Oleh : Donni (@F04-Donni)
Abstrak
Keinginan manusia
untuk mendapatkan makanan yang berkualitas rupanya tak pernah terpuaskan.
Dibatasi oleh kesulitan untuk senantiasa menyiapkan dan menyantap makanan
segar, manusia mengembangkan berbagai produk pangan awetan. Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa penggunaan bahan tambahan makanan dewasa ini sangat
beragam, dari pengawet sampai kepemberi aroma dan pewarna.
Penggunaan bahan
tambahan itu sendiri bagi produsen mempunyai latar belakang yang berbeda-beda,
namun bagi konsumen sendiri, penambahan bahan tersebut tidak semuanya
diperlukan. Bahkan ada bahan yang justru membahayakan konsumen. Masalah
penggunaan bahan tambahan makanan dalam proses produksi perlu diwaspadai
bersama, baik oleh produsen maupun konsumen, mengingat penggunaannya dapat
berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Untuk tujuan diatas , perlu
kiranya pengetahuan mengenai bahan tambahan makanan. Selain itu, pengetahuan
teknis mengenai BTP juga diperlukan untuk mendapatkan mamfaat yang optimal
serta terjaminnya aspek keamanan produk yang dihasilkan. Dalam pemilihan jenis
BTP yang akan diaplikasikan pada pasaran factor yang pertama yang perlu
diperhatikan adalah jenis produk apa yang akan dihasilkan dan bagaimana BTP
mempengaruhi mutu produk tersebut
Kimia pangan adalah studi
mengenai proses kimia dan
interaksinya dengan komponen biologis dan non-biologis bahan pangan. Substansi biologis misalnya
produk daging, sayuran, produk susu, dan sebagainya.
Menurut Hidayat
dan Kholil, dalam managemen lingkungan dengan berpikir hijau( 2017) bahwa
kaitannya dengan kimia kontekstual berbagai isu mengenai kimia pangan banyak
menjadi perhatian publik. Kasus yang paling banyak dibahas misalnya penggunaan
bahan pengawet seperti formalin (formal dehida / methanol) pada bahan makanan
seperti ayam potong, mie basah, ikan segar, tahu, dan sebagainya. Padahal
formalin ini biasa dipergunakan untuk pengawet mayat, bahan pembuat pupuk,
pembasmi lalat dan sebagainya.
Sumber kimia dapat dibagi
menjadin beberapa sumber, yaitu :
1. KARBOHIDRAT
Karbohidrat ('hidrat dari karbon',
hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani
σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah
segolongan besar senyawa organik yang
paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup,
terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa
pada tumbuhan, kitin pada hewan
dan jamur).
Pada proses fotosintesis,
tumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi bagi tubuh antara lain sebagai
berikut:
1. Sumber
energi utama dan tidak dapat diganti dengan sumber energi yang lain pada
beberapa organ, yaitu otak, lensa mata, dan sel saraf.
2. Menjaga
keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
3. Membantu proses penyerapan
kalsium.
4. Bahan
pembentuk senyawa kimia yang lain, misalnya lemak dan protein.
5. Berperan
penting dalam penurunan sifat, misalnya karbohidrat dengan atom C lima buah
merupakan komponen asam nukleat (DNA, RNA).
2. PROTEIN
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh karena sebagian komponen utama
pembentukan enzim yang berfungsi sebagai biokatalis. Protein juga merupakan
komponen penyusun tubuh, seperti kuku dan rambut. Selain itu, protein mempunyai
fungsi:
- Untuk pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh
- Merupakan sumber energi
- Penyusun hormon, zat antibodi, dan organela lainnya
- Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
- Sebagai enzim
- Alat pengangkut dan alat penyimpan
- Pengatur pergerakan
- Menunjang mekanis
- Pertahanan tubuh (imunisasi)
- Media perambatan impuls saraf
- Pengendalian pertumbuhan
3. LEMAK
Lemak merupakn
penghasil energi terbesar. Dalm setiap 1 gram lemak yang dioksidasi akan
menghasilkan ± 9,3 kalori. Fungsi lemak yang lain adalah sebagai pelarut vitamin
(A, D, E dan K), pelindung alat-alat tubuh, penahan rasa lapar karena lemak
membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna dan sebagai penyedap makanan.
4. VITAMIN
Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah sedikit, tidak menghasilkan energi dan berperan sebagai zat pengatur
dalam tubuh.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Vitamin yang larut dalam lemak. Misalnya A, D, E, dan K.
- Vitamin yang larut dalam air. Misalnya B dan C.
5. ZAT ADITIF
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses
produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang
mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Daftar Pustaka
- http://cahayakehidupankimia.blogspot.co.id/2010/03/kimia-pangan-karbohidratprotein-vitamin.html ( Diunduh 27-01-2018
- http://iklanprime.com/akibat-tubuh-kekurangan-mineral.html( Diunduh 27-01-2018 )
- http://ad4msan.blogspot.com/2009/05/mineral.html( Diunduh 27-01-2018 )
- http://ema-pewarna.blogspot.com/2008/05/zat-aditif-makanan_28.htm( Diunduh 27-01-2018 )
- Hidayat dan Kholil, dalam managemen lingkungan dengan berpikir hijau ( 2017) ( Diakses 27-01-2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.