.

Sabtu, 18 Agustus 2018

APLIKASI KIMIA HIJAU/ Proyek 7

Oleh : FREDI WIBOWO (@G30-FREDI)


Latar Belakang

     Isu tentang polusi, limbah, pemanasan global sering diberitakan dalam media masa. Di era modern ini,   isu-isu   tersebut   menjadi   isu yang   sensitif.
Peningkatan   kadar   polutan   yang   relatif besar,   membuat   pembuat   kebijakan, aktivis lingkungan dan juga masyarakat umum mulai memikirkan masa depan bumi ini. Hal ini melahirkan istilah ramah lingkungan. Dewasa ini, hampir setiap kegiatan, baik kegiatan sosial maupun industri, dituntut untuk memenuhi kriteria ramah lingkungan Baru dalam beberapa tahun belakangan ini, Ilmu Kimia dipandang sebagai salah satu ilmu dasar yang sangat diperlukan untuk mengatasi dan kemudian menghentikan   timbulnya   permasalahan   lingkungan   dalam   rangka   menunjang pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan atau pembangunan lestari.
Kesinambungan   dalam   ilmu   dan   teknologi   dimulai   ketika

Pengertian Kimia Hijau
Menurut EPA (2015) Kimia Hijau adalahdesain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia , termasuk desain, manufacture, penggunaan dan pembuangan akhir.

Prinsip Kimia Hijau
     Menurut John C. Warner. Beliau mengembangkan 12 prinsip Green Chemistry/ Kimia Hijau yang berfungsi sebagai panduan pengaplikasian dalam tindakan nyata dalam tulisannya “Theory and Practice” (Oxford University Press: New York, 1998). Adapun 12 Prinsip dari kimia hijau adalah sebagai berikut:
1. mencegah limbah; Mendesain sintesa kimiawi untuk mencegah limbah dan tak meninggalkan limbah untuk ditindaklanjuti atau dibersihkan.
2. mendesain zat kimiawi dan produk kimiawi yang aman; Mendesain sintesa untuk digunakan dengan zat kimia yang dihasilkan hanya sedikit atau menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya.
3. mendesain sintesa kimia yang tidak terlalu berbahaya; Mendesain sintesa untuk digunakan yang menghasilkan zat kimia yang tidak atau hanya sedikit bahanya bagi manusia dan lingkungannya
4. menggunakan bahan baku yang bisa diperbarui; Menggunakan material dan bahan baku yang bisa diperbarui, yang biasanya dibuat dari produk agrikultur atau merupakan limbah dari proses, sedangkan bahan baku yang tidak bisa diperbarui berasal dari fossil atau merupakan hasil tambang.
5. menggunakan pengkatalis, bukan bahan reaksi stoikometri; Meminimalkan limbah dengan reaksi katalik. Pengkatalisi digunakan dalam jumlah kecil dan membawa sebuah reaksi tunggal kecil secara berulang beberapa kali. Pengkatalisi lebih diutamakan dibandingkan dengan bahan reaksi stoikometri, yang digunakan secara berlebih dan hanya bekerja sekali. Anggraeni, N.I., Kamara, D.S., dan Dahlan, A. 52
6. menghindari turunan kimiawi Menghindari penggunaan grup penghambat, pelindung, atau perubahan sementara karena turunan penggunaan bahan reaksi tambahan menghasilkan limbah.
7. memaksimalkan ekonomi atom; Mendesain sintesa agar produk akhir mengandung proporsi maksimum dari penggunaan materi awal. Kalau pun ada atom yang terbuang, sebaiknya jumlahnya hanya sedikit.
8. gunakan pelarut dan kondisi reaksi yang aman; Hindari penggunaan pelarut, agen pemisahan, atau pelengkap kimia lain. Jika unsure tersebut sangat penting, gunakan zat kimia yang tidak berbahaya.
9. tingkatkan efisiensi energy; Sedapat mungkin jalankan reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sesuai dengan lingkungan.
10. mendesain zat kimia dan produk yang dapat terurai setelah digunakan; Mendesain produk kimiawi yang terurai ke dalam zat yang tidak berbahaya setelah zat tersebut digunakan supaya tidak terakumulasi dalam lingkungan.
11. menganalisa dalam waktu sesungguhnya untuk mencegah polusi: Melakukan pemantauan dan pengontrolan waktu sesunggunya selama sintesa berlangsung untuk meminimalkan atau menghilangkan pembentukan limbah.
12. meminimalkan potensi terjadinya kecelekaan: Mendesain zat kimia dan bentuknya untuk meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kimiawi termasuk ledakan, kebakaran, dan pelepasan ke dalam lingkungan. Limbah adalah buangan yang
Contoh Penerapan Kimia Hijau
1.Cat ramah lingkungan
Senyawa organik yang mudah menguap atau volatile organic compounds (VOC) biasa diidentifikasi sebagai bau sesuatu yang baru dicat, bersifat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Sejak dulu ada cat yang larut dalam air berbentuk bubuk, tetapi tidak mudah didapat. Perusahan cat di Inggris berhasil membuat cat yang sedikit sekali atau tidak mengandung VOC tetapi tetap menarik, misalnya cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau, mudah dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik
2. Plastik ramah lingkungan
Sudah ada produk-produk plastik yang berbahan dasar gula dari tanaman hasil pertanian yang terbarukan, seperti jagung, kentang, dan gula dari buah bit, untuk mulai menggantikan plastik yang berasal dari 182 Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas petroleum. Beberapa perusahaan di negara maju telah menghasilkan produk-produk plastik yang ramah lingkungan. Sebagai contoh, perusahaan di Amerika yang memasarkan polimer PLA dari tumbuhan yang berasal dari jagung, digunakan dalam kemasan makanan dan minuman.

Manfaat Kimia Hijau
Ada lima masalah dunia yang dapat diperbaiki Green Chemistry:
1. Masalah Kekurangan Energi
Masalah kekurangan energi di dunia, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan seperti karbondioksida, menipisnya lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan beracun di sekitar kita.
Untuk masalah kekurangan energi ini Green Chemistry dapat menjadi pendorong dalam pembuatan energi alternative seperti photovoltaics, rekayasa bahan bakar hidrogen, bahan bakar nabati atau biologis dan yang lainnya. Selain itu gerakan Green Chemistry lain ialah meningkatkan pemakaian katalis yang tepat dan mampu mengefisienkan pemakaian energi. Sebab jika alur proses sintesis dapat dipotong otomatis pemakaian energi dapat dihemat.

2. Masalah Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim, kenaikan suhu lautan , kimia stratosfir, dan pemanasan global adalah bidang kajian yang digarap oleh teknologi Green Chemistry.

3. Masalah Sumberdaya alam yang kian menipis
Eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam tak terbaharui, menyebabkan ketidakseimbangan pada skala yang memprihatinkan .Oleh karena itu pemakaian bahan bakar fosil menjadi isu utama dalam kajian Green ChemistryUpaya-upaya yang dapat dilakukan melalui Green Chemistry ialah sintesis bahan bakar yang dapat diperbaharui secara berkesinambungan baik dari segi ekonomi dan teknologi seperti: Teknologi biomassa, Teknologi nanosains, Biosolar, Efisiensi Karbondioksida , Zat chitin dan Pengolahan Limbah.

4. Masalah Kekurangan pangan
Ketika terjadi kelangkaan pangan maka aliran distribusi pun melemah .Sayangnya metoda pertanian sekarang ini tak mampu lagi mengatasi masalah pangan di masa mendatang. Untuk itu perlu adanya metoda baru dalam mengatasi masalah pangan ini dan Green Chemistry secara sains dapat berperan dalam teknologi produksi makanan masa depan dengan cara: Pertama, mengembangkan sejenis pestisida yang hanya berpengaruh pada organisme yang menjadi target dan dapat secara mudah terdegradasi menjadi zat tak berbahaya. 

Kedua, mendesain proses daur ulang sisa-sisa produk pertanian untuk dapat diolah kembali. Ketiga Menbuat sejenis fertilizer (anti pertumbuhan) yang digunakan dengan takaran sesedikit mungkin dengan tingkat keberhasilan tinggi.

5. Masalah Alam Lingkungan yang semakin terpolusi
Penerapan Green Chemistry pada sendi-sendi penelitian dan proses produksi yang dilakukan secara konsisten dan tepat, dapat mengurangi bahkan menghilangkan senyawa beracun yang berdampak manusia, biosfir dan lingkungan sekitar.

 Kesimpulan
       Green Chemistry atau kimia hijau yang disebut juga sebagai sustainable chemistry (kimia yang berkelanjutan) merupakan desain produk dan proses kimia dengan  mengurangi   atau menghilangkan penggunaan maupun penghasilan zat berbahaya baik terhadap manusia maupun lingkungan. Konsep dari kimia hijau memungkinkan   terbentuknya   penyelesaian   dari   berbagai   permasalahan   yang
belakangan ini disebabkan oleh sebagian besar aktifitas manusia. Aplikasi kimia
hijau dalam teknologi memberikan sejumlah manfaat antara  lain, mengurangi
limbah, mengurangi biaya, produk yang lebih aman, dan mengurangi penggunaan
energi dan sumber daya alam.

Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media
https://arranirykimia.blogspot.com/2017/11/koloqium-makalah-tinjauan-green.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.