Kimia dan Pencemaran Udara dan Pemanasan Global
Oleh: Kevin Reinier (@G19-Kevin)
Abstrak:
Kata Kunci: Pencemaran Udara, Efek Rumah kaca, Pemanasan Global
ISI:
Kimia merupakan disiplin ilmu yang mempelajari sifat, komposisi, dan transformasi materi. setiap materi memiliki sifat tersendiri yang khas, memiliki komposisi yang unikdan memiliki spesifikasi transformasi menjadi bentuk lain nya. (kimia industri dan teknologi hijau)
Menurut WHO (2012), pencemaran udara merupakan pencemaran ligkungan indoor atau outdoor dengan bahan kimia, agen fisik, atau biologis yang merubah karakteristik atmosfer.
peralatan rumah tangga (seperti kompor gas, AC, Kulkas), kendaraan bermotor, fasilitas industri dan kebakaran hutan merupakan sumber umum dari pencemaran udara.
Menurut Prof. Dr. Rukaesih Achmad, M.Si.
Banyak orang kurang menyadari akan telah terjadinya pencemaran udara, padahal sekitar 15% kematian disebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara di kota-kota besar seperti Jakarta telah cukup memprihatinkan. Jakarta sebagai kota metropolitan dibebani oleh kegiatan transportasi yang cukup padat yang memberi sumbangan bahan pencemar udara yang cukup signifikan, demikian halnya untuk kota-kota besar lainnya
1. Efek Rumah Kaca
Sebagian matahari yang dapat mencapai bumi yaitu radiasi dengan panjang gelombang panjang, yaitu sinar infra merah (14.000 24.000 mm) menembus masuk atap dan dinding rumah kaca. Di dalam rumah kaca sinar ini dipantulkan oleh benda-benda yang ada di rumah kaca, tetapi tertahan P 1.4 Kimia Lingkungan oleh atap atau dinding kaca. Oleh karena itu, udara di dalam rumah kaca suhunya meningkat, lebih tinggi dari pada suhu di luar rumah kaca. Meningkatnya suhu di dalam rumah kaca ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini bisa juga terjadi di dalam ruangan rumah dengan jendela kaca lebar atau terkena sinar matahari atau di dalam mobil dengan jendela tertutup apabila diparkir di tempat yang panas. Di alam terbuka, di atas permukaan bumi efek rumah kaca juga bisa terjadi, dapat diterangkan sebagai berikut. Energi matahari yang masuk ke bumi mengalami: 1. 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer. 2. 25% diserap awan. 3. 45% diabsorpsi permukaan bumi. 4. 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas-gas lainnya untuk dikembalikan ke permukaan bumi.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca sesuai dengan kesepakatan Protokol Kyoto adalah sebagai berikut.
1. gas Metana (CH4).
2. gas Nitrooksida (N2O).
3. gas Perfluorocarbon (PFC).
4. gas Hidrofluorocarbon (HFC).
5. gas Sulfurheksafluorida (SF6).
Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca dan disebut gas rumah kaca. Dalam tabel di bawah ini tampak kontribusi gas-gas tersebut pada efek rumah kaca yang akhirnya akan menimbulkan kontribusi terhadap terjadinya pemanasan global (global warming).
2. Pemanasan Global
Pemanasan global sesungguhnya merupakan gejala naiknya suhu di seluruh permukaan bumi yang terjadi di seluruh dunia yang diduga disebabkan oleh naiknya intensitas efek rumah kaca. Dalam agenda Rio Summit 1992, isu meningkatnya efek rumah kaca sebagai penyebab dari terjadinya pemanasan global masih terus diperdebatkan. Pada tahun 1997, masyarakat dunia melanjutkan fenomena tersebut yang dikenal dengan Protokol Kyoto, yaitu Konvensi Perubahan Iklim. Protokol Kyoto adalah sebuah instrumen hukum (legal instrument) yang dirancang untuk mengimplementasikan Konvensi Perubahan Iklim yang bertujuan untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca agar tidak mengganggu sistem iklim di bumi
Efektivitas Protokol Kyoto yang mensyaratkan agar diratifikasi oleh paling sedikit 55 negara menunjukkan bahwa protokol ini memerlukan partisipasi banyak negara, termasuk negara-negara berkembang. Konvensi 1.8 Kimia Lingkungan mensyaratkan agar negara-negara maju sebagi pengemisi utama gas rumah kaca harus menurunkan 55% emisinya. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat hampir 20 jenis gas yang berkontribusi dalam peningkatan suhu di bumi dan gas CO2 merupakan penyebab utamanya. Suatu studi yang dilakukan National Academy of Science tahun 1979 meramalkan bila konsentrasi gas CO2 meningkat dua kali di atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu bumi antara 1,5 sampai 4,5 derajat Celcius
Daftar Pustaka:
http://repository.ut.ac.id
Kimia, Industri dan Teknologi Hijau, oleh Atep Afia Hidayat dan Muhammad Kholil. Penerbit:Pantona Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.