12 KONSEP KIMIA HIJAU
Oleh:Anggi Yos Indra (G13-ANGGI)
ABSTRAK
Green Chemistry mengembangkan inovasi proses kimia yang
menggeser, menambah/mengurangi atau memperbaharui proses kimia
tradisional-konvensional menjadi lebih ramah terhadap lingkungan maupun manusia
tanpa meninggalkan prinsip-prinsip optimasi proses produksi.
KEY WORD :
PENDAHULUAN
Green Chemistry adalah penerapan
prinsip penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya dalam desain, pembuatan
dan aplikasi dari produk kimia. Aspek Green Chemistry adalah meminimalisasi zat
berbahaya, penggunaan katalis reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen yang
tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui, peningkatan
efisiensi atom, penggunaan pelarut yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang
PEMBAHASAN
Prinsip-prinsip tersebut mencakup konsep sebagai berikut:
•
perencanaan dalam prosesnya untuk
memaksimalkan jumlah bahan baku yang berakhir di produk;
•
penggunaan bahan yang aman dengan zat yang
ramah lingkungan, termasuk pelarutnya, bila memungkinkan;
•
desain dalam proses agar menghasilkan
efisiensi energi;
•
cara terbaik dalam pembuangan limbah : tidak
membuat limbah sejak awal
Dua belas prinsip yang dimaksudkan yaitu :
1. lebih baik
mencegah adanya limbah daripada membersihkan atau memroses limbah setelah
dihasilkan.
2. metode
sintetis seharusnya dirancang untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang
digunakan dalam proses, ke produk akhir.
3. Bagaimanapun
metodologi praktis, sintetis seharusnya dirancang untuk memakai dan membuat zat
yang memiliki sedikit atau tidak ada toksisitas (racun/polusi) bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.
4. Produk
kimia seharusnya dirancang untuk menjaga keefektifan fungsinya
5. Pemakaian
zat tambahan (semisal pelarut, pemisah zat, dll ) sebisa mungkin tidak
berbahaya bila digunakan.
6. Untuk
kebutuhan energi, mereka harus memperhatikan dampak lingkungan hidup dan
ekonomi dan pemakaian energy tersebut harus diminimalisir. Metode sintetis
harus dilakukan pada batas suhu dan tekanan minimal.
7. Bahan
mentah atau pelet harus terbarukan daripada pemakaiannya menguras dari sisi
teknis dan ekonomi.
8. Mengurangi
turunan (turunan yang tidak perlu) (grup penghalang, proteksi / deprotection,
modifikasi sementara) sebisa mungkin harus dihindari.
9. Reagen
katalitik (seselektif mungkin) merupakan yang paling baik untuk reagen
stoikiometrinya.
10. Produk
kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga pada akhir fungsi mereka tidak
bertahan lama dalam lingkungan dan kemudian hancur menjadi tidak berbahaya
(degradasi produk).
11. Metodologi
analisis harus dikembangkan lebih jauh hingga hasil analisisnya memungkinkan
didapat secara real-time, pengawasan dan pengendalian inprocess sebelum
pembentukan bahan berbahaya.
12. Zat dan
bentuk zat yang dipakai dalam proses kimia seharusnya dipilih untuk
meminimalisir kemungkinan bencana akibat bahan kimia, termasuk tumpahan,
ledakan, dan kebakaran.
KESIMPULAN
Penerapan Green Chemistry pada aktivitas dan proses produksi
yang dilakukan secara konsisten dan tepat, dapat mengurangi bahkan
menghilangkan senyawa beracun yang berdampak manusia, biosfir, dan lingkungan
sekitar. Pentingnya gerakan ini didukung semua pihak terutama kalangan industri
dan pemerintah. Green Chemistry memang tidak akan menyelesaikan semua masalah
polusi , energi dan pangan. Tetapi peranannya mampu memberikan kontribusi yang
sangat besar terhadap kelestarian hidup jangka panjang (sustainable
development)
DAFTAR
PUSTAKA
Muryanto, St dan Hadi, S.D. 2006. Mengintegrasikan Green
Chemistry Ke Dalam Program Studi S1 Bidang Sains Dan Teknik. Proceeding.
Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Palgunadi J. Kimia Hijau “New But Old Stuff” Yang Sedang
Trendi. http:www.al chemysukma.blogspot.com. Diakses : 22 Maret 2013.
Purnomo H. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. IKIP PGRI
Semarang. Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.