Gasifikasi adalah suatu
proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas, dimana udara
yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran
(Suyitno, 2008).
Selama proses
gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (memerlukan panas
dari luar selama proses berlangsung). Media yang paling umum digunakan pada
proses gasifikasi adalah udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasukgas
yang dapat dikondensasikan), dan gas permanen. Gas yang dihasilkan dari
gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah
tetapi disisi lain proses operasi menjadi lebih sederhana.
Beberapa keunggulan
dari teknologi gasifikasi yaitu :
- Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.
- Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak mentah berat (heavy crude oil), biomassa, berbagai macam sampah kota (municipal waste), dan lain sebagainya.
- Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.
- Mampu mengurangi jumlah sampah padat.
- Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioksin yang berbahaya.
Reaktor adalah tempat
berlangsungnya reaksi kimia. Pada pabrik semen reaktornya umum disebut kiln,
pada industri nuklir reaktornya umum disebut reaktor nuklir, pada proses
gasifikasi reaktornya umum disebut gasifier, dan lain sebagainya. Jadi istilah
reaktor bukan hanya milik reaktor nuklir. Reaktor fixed bed adalah reaktor yang
terdapat bahan isian didalamnya. Secara sederhana, gasifier fixed bed dapat
dibayangkan seperti drum yang berisi tumpukan dedaunan kering yang kemudian
dibakar. Karena didalam gasifier tersebut ada tumpukan dedaunan, maka perlu
dihembuskan udara agar proses pembakarannya terjadi secara menyuluruh, tidak
hanya dibagian permukaan saja. Berapa jumlah udara yang harus dihembuskan tidak
boleh terlalu banyak. Karena jika udara yang dihembuskan terlalu banyak maka
yang akan terjadi adalah reaksipembakaran sempurna, padahal reaksi gasifikasi
tidak memperkenankan terjadinya reaksi pembakaran sempurna agar tidak terjadi
CO2.
Pemilihan reaktor
gasifikasi berdasarkan pada salah satu faktor penting yang diperhatikan dalam
pemodelan dan perancangan tungku yaitu aspek hidrodinamika. Sistem fluidized
bed (unggun terfluidisasi) mempunyai hidrodinamika lebih baik dibandingkan
tungku dengan unggun tetap. Yang dimaksud dengan hidrodinamika sistem fluidized
bed adalah efektifitas dari pergerakan dan interaksi gas dan partikel didalam
ruang reaktor (Basu, 2006).
DAFTAR PUSTAKA :
Basu, P., 2006. Combustion and Gasification in Fluidized Beds, USA : CRC Taylor and
Francis Group.
Ramirez, J.J., Martinez, J.D., and
Petro, M.A., 2007. Basic Design of A
Fluidized Bed Gasifier for Rice Husk on a Pilot Scale, Latin American
Applied Research, Vol. 37:299-306.
Rezaiyan, J. And Cheremisinoff, N. P.,
2005. Gasification Technologies: A Primer
for Engineers and Scientists, USA : Taylor & Francis Group LCC.
Suyitno, T., 2008. Teknologi Gasifikasi Biomasa untuk Penyediaan Listrik dan Panas Skala
Kecil Menengah, Dalam Kumpulan Potret Hasil Karya IPTEK, Surakarta : UNS
Press.
Wahyu, H., Djunaedi, I., Sugiyanto., and
Utomo, Y.S., 2012. Perancangan dan
Pengembangan Model Reaktor Circulating Fluidized untuk Gasifikasi Biomassa,
Pusat Penelitian Fisika (Research Centre fo Physics), Bandung: Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.