Proses pembentukan
Minyak bumi
adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu
daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut biasanya berupa
laut,batas lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di daratan.
Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi hidrokarbon banyak
ditemukan pada bagian air laut dalam. Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata
rata di dunia ini sekitar 20 - 55
derajat celsius per kilometer. Sedangkan habitat minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 - 150 °C yang biasanya berada pada kedalaman 1.5 – 3 km. Pada kedalaman 3 – 6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada minyak. Untuk kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut. minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin lama batuan tersebut terendapkan dan tertimbun material di atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini mengakibatkan nilai porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka fluida tersebut bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida disebut sebagai batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis, yaitu akibat perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam jebakan lalu berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh.
derajat celsius per kilometer. Sedangkan habitat minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 - 150 °C yang biasanya berada pada kedalaman 1.5 – 3 km. Pada kedalaman 3 – 6 km batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada minyak. Untuk kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut. minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena semakin lama batuan tersebut terendapkan dan tertimbun material di atasnya, maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini mengakibatkan nilai porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka fluida tersebut bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat meloloskan fluida disebut sebagai batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis, yaitu akibat perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam jebakan lalu berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh.
Komposisi
Minyak bumi
hanya berisi minyak mentah saja, tetapi dalam penggunaan sehari-hari ternyata
juga digunakan dalam bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas lainnya.Jenis
hidrokarbon yang terdapat pada minyak bumi sebagian besar terdiri dari alkana,
sikloalkana, dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian
kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur, ditambah
beberapa jenis logam seperti besi, nikel, tembaga, dan vanadium. Jumlah
komposisi molekul sangatlah beragam dari minyak yang satu ke minyak yang lain
tetapi persentase proporsi dari elemen kimianya dapat dilihat di bawah ini:
Komposisi elemen berdasarkan berat :
Elemen Rentang
persentase
Karbon 83 sampai 87%
Hidrogen 10
sampai 14%
Nitrogen 0.1
sampai 2%
Oksigen 0.05
sampai 1.5%
Sulfur 0.05
sampai 6.0%
Logam < 0.1%
Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam
minyak mentah. Persentase relatif setiap molekul berbeda-beda tiap lokasi
minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap minyak.[5]
Komposisi molekul berdasarkan berat
Hidrokarbon Rata-rata Rentang
Parafin 30% 15 sampai 60%
Naptena 49% 30 sampai 60%
Aromatik 15% 3 sampai 30%
Aspaltena 6% sisa-sisa
Penggunaan
Struktur
kimia dari minyak bumi sangat heterogen, terdiri dari banyak rantai hidrokarbon
dengan panjang yang berbeda-beda. Maka dari itu, minyak bumi dibawa ke tempat
pengilangan minyak sehingga senyawa-senyawa hidrokarbon ini bisa dipisahkan
dengan teknik distilasi dan proses kimia lainnya. Hasil penyulingan minyak
inilah yang digunakan manusia untuk berbagai macam kebutuhan, misal :
Alkena (olefin), dapat diproduksi menjadi plastik
atau senyawa lain.
Pelumas (oli mesin dan gemuk).
Wax, digunakan dalam pengepakan makanan beku.
Sulfur atau Asam sulfat. Merupakan senyawa
penting dalam industri.
Tar.
Aspal.
Kokas minyak bumi, digunakan sebagai bahan bakar
padat.
Parafin wax.
Petrokimia aromatik, digunakan sebagai campuran
pada produksi bahan-bahan kimia lainnya.
Jenis
produk paling umum dari penyulingan minyak bumi adalah bahan bakar. Jenis-jenis
bahan bakar itu antara lain (dilihat dari titik didihnya) :
Nama bahan bakar Titik
didih oC
Elpiji (LPG) -40
Butana -12
sampai -1
Bensin -1
sampai 180
Bahan bakar jet 150
sampai 205
Minyak tanah 205
sampai 260
Minyak bakar 205
sampai 290
Diesel 260
sampai 315
Referensi
Hubungan minyak bumi https://www.google.com/search?q=hubungan+minyak+bumi&client=firefox-b-ab&biw=1366&bih=657&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwiOrbKVltPRAhVHgLwKHaUzC-0Q_AUIBygC#tbm=isch&q=mint+map+minyak+bumi&imgdii=tFuuSoHfwndYuM%3A%3BtFuuSoHfwndYuM%3A%3B6I6F3FNgb3VQRM%3A&imgrc=tFuuSoHfwndYuM%3A
http://infostudikimia.blogspot.co.id/2017/01/materi-2-kimia-kontekstual-bagian.html#comment-form
http://nyomanchandra.blogspot.co.id/2015/07/makalah-kimia-minyak-bumi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.