Oleh : Nuriel Hanifan (@F25-Nuriel)
Abstrak
Saat ini kesadaran
akan perlunya teknologi yang lebih ramah lingkungan makin meluas. Teknologi
yang boros energi terutama sumber energi fosil, kalau tetap dipertahankan
berpotensi besar mengancam kerusakan permanen kondisi planet bumi, sekaligus
membahayakan kehidupan umat manusia.
Pada era sekarang seluruh dunia sedang gencar mencipatakan berbagai teknologi yang semakin ramah lingkungan, sehingga lebih banyak menggunakan sumber daya alam yang re-newable sehingga tidak akan habis dalam waktu yang lama juga mengurangi dampak dari penggunaan bahan bakar fosil dibumi.
Pada era sekarang seluruh dunia sedang gencar mencipatakan berbagai teknologi yang semakin ramah lingkungan, sehingga lebih banyak menggunakan sumber daya alam yang re-newable sehingga tidak akan habis dalam waktu yang lama juga mengurangi dampak dari penggunaan bahan bakar fosil dibumi.
Kata kunci : Aplikasi teknologi Hijau, Ruang
lingkup teknologi Hijau, penerapa teknologi Hijau
Pendahuluan
Teknologi merupakan
penerapan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis. Dengan kata lain teknologi
merupakan teknologi merupakan penjabaran dan tindak lanjut dari ilmu
pengetahuan. Menurut Karyono (2009) dalam Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil
(2017), teknologi masa kini (konvensional) menawarkan kemudahan, kenyamanan dan
kecepatan bagi aktifitas manusia. Namun tanpa disadari teknologi tersebut
cenderung konsumtif terhadap penggunaan energi fosil. Disisi lainnya
melonjaknya konsumsi energi fosil menyebabkan menipisnya cadangan minyak,
memicu pemanasan bumi, perubahan iklim global, dan menimbulkan beragam bencana
bagi kehidupan manusia. Setelah Eropa mengalami krisis energi pada tahun 1973,
menurut Karyono (2009), muncul istilah teknologi tepat guna (appropriate technology). Prinsipnya
ialah menghilangkan ketergantungan pada sumberdaya luar yang tidak dimiliki
oleh masyarakat setempat.
Setelah istilah
teknologi tepat guna memasyarakat dan diaplikasikan di berbagai bidang seperti
transportasi, pertanian, usaha kecil, kedokteran dan pendidikan, maka kemudian
muncul istilah Teknologi Hijau (Green
technology). Menurut catatan Semarno (2011), Teknologi hijau adalah teknik
untuk menghasilkan energi dan atau produk yang prosesnya tidak mencemari
lingkungan. Teknologi Hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga
kelestarian dan keberlanjutan kehidupan manusia di Planet Bumi.
Pembahasan
Perkembangan
teknologi hijau semakin pesat, antara lain dengan mengacu pada beberapa konsep
yang menjadi tujuan aplikasinya :
1. Konsep berkelanjutan, dimana kebutuhan masyarakat secara terus-menerus
dapat dipenuhi tanpa merusak atau menghabiskan sumber daya alam.
2. Konsep daur ulang, dimana dalam proses produksi manufaktur dirancang
sedemikian rupa supaya dapat didaur ulang atau digunakan kembali.
3. Konsep pengurangan limbah dan polusi, di mana pola produksi dan
konsumsi diubah sedemikian rupa sehingga hanya menghasilkan seminimal mungkin
limbah dan polusi
4. Konsep Inovasi, dalam hal selalu berupaya mengembangkan teknologi
alternatif
5. Konsep viabilitas, intinya ialah bagaimana kegiatan produksi dan
konsumsi ramah lingkungan senantiasa terpelihara keberadaannya.
6. Konsep Edukasi, upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat secara
keseluruhan melalui pendidikan dan pelatihan.
Kondisi saat ini
setiap negara berlomba-lomba untuk menemukan, mengembangkan dan menerapkan
teknologi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip menimbulkan kenyamanan
sosial, ekonomis, dan ramah lingkungan.
Ruang lingkup
teknologi hijau sangat luas, beberapa subyek yang paling banyak dibahas
diantaranya:
1. Energi Hijau, masalah yang paling mendesak untuk teknologi hijau adalah
energi, termasuk pengembangan bahan bakar alternatif, serta dikembangkannya
cara baru menghasilkan energi, termasuk efisiensi energi.
2. Bangunan Hijau (Green Building), dikenal
juga sebagai bangunan ramah lingkungan atau bangunan berkelanjutan, ada keterkaitan
yang erat dengan arsitektur hijau, konstruksi hijau, desain berkelanjutan dan
bangunan alami.
3. Kimia Hijau (Greeen Chemistry),
dalam proses penemuan, desain dan aplikasi proses dan produk kimia semaksimal
mungkin menghilangkan pengggunaan bahan berbahaya beracun beserta turunannya.
4. Nanoteknologi hijau (Green
nanotechnology), merupakan manipulasi bahan pada skala nanometer. Banyak
ilmuwan yang mempercayai bahwa melalui penguasaan nanoteknologi, pada masa yang
akan datang banyak hal yang dapat diproduksi.
Aplikasi dan pemanfaatan Teknologi Hijau
Survei global Ernst
& Young pada 2010 atas perusahaan dengan pemasukan hingga US$1 miliar
menemukan, inisiatif penerapan teknologi ramah lingkungan itu kini sudah
menjadi kebijakan organisasi di 89% perusahaan yang disurvei.
Sebanyak 33%
perusahan mengalokasikan 3% atau lebih dari pemasukan total mereka ke teknologi
ramah alam dan sebanyak 75% menargetkan investasi di teknologi hijau ini akan
naik dalam lima tahun mendatang.
Pemerintah juga
melirik teknologi hijau ini sebagai sarana strategis untuk menciptakan lapangan
kerja, memacu inovasi dan mengembangkan industri lokal.
Menurut laporan
Bloomberg New Energy Finance, investasi di teknologi hijau naik 30% ke US$243
miliar pada 2010 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini naik dua kali lipat
dibanding nilai investasi pada 2006 dan hampir lima kali lipat dibanding angka
tahun 2004.
Menurut Guru Besar
Institut Pertanian Bogor (IPB) Suprihatin (2016) dikutip dalam artikel
Republik.co.id, Bogor mengatakan, penerapan teknologi hijau di bidang
agroindustri memiliki potensi yang besar, yakni mencakup teknologi bahan baru,
energi baru/terbarukan, teknologi proses dan sistem, serta teknologi
pemanfaatan/pengolahan limbah atau residu. Dengan teknologi kemurgi, biomassa
pertanian yang melimpah, menurutnya dapat ditransformasikan menjadi produk
industri non-pangan dan energi terbarukan yang memiliki nilai ekonomi tinggi
dan ramah lingkungan.
Beberapa contoh
produk kemurgi yaitu bioenergi, furfural, butanadiol, butadiena, etil laktat,
alkohol lemak, gliseril, isoprena, asam laktat, propanadiol, propilen glikol,
dan produk oleokimia dan sukrokima lainnya. "Produk-produk ini bisa
menjadi substitusi bahan kimia sejenis yang diturunkan dari bahan petroleum
sehingga mengurangi ketergantungan pada minyak bumi.
Kelapa sawit
termasuk salah satu industri pertanian yang mendapatkan tekanan isu lingkungan
sangat kuat, terutama tekanan dari luar negeri. Pada industri minyak kelapa
sawit kasar dengan kapasitas 1,7 juta ton tandan buah segar (TBS) per tahun
(setara kapasitas pabrik Crude Palm Oil di seluruh Provinsi Lampung), dapat
menghasilkan listrik 42-67 juta kWh, dan mereduksi sekitar 300 ribu ton CO2 per
tahun. Ini setara dengan penyerapan karbon dioksida oleh sekitar 28.273 hektar
hutan lestari per tahun atau sebanyak 9,7 juta pohon trembesi selama setahun.
Mencegah dan
Mengendalikan Emisi CO2 (Carbon Capture & Storage / CCS)
Berbagai cara
ditempuh untuk mencegah dan mengendalikan emisi CO2. Mencegah emisi CO2 jelas lebih murah tetapi
lebih sulit. Bagaimana mungkin menghentikan pengeboran migas (bahan bakar
fosil), menghentikan industri baja, semen, LNG serta menghentikan transportasi. Karena itu sejak tahun 1980-an
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Norwegia
berjibaku mencari jalan mengendalikan emisi CO2 agar tidak dilepas ke atmosfer.
Cara untuk menangani Emisi CO2 adalah dengan cara memanfaatkan teknologi dengan
memisahkan Emisi CO2 dan kemudian menguburnya jauh di bawah tanah.
Sementara itu menurut
Handri Kilo (2016), mengatakan Lingkungan teknologi ramah telah diterapkan di
berbagai bidang, antara lain di bidang energi, lingkungan, industri, bidang
rumah tangga, dan lain-lain.
1.
Energi
Di bidang energi beberapa teknologi ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
Di bidang energi beberapa teknologi ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
·
biofuel
·
biogas sel surya
·
tenaga air
·
PLTPSAL
·
PLTA (angin)
·
panas bumi
·
FuelCell.
2.
Bidang Transportasi
·
Kendaraan Hidrogen (Hydrogen
Vehicle)
·
Mobil Surya (Solar Car)
·
Mobil Listrik (Electric Car)
3.
Bidang Lingkungan
·
Biopori
·
Fitoremediasi
·
Pengompos Toilet (Toilet yang
dikomposkan)
·
Air Pemurnian Teknologi (Pemurnian
Air)
·
Sederhana Pemurnian Air Technology
·
Reverse Osmosis Technology
4. Industri Sektor
Di bidang teknologi
ramah lingkungan industri dikenal dikenal sebagai biopulping. Biopulping adalah
teknologi terinspirasi oleh pelapukan kayu dan limbah pabrik oleh
mikroorganisme dan jamur. Para ahli telah mulai mengembangkan proses pelapukan
kayu dengan menggunakan mikroorganisme mampu mengolah limbah kayu alami. Contoh
mikroorganisme yang digunakan adalah jamur Phlebia subserialis dan
Ceriporiopsis subvernispora.
Kesimpulan
Kesadaran
manusia dalam menjaga lingkungan terus berkembang pesat dengan munculnya
berbagai teknologi hijau yang ramah lingkungan. Sebelum teknologi hijau terkenal
telah muncul terlebih dahulu teknologi tepat guna ialah menghilangkan
ketergantungan pada sumberdaya luar yang tidak dimiliki oleh masyarakat
setempat. Baru lah kemudian muncul istilah teknologi hijau adalah teknik untuk
menghasilkan energi dan atau produk yang prosesnya tidak mencemari lingkungan.
Konsep
teknologi hijau dalam aplikasinya yaitu :
·
Konsep berkelanjutan
·
Konsep daur ulang
·
Konsep pengurangan limbah dan
polusi
·
Konsep Inovasi
·
Konsep viabilitas
·
Konsep Edukasi
Kemudian ruang lingkup teknologi hijau yang
dibahas sangat luas, beberapa subyek yang paling banyak dibahas diantaranya :
·
Energi Hijau
·
Bangunan Hijau (Green Building)
·
Kimia Hijau (Greeen Chemistry)
·
Nanoteknologi hijau (Green nanotechnology)
Aplikasi dalam
teknologi hijau juga semakin luas dalam berbagai bidang antara lain di bidang
energi, lingkungan, industri, bidang rumah tangga, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil (2017), Kimia
Industri dan Teknologi Hijau. Patona Media : Jakarta.
Handri Kilo (2016), Teknologi ramah
lingkungan. http://uzumaki4.blogspot.co.id/2016/01/teknologi-ramah-lingkungan.html
(diakses pada 14 februari 2018).
Artikel Republika.co.id (2016), Teknologi
Hijau, Solusi tangani limbah industri http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/12/20/oihhn7349-teknologi-hijau-solusi-tangani-limbah-industri
(diakses pada 14 februari 2018).
Sidik mulyana
(2012), Lima Teknologi Industri Ramah Lingkungan. http://halte-kampus.blogspot.co.id/2012/02/5-teknologi-industri-ramah-lingkungan.html
(diakses pada 14 februari 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.