Oleh : ANDIKA FERNANDA
A. Pengertian dan Jenis-jenis
Koloid
Kloid adalah suatu bentuk
campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar).
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita
sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
PERBEDAAN
LARUTAN SEJATI, SISTEM KOLOID, DAN SUSPENSI KASAR.
Larutan
(Dispersi
Molekuler)
|
Koloid
(Dispersi
Koloid)
|
Suspensi
(Dispersi
Kasar)
|
Contoh: larutan gula dalam air
|
Contoh: campuran susu dengan air.
|
Contoh: campuran tepung terigu
dengan air.
|
|
|
|
JENIS-JENIS KOLOID
Berdasarkan fase terdispersi maupun
fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase
Terdispersi
|
Pendispersi
|
Nama
koloid
|
Contoh
|
Gas
|
Gas
|
Bukan koloid, karena gas bercampur
secara homogen
|
|
Gas
|
Cair
|
Busa
|
Buih, sabun, ombak, krim kocok
|
Gas
|
Padat
|
Busa padat
|
Batu apung, kasur busa
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Obat semprot, kabut, hair spray di
udara
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Air santan, air susu, mayones
|
Cair
|
Padat
|
Gel
|
Mentega, agar-agar
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Debu, gas knalpot, asap
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Cat, tinta
|
Padat
|
Padat
|
Sol Padat
|
Tanah, kaca, lumpur
|
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat
atau cair yang terdispesi dalm gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi
berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang tyerdispersi berupa zat
cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk
aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk,
parfum, cat semprot, dan lain-lain.
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat
yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Sistem koloid dari cair yang
terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi adalah
kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi terbeentuk karena
adanya pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam susu dan kuning
telur dalam mayonise.
3. Buih
Sistem koloid dari gas yang
terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya emulsi, untuk
menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan
protein.
4. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara
padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel
sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinysa mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang
agak padat.
Berdasarkan sifat keelastisitasnya,
gel dapat dibagi menjadi:
1.Gel elastis
Gel yang bersifat elastis, yaitu
dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya
ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
2. Gel non-elastis
Gel yang bersifat tidak elastis,
artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.
B. Sifat Koloid
- Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan
cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat
terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga
langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam
ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
- Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel
koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan
antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang
terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
- Adsorbsi Koloid
Adsorsi koloid adalah penyerapan zat
atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorsi digunakan dalam proses: pemutihan
gula tebu, Norit, dan penjernihan air. Contoh: koloid antara obat diare dan
cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare
- Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan
ion yang terserap permukaan koloid.Elektroforesis adalah gerakan partikel
koloid karena pengaruh medan listrik.
Partikel koloid mempunyai kemampuan
menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel
koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini di
sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai
muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan
arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak
menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi
penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang
dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk
menggumpalkan debunya.
- Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan
koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air
yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan
koagulasi:
Ø Perubahan suhu.
Ø Pengadukan.
Ø Penambahan ion dengan muatan
besar (contoh: tawas).
Ø Pencampuran koloid positif
dan koloid negatif.
- Koloid Pelindung
Sistem koloid di mana partikel
terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang
bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya
absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang
stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah
terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil
jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini
penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
- Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.
- Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.
- Dialisis
Pada pembuatan koloid, sering kali
terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kesetabilan koloid tersebut. Ion-ion
pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis.
Dalam proses ini, sistem koloid
dimasukkan kedalam kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam
bejana yang berisi air mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari
selaput semipemeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan
partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan
koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama
air.
PERBANDINGAN SIFAT SOL LIOFIL DAN
SOL LIOFOB
Sifat-Sifat
|
Sol
Liofil
|
Sol
Liofob
|
Pembuatan
|
Dapat dibuat langsung dengan
mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
|
Tidak dapat dibuat hanya dengan
mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
|
Muatan partikel
|
Mempunyai muatan yang kecil atau
tidak bermuatan
|
Memiliki muatan positif atau
negative
|
Adsorpsi medium pendispersi
|
Partikel-partikel sol liofil
mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya
lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga
menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
|
Partikel-partikel sol liofob tidak
mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel
ion yang bermuatan listrik
|
Viskositas (kekentalan)
|
Viskositas sol liofil >
viskositas medium pendispersi
|
Viskositas sol hidrofob hampir
sama dengan viskositas medium pendispersi
|
Penggumpalan
|
Tidak mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit
|
Mudah menggumpal dengan penambahan
elektrolit karena mempunyai muatan.
|
Sifat reversibel
|
Reversibel, artinya fase
terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat
diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.
|
Irreversibel artinya sol liofob
yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
|
Efek Tyndall
|
Memberikan efek Tyndall yang lemah
|
Memberikan efek Tyndall yang jelas
|
Migrasi dalam medan listrik
|
Dapat bermigrasi ke anode, katode,
atau tidak bermigrasi sama sekali
|
Akan bergerak ke anode atau
katode, tergantung jenis muatan partikel
|
- Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid Liofil adalah koloid yang
mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid. Contoh:
agar-agar.
Koloid Liofob adalah kolid yang
tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus
bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi
dari elektrolit.
Koloid
Liofil
|
Koloid
Liofob
|
|
|
Kesimpulan
Kloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak
antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan
erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah
adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah
sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga
merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil”
(seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda
dengan larutan; larutan bersifat stabil.
DAFTAR
PUSTAKA
https://rahmiola.wordpress.com/kimia-kelas-xi/sistem-koloid/,
Blog at WordPress.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.