proporsi maksimum dari penggunaan materi
awal. Kalau pun ada atom yang terbuang, sebaiknya jumlahnya hanya sedikit.
8. gunakan pelarut dan kondisi reaksi yang
aman; Hindari penggunaan pelarut, agen pemisahan, atau pelengkap kimia
lain. Jika unsure tersebut sangat penting, gunakan zat kimia yang tidak berbahaya.
9. tingkatkan efisiensi energy; Sedapat
mungkin jalankan reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sesuai dengan
lingkungan.
10. mendesain zat kimia dan produk yang dapat
terurai setelah digunakan; Mendesain produk kimiawi yang terurai ke dalam
zat yang tidak berbahaya setelah zat tersebut digunakan supaya tidak
terakumulasi dalam lingkungan.
11. menganalisa dalam waktu sesungguhnya untuk
mencegah polusi: Melakukan pemantauan dan pengontrolan waktu sesunggunya
selama sintesa berlangsung untuk meminimalkan atau menghilangkan pembentukan
limbah.
12. meminimalkan potensi terjadinya kecelekaan:
Mendesain zat kimia dan bentuknya untuk meminimalkan potensi terjadinya
kecelakaan kimiawi termasuk ledakan, kebakaran, dan pelepasan ke dalam
lingkungan. Limbah adalah buangan yang
Contoh Penerapan Kimia Hijau
1.Cat
ramah lingkungan
Senyawa
organik yang mudah menguap atau volatile organic compounds (VOC) biasa
diidentifikasi sebagai bau sesuatu yang baru dicat, bersifat berbahaya bagi
kesehatan dan lingkungan. Sejak dulu ada cat yang larut dalam air berbentuk
bubuk, tetapi tidak mudah didapat. Perusahan cat di Inggris berhasil membuat
cat yang sedikit sekali atau tidak mengandung VOC tetapi tetap menarik,
misalnya cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau, mudah
dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik
2.
Plastik ramah lingkungan
Sudah
ada produk-produk plastik yang berbahan dasar gula dari tanaman hasil pertanian
yang terbarukan, seperti jagung, kentang, dan gula dari buah bit, untuk mulai
menggantikan plastik yang berasal dari 182 Peran MST dalam Mendukung Urban
Lifestyle yang Berkualitas petroleum. Beberapa perusahaan di negara maju telah
menghasilkan produk-produk plastik yang ramah lingkungan. Sebagai contoh,
perusahaan di Amerika yang memasarkan polimer PLA dari tumbuhan yang berasal
dari jagung, digunakan dalam kemasan makanan dan minuman.
Manfaat Kimia Hijau
Ada lima masalah dunia yang dapat diperbaiki Green
Chemistry:
1. Masalah Kekurangan Energi
Masalah kekurangan energi di dunia, dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang tak dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan
seperti karbondioksida, menipisnya lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan
beracun di sekitar kita.
Untuk masalah kekurangan energi ini Green
Chemistry dapat menjadi pendorong dalam pembuatan energi alternative
seperti photovoltaics, rekayasa bahan bakar hidrogen, bahan bakar nabati atau
biologis dan yang lainnya. Selain itu gerakan Green Chemistry lain
ialah meningkatkan pemakaian katalis yang tepat dan mampu mengefisienkan
pemakaian energi. Sebab jika alur proses sintesis dapat dipotong otomatis
pemakaian energi dapat dihemat.
2. Masalah Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim, kenaikan suhu lautan , kimia stratosfir,
dan pemanasan global adalah bidang kajian yang digarap oleh teknologi Green
Chemistry.
3. Masalah Sumberdaya alam yang kian menipis
Eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam tak
terbaharui, menyebabkan ketidakseimbangan pada skala yang memprihatinkan .Oleh
karena itu pemakaian bahan bakar fosil menjadi isu utama dalam kajian Green
Chemistry. Upaya-upaya yang dapat dilakukan melalui Green
Chemistry ialah sintesis bahan bakar yang dapat diperbaharui secara
berkesinambungan baik dari segi ekonomi dan teknologi seperti: Teknologi
biomassa, Teknologi nanosains, Biosolar, Efisiensi Karbondioksida , Zat chitin
dan Pengolahan Limbah.
4. Masalah Kekurangan pangan
Ketika terjadi kelangkaan pangan maka aliran distribusi
pun melemah .Sayangnya metoda pertanian sekarang ini tak mampu lagi mengatasi
masalah pangan di masa mendatang. Untuk itu perlu adanya metoda baru dalam
mengatasi masalah pangan ini dan Green Chemistry secara sains
dapat berperan dalam teknologi produksi makanan masa depan dengan cara:
Pertama, mengembangkan sejenis pestisida yang hanya berpengaruh pada organisme
yang menjadi target dan dapat secara mudah terdegradasi menjadi zat tak
berbahaya.
Kedua, mendesain proses daur ulang sisa-sisa produk
pertanian untuk dapat diolah kembali. Ketiga Menbuat sejenis fertilizer (anti
pertumbuhan) yang digunakan dengan takaran sesedikit mungkin dengan tingkat
keberhasilan tinggi.
5. Masalah Alam Lingkungan yang semakin terpolusi
Penerapan Green Chemistry pada
sendi-sendi penelitian dan proses produksi yang dilakukan secara konsisten dan
tepat, dapat mengurangi bahkan menghilangkan senyawa beracun yang berdampak
manusia, biosfir dan lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Green Chemistry atau kimia hijau yang
disebut juga sebagai sustainable chemistry (kimia yang berkelanjutan) merupakan
desain produk dan proses kimia dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan maupun
penghasilan zat berbahaya baik terhadap manusia maupun lingkungan. Konsep dari
kimia hijau memungkinkan terbentuknya penyelesaian dari berbagai permasalahan yang
belakangan ini
disebabkan oleh sebagian besar aktifitas manusia. Aplikasi kimia
hijau dalam teknologi
memberikan sejumlah manfaat antara lain, mengurangi
limbah, mengurangi
biaya, produk yang lebih aman, dan mengurangi penggunaan
energi dan sumber daya alam.
Daftar
Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017.
Kimia, Industri dan Teknologi Hijau.
Jakarta: Pantona Media
https://arranirykimia.blogspot.com/2017/11/koloqium-makalah-tinjauan-green.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.