ABSTRAK
Kimia Hijau merupakan
suatu pendekatan yang bertujuan untuk menghilangkan penggunaan dan pembentukan
zat berbahaya dengan merancang proses manufaktur yang lebih baik untuk produk
kimia. Secara khusus, tujuan Kimia Hijau ialah menghasilkan produk dengan
tingkat toksisitas serendah mungkin dan kalo bisa nol (zero) dengan
memperhatikan secara seksama setiap langkah (proses) selama kegiatan produksi
berlangsung.
Kimia hijau umumnya
disajikan sebagai satu set dua belas prinsip yang diusulkan oleh Anastas dan
Warner . Prinsip-prinsip terdiri dari petunjuk untuk kimiawan profesional untuk
menerapkan senyawa kimia baru , sintesis baru dan proses teknologi baru.
PENDAHULUAN
Kimia Hijau merupakan
bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green
chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency
(EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional
untuk mencegah atau mengurangi polusi. Kimia Hijau merupakan pendekatan untuk
mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan,
proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang
suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan
kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan
kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai
ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya
fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
PEMBAHASAN
Menurut
Hidayat dan Kholil (2017) tuntutan besar umat manusia unruk menjalani kehidupan
yang lebih sejahtera mungkin memacu pengembangan teknologi dan industri yang
lebih mumpuni , namun disisi lainnya ternyata beragam kegiatan teknolgi dan
industri menyisakan material buangan , yang sebagian diantaranya membahayakan kelangsungan
hidup umat manusia.
Menurut Anastas, (1998) Green chemistry atau kimia
hijau adalah berbagai teknik dan metodolgi kimia yang berusaha mengurangi
atau menghilangkan penggunaan atau produksi bahan mentah, produk, produk
samping, pelarut, reagensia,dan sebagainya yang berbahaya bagi kesehatan
manusia dan lingkungannya dimana mulai mendapatkan perhatian besar dari
berbagai pihak, dimulai dari bahan dan proses kimia yang dirancang untuk
mengurangi atau menghilangkan dampak negatif bagi lingkungan. Kimia Hijau merupakan
pendekatan yang sangat efektif dengan solusi ilmiah inovatif untuk
situasi dunia nyata untuk pencegahan polusi atau pencemaran pada lingkungan.
Konsep kimia hijau mulai dikenal global pada awal tahun 1990 setelah
Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act
yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi.
12 Prinsip-Prinsip dalam Green
Chemistry menurut Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve
Principles of Green Chemistry” yaitu:
1. Mencegah
Timbul Limbah
Lebih
baik mencegah daripada menanggulangi atau membersihkan limbah yang timbul
setelah proses sintesis, karena biaya untuk menanggulangi limbah sangat besar.
2.
Desain Produk Bahan Kimia Aman
Mampu mendesain bahan kimia yang
aman dengan target utama mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki
kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah).
Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai
bioavailability.
3.
Desain Proses Sintesis Aman
Metode sintesis didesain untuk
menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak berbahaya
bagi kesehatan manusia dengan meminimalkan paparan atau bahaya penggunaan bahan
kimia tersebut.
4.
Bahan Baku Terbarukan
Bahan mentah atau bahan baku harus
bersifat terbarukan bukan bahan habis pakai yang akan terus menipis dan mahal
secara ekonomis
5. Katalis
Katalis berperan pada peningkatan
selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan
penggunaan energi dalam suatu reaksi.
6. Mengurangi
Proses Derivitasi
Derivatisasi yang tidak diperlu
(gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara) pada proses
fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena
pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya
memperbanyak limbah.
7. Efisiensi Atom
Metode sintesis harus didesain untuk
memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses untuk
menjadi produk akhir
8.
Pelarut dan Zat Tambahan Aman
Penggunaan zat zat tambahan
(pelarut, agen pemisah dan sebagainya) dibuat sedapat mungkin tidak berbahaya
bila digunakan
9.
Efisiensi Energi
Energi untuk proses kimia harus aman
dan dampak lingkungan dengan ekonomisnya diminimalkan
10. Desain Untuk
Mudah Degradasi
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan
aspek lingkungan, sehingga bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak
terakumulasi di lingkungan (sintesis biodegradable plastik, bioderadable
polimer, serta bahan kimia lainya).
11. Analisis
Langsung Untuk Mengurangi Pencemaran
Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat
mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini
berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi
penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
- Meminimalisasi Potensi Kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus
dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan
masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari.
KESIMPULAN
Kimia Hijau merupakan paradigm yang relative baru, dengan
focus pada upaya mengoptimalkan kegiatan perancangan proses, produk dan pasca
produk yang bisa memperkecil bahkan menihilkan pemakaian dan pembentukan bahan
kimia beracun dan berbahaya.
Secara
umum Kimia Hijau berprinsip
pada :
1. Meminimalkan
bahan buangan,
2. Penggunaan
katalis dalam reaksi,
3. Penggunaan
reagen yang tidak/kurang berbahaya,
4. Penggunaan
bahan baku yang dapat diperbarui (renewable),
5. Peningkatan
efisiensi secara ekonomi,
6. Penggunaan
sistem yang memungkinkan bebas pelarut atau pelarut yang ramah lingkungan dan
dapat didaur ulang (Rahayu, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia., Kholil Muhammad
.(2017). Kimia Industri dan Teknologi hijau.
Jakarta : Pantona Media
Anastas, P.,dan Warner, J.C., 1998, Green Chemistry, Theory and
Practice, Oxford University Press, Oxford.
Ariski. 2018. Apa Itu Kimia Hijau
dalam http://infostudikimia.blogspot.com/2018/02/apa-itu-kimia-hijau.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.