@D09-Huda, @Proyek-B03
Oleh : Muhammad Huda
Batubara
Tercairkan
Batubara
sebagai energi
Batubara adalah batuan sedimen yang secara kimia dan
fisika adalah heterogen dan mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan.
Pemanfaatan
Batubara
Dewasa ini penggunaan batubara di dalam negeri
adalah sebagai sumber energi panas dan bahan bakar, terutama dalam pembangkit
tenaga listrik dan industri semen serta dalam jumlah yang terbatas pada
industri kecil, seperti pembakaran batu gamping, genteng , sebagai reduktor dan
industri pelabuhan timah dan nikel.
Batubara
sebagai bahan bakar minyak
Secara umum batubara Indonesia termasuk bahan bakar.
Pengubahan batubara dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui pembuatan
gas atau gasifikasi dan pencairan batubara atau liquifaksi (coal liquefaction).
Proses liquifaksi tujuannya adalah mengubah batubara
menjadi minyak. Penelitian oleh SASOL (perusahaan yang mengurusi pencairan
batubara) di Afrika Selatan telah berhasil mengubah batubara menjadi minyak
(Gasoline, Diesel, Jet Fuel ), gas maupun bahan kimia lainnya sehingga Afrika
Selatan telah “survive” mengatasi masalah BBM 50 persen kebutuhan BBM Afrika
dipasok dari Pabrik Pencairan Batubara.
Terdapat dua metode untuk mengkonversi batubara menjadi
bahan bakar cair:
- Direct liquefaction. Pada metode ini, batubara dilarutkan pada temperatur dan tekanan tinggi. Proses ini sangat efisien, namun produk cair membutuhkan pemurnian lebih jauh untuk dapat menghasilkan karakteristik bahan bakar yang bagus.
- Indirect liquefaction. Pada metode ini, batubara digasifikasi untuk membentuk syngas (campuran hidrogen dan karbon monoksida). Syngas tersebut selanjutnya dikondensasi dengan menggunakan katalis (tahap Fischer-Tropsch) untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Adapun kelas dan jenis batubara
sebagai berikut :
Berdasarkan
tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu,
batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus,
lignit dan gambut.
·
Antrasit adalah
kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang
dari 8%.
·
Bituminus mengandung
68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas
batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
·
Sub-bituminus mengandung
sedikit karbon dan banyak air, dan oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminus.
·
Lignit atau
batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75%
dari beratnya.
·
Gambut, berpori
dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
Sumber Daya Batubara
Batubara makin hari makin menjadi komoditas yang
penting karena meningkatnya kebutuhan energi. Tahun 1999 sumber daya batubara
mencapai 38,9 miliar ton dan hasil survey sampai tahun 2003 sumber daya
batubara mencapai 57,85 miliar ton dan angka ini akan bertambah karena masih
terus dilakukan ekplorasi di daerah yang baru. Sumber daya batubara Indonesia
terdapat di Sumatera 45 persen, Kalimantan 54 persen, sisanya adalah Jawa,
Sulawesi dan Irian Jaya.
Dampak Batubara terhadap lingkungan
1. Pencemaran
air
Permukaan
batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air
menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai, tumbuhan,
dan biota air yang sensitive terhadap perubahan pH yang drastis.
2. Pencemaran
udara
Polusi/pencemaran
udara yang kronis sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut logika udara
kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan ikut andil
dalam merangsang penyakit pernafasan seperti influensa,bronchitis dan pneumonia
serta penyakit kronis seperti asma dan bronchitis kronis.
3. Pencemaran
Tanah
Penambangan
batubara dapat merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil tanah genetic, menggantikan
profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan habitatnya, degradasi
kualitas udara, mengubah pemanfaatan lahan dan hingga pada batas tertentu dapat
megubah topografi umum daerah penambangan secara permanen.
Sumber :
·
Ir Irwan. 9
Agustus 2008. Dalam http://artikelbiboer.blogspot.co.id/2009/12/batubara-cair-sebagai-energi-alternatif.html
·
Cindy Malfica dan Uswatun Khasanah.28
February 2014. Dalam https://ugmmagatrika.wordpress.com/2014/02/28/batubara-cair-solusi-ketahanan-energi-yang-bersahabat/
·
Sulistiyono. 2 april 2013. Dalam http://godamaiku.blogspot.co.id/2013/04/tentang-batubara-about-coal.html
·
Erni Yusnita. Febuari 6 2016. Dalam https://uwityangyoyo.wordpress.com/2016/02/06/dampak-penambangan-batu-bara-terhadap-lingkungan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.