Oleh : Farichatus Sa'diyah (@G13-Farichatus)
Abstrak :
Pada era globalisasi ini , pengembangan sektor industri semakin pesat karena banyak negara di dunia termasuk Indonesia berusaha untuk menumbuhkan ekonominya dengan cara mengambil peran dalam dunia industri. Pengembangan industri di Indonesia pun sudah berlangsung dari lama, hal ini dibuktikan dengan banyaknya pabrik di Indonesia yang menggunakan bahan kimia. Teknik kimia nyatanya memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan industri di Indonesia, sebagai contoh yaitu perkembangan teknologi nano pada industri karet. Menurut Yunita (2011) bahwa peran penting yang dipegang oleh teknik kimia terletak dalam perancangan, pengembangan dan pemeliharaan proses-proses kimia serta menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat dengan cara yang ekonomis.
Kata Kunci : perkembangan ilmu kimia, industri, polimer, teknologi, ban
Isi :
Industri merupakan bagian dari proses produksi dimana terjadi pengolahan bahan-bahan mentah menjadi bahan jadi maupun bahan setengah jadi yang lebih bernilai. Bahan-bahan industri yang digunakan dapat diperoleh secara langsung dari alam ataupun didapat secara tidak langsung melalui reaksi-reaksi tertentu.
Aplikasi teknologi nano pada industri karet telah lama dipakai sebagai bahan pengisi nano. Sebelumnya industri ban ataupun industri karet lainnya menggunakan bahan pengisi carbon black yang berasal dari bahan bakar minyak bumi yang menghasilkan emisi CO. Menurut Va sili adis (2011 ) bahwa pengurangan substitusi carbon black untuk mengurangi emisi CO mulai dilakukan seiring dicanangkannya konsep "Ban Ramah Lingkungan" pada tahun 1990an. saat ini "Green Tyres" memiliki penguasaan pasar sekitar 30% dan memiliki persyaratan ban yang memiliki daya gelinding yang rendah, berat yang ringan dan performa yang unggul.
Menurut Adi (2014) bahwa berdasarkan potensi sumber daya alam Indonesia, kesiapan SDM, institusi riset pendukung dan peningkatan pertumbuhan industri barang jadi karet dalam negeri maka pengembangan nano filler untuk mendukung industri karet di Indonesia diarahkan pada material berikut:
Industri merupakan bagian dari proses produksi dimana terjadi pengolahan bahan-bahan mentah menjadi bahan jadi maupun bahan setengah jadi yang lebih bernilai. Bahan-bahan industri yang digunakan dapat diperoleh secara langsung dari alam ataupun didapat secara tidak langsung melalui reaksi-reaksi tertentu.
Serbuk bentonit Sumber : https://indonesian.alibaba.com/ |
Menurut Adi (2014) bahwa berdasarkan potensi sumber daya alam Indonesia, kesiapan SDM, institusi riset pendukung dan peningkatan pertumbuhan industri barang jadi karet dalam negeri maka pengembangan nano filler untuk mendukung industri karet di Indonesia diarahkan pada material berikut:
- Nano Pati, polimer D-glukosa yang ditemukan sebagai karbohidrat yang tersimpan dalam biji, umbi, akar dan batang tanaman. Dua produk yang dikenal yaitu SNP (Starch nanoparticle) dan SNC (Starch Nanocrystal).
- Lempung Nano, material anorganik yang diperoleh dari hasil pelapukan batuan kerak bumi. salah satu jenis lempung yang dipakai sebagai bahan pengisi nano adalah bentonit.
- Nano CaCO Presipitasi, Kalsium Karbonat atau lebih dikenal sebagai batu kapur diperoleh dari penambangan secara tradisional melalui proses penggilingan yang dinamakan Ground CaCO.
- Silika Nano, pasir kuarsa merupakan bahan baku pembuatan silika. Bahan ini dihasilkan dari galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
- Nano Selulosa, merupakan polimer polisakarida yang tersusun atas β-D Glukopiranosa. Selulosa banyak tersedia ditumbuhan.
Material pengisi filler digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan fungsinya yaitu penguat, semi penguat dan tidak bersifat penguat. Kaolin, CaCO dan lempung tergolong tidak bersifat penguat. Sedangkan silika dan karbon berfungsi sebagai bahan pengisi bersifat penguat.
Jadi, tujuan bahan pengisi nano (nano filler) digunakan pada industri karet untuk meningkatkan interaksi bahan pengisi dengan polimer atau karet sehingga dapat meningkatkan sifat teknis produk. Perkembangan industri tersebut seiring dengan kesadaran konsumen atas bahan-bahan yang bersifat ramah lingkungan. Pengembangan industri nano filler di Indonesia juga memiliki potensi yang sangat besar mengingat besarnya potensi bahan baku, peluang pasar dan kemampuan SDM yang dimiliki. Menurut Gleiche (2011) bahwa selain itu penggunaan bahan alami tersebut diharapkan pula dapat mengurangi biaya produksi karet
Daftar Pustaka :
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2018. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta Selatan : Pantona Media
Selonika, Yuniat. 2011. Peran Teknik Kimia Dalam Perkembangan Industri Di Indonesia.
Cifriadi, Adi dan Norma A Kinasih. 2014. Perkembangan Industri Nano Filler Untuk Industri Karet Di Indonesia. Bogor : Warta Perkaretan
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2018. Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta Selatan : Pantona Media
Selonika, Yuniat. 2011. Peran Teknik Kimia Dalam Perkembangan Industri Di Indonesia.
dalam https://www.scribd.com/doc/94122719/Peranan-Teknik-Kimia-Dalam-an-Industri-Di-Indonesia (Diunduh pada tanggal 02/02/2018)
Cifriadi, Adi dan Norma A Kinasih. 2014. Perkembangan Industri Nano Filler Untuk Industri Karet Di Indonesia. Bogor : Warta Perkaretan
dalam http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan/article/view/56/50 (Diunduh pada tanggal 02/02/2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.