Disusun Oleh Elvi Khairina
Biodegradasi
didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi senyawa organik oleh
mikroorganisme, baik di tanah, perairan, atau pada instalasi pengolahan air
limbah. Biodegradasi terjadi karena bakteri dapat melakukan metabolisme zat
organik melalui sistem enzim untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan
energi. Energi digunakan untuk sintesis, motilitas, dan respirasi(Paramita,2012).
Menurut Feliatra (1996) dalam Dharmawibawa
(2004) dalam Gede Darmayasa (2012) alasan metode biologi atau biodegradasi oleh
mikroorganisme merupakan salah satu cara yang tepat, efektif dan hampir tidak
ada pengaruh sampingannya pada lingkungan yaitu karena tidak menghasilkan racun
atau blooming karena mikroba ini akan mati seiring dengan habisnya
minyak.
Menurut
MetCalf dan Eddy (1972) dalam Adiparna (2013), batasan air limbah dikemukakan
sebagai kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cair yang masuk dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan airtanah,
air permukaan, air hujan yang mungkin ada.
Biodegradasi
merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah yang dapat diaplikasikan
dalam pengolahan secara biologi. Proses pengolahan biologi merupakan proses
pengolahan air limbah dengan memanfaatkan aktivitas pertumbuhan mikroorganisme
yang berkontak dengan air limbah, sehingga mikroorganisme tersebut dapat
menggunakan bakteri organik pencemar yang ada sebagai bahan makanan dalam
kondisi lingkungan tertentu dan mendegradasi atau menstabilisasinya menjadi
bentuk yang lebih sederhana.
Proses
pengolahan biologi juga dapat dibagi berdasarkan media pertumbuhan mikroorganismenya(Milasari,2010),
yaitu :
a)
Suspended growth atau pertumbuhan tersuspensi :
Mikroorganisme berada dalam keadaan tersuspensi di air
limbah seperti pada reaktor lumpur akif atau kolam oksidasi.
b) Attached growth atau
pertumbuhan terlekat :
Mikroorganisme tumbuh terlekat pada media pendukung yang
berada di dalam air limbah. Media pendukung ini dapat berupa media pendukung
yang bergerak (rotating biological contactor, fluidized bed, rotortogue), diam
(trickling filter, baffled reactor), terendam (fluidized bed) maupun tidak
terendam (trickling filter).
c)
Kombinasi dari suspended dan attached growth :
Secara keseluruhan, tujuan pengolahan limbah secara biologis
pada limbah domestik ialah :
1.
Mengubah (mengoksidasi) unsur terlarut dan partikel
biodegradable ke dalam bentuk akhir yang cocok.
2.
Menangkap dan menggabungkan padatan tersuspensi dan padatan
koloid yang sulit diendapkan pada lapisan biofilm.
3.
Mengubah atau menghilngkan nutrien, seperti nitrogen dan
fosfor.
4.
Pada beberapa kasus, menghilangkan unsur dan senyawa trace
organik spesifik.
Macam-macam Biodegradasi
:
1.
Biodegradasi Aerob
Proses dimana menggunakan O2. Dibutuhkan aerasi sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan. Proses aerob biasanya menghasilkan biomassa
dalam jumlah besar (66%) dan menghasilkan air, gas, asam organik (34%) (Sutapa
DAI, 1999).
Reaksi yang terjadi :
1.
Biodegradasi Anaerob
Reaksi : Zatorganik cell + CH + RSH + energi
Beberapa limbah Industri dengan kadar
COD dan BOD tinggi lebih efektif diolah dengan menggunakan proses anaerob.
Pengolahan limbah anaerob adalah sebuah metode biological untuk peruraian bahan
organik atau anorganik tanpa kehadiran oksigen.Produk akhir dari degradasi anaerob
adalah gas, paling banyakmetana (CH4), karbondioksida (CO2), dan sebagian kecil
hidrogen sulfide (H2S) danhydrogen (H2). Proses yang terlibat adalah fermentasi
asam dan fermentasi metana.
Dalam proses anaerob ini peruraian
bahan organik dilakukan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut dibagi
dalam dua kelompok yaitu kelompok 1 yang menghidrolisa dan memfermentasi
komponen organik kompleks menjadi komponen organik sederhana seperti asam
asetat dan asam propionat.Kelompok bakteri ini terdiri dari bakteri anaerob dan
fakultatif yang disebut pembentuk asam. Kelompok II adalah mikroorganisme yang
mengubah asam organik yang dibentuk oleh kelompok I menjadi gas methane dan gas
CO2 . Bakteri ini disebut pembentuk methane. Beberapa kelompok bakteri anaerob
dan fakultatif yang lain memenfaatkan macam-macam ion inorganik yang ada
dalamlumpur seperti bakteri mereduksi ion sulfat (SO42-) menjadi ion
sulfit (S2-) dan mereduksi Nitrat (NO3-) menjadi nitrogen (N2).
2.
Biodegradasi Fenol
Degradasi senyawa fenol dapat dilakukan lebih mudah
dibandingkan dengan senyawa hasil sintetik derivat atau homolog aromatis. Hal
ini lebih disebabkan karena senyawa ini telah lebih lama dikenali bakteri
pendegradasi sehingga bakteri mampu mendegradasi jauh lebih baik dibandingkan
dengan degradasi senyawa derivat sintetiknya. Fenol dan homolognya seperti
klorofenol memerlukan suasana aerob dan anaerob agar dapat terdegradasi. Reduktif
dehalogenasi dilakukan dalam suasana anaerob, namun tahap pembentukan katekol atau
klorokatekol pada reaksi yang menggunakan ring-dioxygenase dan ringcleavage
dioxygenase memerlukan oksigen. Meski tidak menyebutkan secara spesifik,
Mohn and Kennedy (1992) melihat adanya beberapa mikroba anaerob yang mampu
mendegradasi klorofenol dan mungkin dapat digunakan pada limbah yang mengandung
klorofenol.
DAFTAR
PUSTAKA :
Paramita P, Maya Shovitri dan N
D Kuswytasari.2012. Biodegradasi Limbah Organik Pasar dengan Menggunakan
Mikroorganisme Alami Tangki Septik. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1 (Jurusan
Biologi, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)). Dalam http://ejurnal2.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/780
(Diunduh Tanggal 21 November 2017)
Milasari Ika , Nurita dan Budi Ariyani, Sukma.
2010. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KADAR COD DAN FENOL TINGGI DENGAN PROSES ANAEROB
DAN PENGARUH MIKRONUTRIENT Cu : KASUS LIMBAH INDUSTRI JAMU TRADISIONAL. Undergraduate
thesis, Teknik Kimia UNDIP. Dalam http://eprints.undip.ac.id/11892/ (Diunduh Tanggal 21 November 2017)
GEDE DARMAYASA, I. B. G.. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENDEGRADASI
LIPID (LEMAK) PADA BEBERAPA TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH DAN ESTUARI DAM DENPASAR. Jurnal
Bumi
Lestari, [S.l.], v. 8, n. 2, nov. 2012. ISSN 2527-6158. Dalam https://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/view/2432.
(Diunduh Tanggal 21 November 2017)
Adirpadana Muhammad
Rio, Rijanta. 2013. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN PRASARANA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DI WILAYAH KARTAMANTUL. Jurnal Bumi Indonesia Volume 2, Nomor 1, Tahun
2013. Dalam http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=123830
(Diunduh Tanggal 21 November 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.