Partikel
Dasar Atom
Pengetahuan imuwan tentang
atom bukan berdasarkan pengamatan lagsung terhadap atom,sebab aom terlalu kecil
untuk dapat diamati dan diukur secara langsung. Diameter atom diyakini sekira
30 sampai 150 pm. Dengan alat pembesar apapun atom belum dapat diamati, tetapi
gejala yang ditimbulkan oleh atom itu yang dapat diukur, seperti jejak
atom,nyala,difraksi, dan yang lainnya. Sampai saat ini, teori atom yang paling
mutakhir adalah berdasarkan teori mekanika kuantum dengan berbagai asumsi dan
teorema.
- Partikel Sub Atom
Atom dibangun
oleh partikel-partikel sub atom,yaitu elektron,proton dan neutron. Proton dan
neutron berada dalam inti atom, sedangkan elektron berada dalam ruang keboleh
jadian di sekeliling inti atom. Berikut massa dan muatan partikel sub atom :
Massa proton dan neutron
hampir sama, sedangkan massa elektron jauh lebih kecil. Muatan elektron dan
proton sama tetapi berbeda tanda, sedangkan neutron tidak bermuatan. Untuk
menyatakan massa sub atom, massa proton dan massa neutron dikukuhkan sama
dengan satu sedangkan massa elektron 1/1840 kali massa proton karena massa
elektron jauh lebih kecil dibandingkan massa proton, maka massa elektron dapat
diabaikan terhadap massa proton. Untuk menyatakan muatan partikel sub atom,
muatan proton dikukuhkan sama dengan positif satu, sedangkan muatan elektron
sama dengan proton tetapi berlawanan tanda, yaitu negatif satu. Neutron
merupakan partikel sub atom yang tidak bermuatan, massanya lebih besar sedikit
dari massa proton.
- a. Penemuan Elektron
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897.
Penemuan elektron diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William
Crookes. Kemudian J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini
dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini merupakan partikel, sebab dapat
memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan anode.
Tabung sinar katode
Sifat sinar katode,
antara lain:
1. merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju
anode;
2. merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat
memutar baling-baling;
3. bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub
listrik positif;
4. dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.
Dari hasil percobaan tersebut, J.J. Thomson menyatakan
bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom yang bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut elektron.
J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara
muatan dengan massa elektron (e/m) sebesar 1,76 × 108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan
dari Universitas Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron
sebesar 1,6 × 10-19 C. Dengan demikian, maka
harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan
massa elektron (e/m).
Nilai e/m = 1,76 x 108 C/g, maka
Massa 1 elektron = 9.11 x 10-28 g
Setelah penemuan elektron, maka model atom Dalton tidak dapat
diterima lagi. Menurut J.J. Thomson, atom merupakan partikel yang bersifat
netral. Karena elektron bermuatan negatif maka harus ada partikel lain yang
dapat menetralkan muatan negatif tersebut yaitu partikel yang bermuatan
positif. Dari penemuannya tersebut, J.J. Thomson mengemukakan teori atomnya
yang dikenal dengan teori atom Thomson, yaitu:
Model Atom Thomson
Atom merupakan bola
pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang bermuatan
negatif. Karena tersebarnya elektron-elektron di dalam atom bagaikan kismis,
sehingga disebut juga model atom roti kismis.
- a. Penemuan Proton
Dengan ditemukannya
elektron oleh Thomson, para ahli semakin yakin bahwa atom tersusun oleh
partikel-partikel yang lebih kecil. Pada tahun 1886, Eugen Goldstein
memodifikasi tabung sinar katode dengan melubangi lempeng katodenya dan gas
yang berada di belakang lempeng katode menjadi berpijar. Peristiwa tersebut
menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang menerobos lubang pada
lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar positif.
Sifat sinar anode, antara lain:
1. merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar baling-baling;
2. dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negatif, jadi
merupakan radiasi bermuatan positif;
3. partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel
terkecil diperoleh dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut proton.
Massa 1 proton = 1
sma = 11,16 × 10-24 gram
Muatan 1 proton =
+1 = 1,6 × 10-19 C
Pada tahun 1910,
Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest
Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui kedudukan
partikel-partikel di dalam atom. Percobaan mereka dikenal dengan hamburan sinar
alfa terhadap lempeng tipis emas.
Dari pengamatan
mereka, didapatkan fakta bahwa partikel yang ditembakkan pada lempeng logam
emas yang tipis, sebagian besar diteruskan, dan ada sebagian kecil yang
dibelokan bahkan ada juga beberapa di antaranya yang dipantulkan. Hal tersebut
sangat mengejutkan bagi Rutherford. Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori
atom Thomson. Partikel yang terpantul tersebut diperkirakan telah menabrak
sesuatu yang padat di dalam atom. Dengan demikian atom tersebut tidak bersifat
homogen seperti digambarkan oleh Thomson. Bahkan menurut pengamatan Marsden,
diperoleh fakta bahwa satu di antara 20.000 partikel akan membelok dengan sudut
90o bahkan lebih.
Percobaan Rutherford. Penembakan lempeng logam
tipis
Emas dengan sinar
Berdasarkan gejala-gejala tersebut,
diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1. Atom bukan merupakan bola pejal,
karena hampir semua partikel diteruskan. Berarti, sebagian besar volume atom merupakan
ruang kosong.
2. Partikel yang mengalami pembelokan
ialah partikel yang mendekati inti atom. Hal tersebut disebabkan keduanya
bermuatan positif.
3. Partikel yang dipantulkan ialah
partikel yang tepat menabrak inti atom.
Berdasarkan
fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan
model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang sangat
kecil dan bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan
negatif. Jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi
inti, sehingga atom bersifat netral. Rutherford juga menduga bahwa di dalam
inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi untuk mengikat
partikel-partikel positif agar tidak saling menolak.
- c. Penemuan Neutron
Percobaan Rutherford yang
berhasil menemukan proton dan inti atom masih menyimpan misteri. Jika atom
tersusun atas proton dan elektron, jumlah massa proton dan elektron seharusnya
sama dengan massa atom. Namun, fakta saat itu justru memberikan informasi bahwa
jumlah massa proton dan elektron lebih kecil dari massa atom.
Para ilmuan menduga dalam
inti atom masih terdapat partikel dengan muatan netral dan beratnya merupakan
selisih antara massa atom dan jumlah massa proton dan elektron. Dua puluh tahun
kemudian, misteri itu akhirnya terkuak, James Chadwick, seorang ilmuan Inggris
berhasil menemukan partikel neutron pada tahun 1932.
Chadwick mengamati bahwa
berilium yang ditembak dengan partikel α memancarkan suatu partikel yang
mempunyai daya tembus yang sangat tinggi dan tidak dipengaruhi oleh medan
magnet maupun medan listrik. Partikel ini diberi nama neutron. Sifat-sifat
neutron adalah :
·
Tidak bermuatan karena sinar neutron dalam medan listrik
ataupun medan magnet tidak dibelokkan ke kutub positif dan negatif.
·
Mempunyai massa yang hampir sama dengan massa atom, yaitu
1,675 x 10-24 g atau 1,0087 sma.
2. Penemuan Nomor Atom dan Nomor Massa
Pada tahun
1914, Henry Moseley melakukan percobaan penembakan suatu anoda dengan sinar
katoda. Penembakan itu menghasilkan sinar-X dengan panjang elombang berbeda
untuk setiap unsur yang dijadikan anoda. Moseley menemukan, umumnya panjang
gelombang sinar-X berkurang dengan naiknya nomor massa unsur logam, tetapi tidak
semua logam yang diuji mengikuti keteraturan ini, sehingga disimpulkan bahwa
panjang gelombang sinar-X bukan fungsi dari nomor massa atom.
Pada
pengamatan lain, Moseley menyatakan bahwa panjang gelombang sinar-X berkurang
sejalan dengan meningkatnya nomor atom unsur yang dijadikan anoda, dimana nomor
atom unsur menyatakan jumlah proton dalam inti atom. Berdasarkan fakta itu
disimpulkan bahwa nomor atom adalah sifat dasar atom yang menunjukkan jumlah
proton dalam inti.
Daftar Pustaka :
- Sugeng,Mas.2012.Penemuan Elektron.GIPeng.http://gipeng.blogspot.co.id/2012/07/penemuan-elektron-dan-model-atom-thomson.html
- Sugeng,Mas.2012.Penemuan Proton.GIPeng.http://gipeng.blogspot.co.id/2012/07/penemuan-proton.html
- Bif.2010.Penemuan Neutron.http://belajar-fun.blogspot.co.id/2012/09/penemuan-neuron-oleh-chadwick.html
- Sunarya,Yayan.2010.Partikel Dasar Atom.Yrama Widya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.