Abstrak
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu
kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa
organik.
Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat
mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan
belerang. Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman
bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah
dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga
sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang
mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi
dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun
anorganik. Sedangkan Oksidasi Biokimia adalah interaksi kontak langsung
diantara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda dari benda mati hingga
jaringan hidup seperti tumbuhan. Oksidasi akan terjadi ketika kontak antara
unsur radikal bebas dan udara seperti oksigen dan air. Oksidasi juga bermanfaat
untuk pembentukan aluminium yang tahan lama. Namun, disisi lain oksidasi juga
dapat merusak misalnya karat dari sebuah mobil, dan rusaknya buah segar seperti
buah apel yang dipotong akan berubah warna nya menjadi coklat. Tidak semua
bahan yang berinteraksi dengan molekul oksigen hancur menjadi karat.
Kata Kunci : Kimia Organik, Oksidasi Biokimia
Isi
Di berbagai negara hingga sekarang ini masih banyak
permasalahan yang timbul dikarenakan oleh limbah radioaktif seperti limbah
detergen persil dari pencucian pakaian kerja radiasi, seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang pengembangan
kimia organic dan biokimia maka permasalahan yang timbul dikarenakan oleh
limbah radioaktif semakin bisa diminimalisir.
Menurut Hidayat dan Kholil (2017), kimia organik
merupakan cabang kimia yang lebih focus pada kajian mengenai struktur, sifat,
komposisi, reaksi dan sintesis senyawa organic. Dalam hal ini senyawa organik
tersusun oleh unsur utama berupa karbon dan hidrogen, namun dapat mengandung
unsur-unsur seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Aplikasi
senyawa organik dalam kehidupan sehari-hari sangat luas, mulai dari makanan
(pati, gula, lemak, vitamin, protein); bahan bakar (kayu, batu bara, alcohol,
bensin); kebutuhan rumah tangga (kertas,sabun, kosmetik, minyak, cat); tekstil
(kapas, wol, sutra, linen, rayon, nilon); obat-obatan dan disinfektan
(penisilin, kina, aspirin, obat sulfa); pestisida (insektisida, fungisida,
rodentisida, herbisida); parfum (vanili,kamper); bahan peledak (nitrogliserin,
dinamit, asam pikrat, trinitrotoluene-TNT); pewarna (indigo, congo red,
malachite green); dan sebagainya.
Menurut Wesley, E (1989) dalam Gunandjar, Salimin,
Purnomo dan Ratiko (2010), prinsip oksidasi biokimia yaitu Bila zat
organik dihilangkan dari
larutan melalui pengolahan
secara proses biologi menggunakan
bakteri (sel) sebagai mikroorganisme, terjadi dua fenomena dasar sebagai berikut
: oksigen dikonsumsi oleh
bakteri untuk memperoleh energi, dan
massa sel baru terbentuk. Kebutuhan oksigen tersebut dipenuhi
melalui penggelembungan udara ke dalam larutan (prosesaerasi). Mikroorganisme juga mengalami auto-oksidasi secara progresif dalam
massa selularnya.
Perlu
diperhatikan dalam perencanaan dan operasi fasilitas pengolahan secara biologi
adalah jumlah oksigen dan nutrisi, dan jumlah lumpur biologi yang diperoleh. Lumpur
biologi tersusun dari sel baru dan residu selular tahan urai. Logam berat dan
unsur radioaktif dalam limbah akan terjerap pada lumpur biologi, sehingga
terjadi dekontaminasi larutan. Bakteri
yang digunakan harus dapat menyesuaikan dengan media air limbah yang diolah.
Untuk air limbah yang lebih kompleks, penyesuaian media tersebut dapat memakan
waktu sampai 6 minggu. COD didifinisikan sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk penguraian bahan organik melalui oksidasi kimia, sedangkan BOD didifinisikan
sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk penguraian bahan organik melalui
oksidasi biokimia. Penghilangan BOD dari air limbah melalui lumpur biologi
terjadi melalui 2 tahapan yaitu diawali penghilangan secara cepat zat
tersuspensi, koloid dan BOD terlarut, diikuti dengan penghilangan lambat sisa
BOD terlarut secara progresif.
Menurut Hanel, L.B.H (1979)
dalam Gunandjar, Salimin, Purnomo dan Ratiko (2010), proses lumpur aktif adalah salah satu
proses yang paling banyak dipakai untuk pengolahan air limbah secara biologis.
Di dalam sistem ini bakteri disuspensikan untuk terus bergerak dan tidak
mengendap melalui adukan, arus resirkulasi, atau gerakan lain yang ditimbulkan
oleh aerator. Dengan demikian lumpur aktif merupakan bahan yang mengandung
populasi bakteri aktif yang digunakan dalam pengolahan air limbah. Pada proses kontinyu,
lumpur aktif yang terbawa bersama air limbah hasil pengolahan dipisahkan dalam tangki
pengenap dan sebagian lumpur aktifnya disirkulasikan kembali ke tangki aerasi,
sedangkan bagian lainnya diambil sebagai hasil pekatan. Beningan yang
dihasilkan proses lumpur aktif relatif jernih dan memenuhi syarat untuk
dibuang.
Daftar Pustaka
Hidayat,
Atep Afia dan Muhammad Kholil, 2017, Kimia
Industri dan Teknologi Hijau, Pantona Media Jakarta.
Gunandjar,
Zainus Salimin, Sugeng Purnomo dan Ratiko, 2010, Proses Oksidasi Biokimia untuk Pengolahan Limbah Simulasi Cair Organik
Radioaktif, Jurnal Forum Nuklir, Vol 4 No. 1, Mei 2010. Dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=61346&val=4537&title=Proses%20Oksidasi%20Biokimia%20untuk%20Pengolahan%20Limbah%20Simulasi%20Cair%20Organik%20Radioaktif
Wesley, E, 1989, Industrial Water Pollution Control,
Second Edition, Mc Graw-Hill Book Company, International Edition, Singapore.
Hanel, L.B.H, 1979, Biological Treatment of Sewage by Activated
Sludge Process, Theory and Operation, 3th Ed, John Wiley & Sons, New
York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.