.

Sabtu, 03 Februari 2018

Dampak Negaif Deterjen pada Organisme Air

Oleh : Yehezkiel Theo Parlindungan M, (@F19-Yehezkiel)


ABSTRAK
Saat ini deterjen telah digunakan secara luas oleh masyarakat, sehingga limbahnyapun tersebar di setiap badan air. Limbah yang kadangkala nampak sebagai buih-buih putih tersebut dipastikan mempunyai dampak negatif terhadap organisme air. Setiap organisme air mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap limbah deterjen “rinso”.


Kata Kunci : Pencemaran Lingkungan, Deterjen, Organisme air

ISI
            Saat ini deterjen telah menjadi bahan pembersih yang tidak asing bagi seluruh lapisan masyarakat, baik yang tinggal di kampung, desa maupun kota. Hal ini disebabkan karena deterjen dengan “surfaktan” nya mampu menghasilkan buih diberbagai jenis air dengan jumlah yang lebih banyak dan mempunyai daya pembersih yang jauh lebih baik daripada sabun. Sangat disayangkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang deterjen dengan surfaktan ini hanya terbatas pada sisi kelebihannya saja, tanpa mengetahui sisi kekurangannya.

Menurut Hidayat (2017), pencemaran lingkungan merupakan efek dari perubahan yang tidak diinginkan dalam lingkungan, yang secara langsung berpengaruh buruk terhadap kondisi tumbuhan, hewan, dan manusia.

Menurut Khan dan Arsalan (2011) dalam Hidayat (2017), sebenarnya pencemaran lingkungan merupakan perpaduan antara perilaku manusia dan aktivitas alam, dengan demikian perlu ada kesadaran dan tanggung jawab untuk mengendalikannya.

Menurut Garno (2000), tanpa bermaksud menyalahkan pihak manapun, yang jelas saat ini buih-buih putih dengan mudahnya dapat kita lihat diberbagai perairan umum disekitar kita seperti sungai, bendungan dan waduk. Buih-buih yang menutupi permukaan air tersebut, baik dari jenis linier alkylsulfonate (LAS) yang “biodegradable maupun jenis alkyl benzene sulfonate (ABS) yang non-biodegradable tersebut dipastikan dapat mengganggu kehidupan organisme yang ada dibawahnya baik yang hidup didasar air seperti Chironomous sp; bergerak dibadan air seperti Daphnia carinata dan dipermukaan air seperti Culex sp.

Menurut Connel (1974) dalam Garno (2000), dampak negatif limbah deterjen terhadap ketiga organisme tersebut belum banyak dipublikasikan, namun terhadap anak ikan telah cukup banyak dan sebagai ilustrasi adalah sebagai berikut ini. Beberapa publikasi mengungkapkan bahwa keberadaan deterjen dalam suatu badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan. Kerusakan insang dan organ pernafasan ikan ini menyebabkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigen terlarutnya rendah menjadi menurun, menurut Wilber (1971) dalam Garno (2000).

Menurut Lockwood (1976) dalam Garno (2000), selain merusak insang dan organ pernafasan ikan yang pada gilirannya dapat menyebabkan kematian ikan tersebut diatas, telah dipublikasikan pula bahwa keberadaan pencemar deterjen mengganggu kebiasaan makanan ikan yang pada gilirannya mengganggu pertumbuhan dan perkembang biakannya tersebut.

Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil, 2017, Kimia Industri dan Teknologi Hijau, Pantona Media Jakarta.

Garno, PhD., Yudhi Soetrisno, 2000, Daya Tahan Beberapa Organisme Air Pada Pencemar Limbah Deterjen, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol 1, No 3, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=62088&val=4561&title=DAYA%20TAHAN%20BEBERAPA%20ORGANISME%20AIR%20PADA%20PENCEMAR%20LIMBAH%20DETERJEN

Connel. D.W. (1974): Water Pollution: Causes and Effects in Australia. University of Queensland Press, Queensland. 33-34.

Wilber, C.G. (1971): The Biological Aspects of Water Pollution: Sanitary Sewage Charles C. Thomas Publisher. Springfield-Illionis-USA. 140-156.


Lockwood, A.P.M (1976): Effects of Pollutans on Aquatics Organisms. Cambridge University Press. Cambridge, London, Melbourne, 193 hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.