Polusi air tanah
sebagai akibat dari limbah industri dan rumah tangga
Manusia adalah makhluk yang memiliki
akal dan pikiran, oleh karena itu peranannya dalam mengelola lingkungan sangat
besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan
yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya.
Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat manusia mulai
mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan,
harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui
industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu
mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat
antara lain:
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan
semakin besar, baik macam maupun jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan.
Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang
dapat mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami
(insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan
Penyebab
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih
dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan
oleh pencemaran air.Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah
sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan,
sisa-sisa bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak
tanah yang ditimbun dalam tanah)
2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK,
sampah padatan seperti plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti
detergen dan sampah organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
·
Pencegahan dan
penanggulangan
Penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk buatan pabrik merupakan alternatif tepat untuk mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan pospat. Kompos dan pupuk organik di samping dapat memulihkan kandungan mineral dalam tanah juga dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah serta mencegah eutrofikasi. Demikian juga
pemanfaatan musuh alami dan parasitoid
dalam
pemberantasan hama lebih aman bagi lingkungan. Hama pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak
menimbulkan residu pestisida dalam tanah dan dalam tubuh tanaman. Pertanian organik sudah dikembangkan di
negaranegara maju. Di samping menghasilkan
produk yang aman
bagi lingkungan dan kesehatan, produk pertanian organik memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Dalam menangkap ikan dihindari penggunaan racun dan bahan peledak. Penggunaan jala dan pancing di samping lebih higienis juga tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan, kelangsungan regenerasi ikan juga dapat berlangsung baik. Mengupayakan pencegahan kebocoran instalasi pengeboran minyak lepas pantai, kebocoran
tanker minyak yang dapat
menimbulkan tumpahan minyak di laut. Jika terjadi tumpahan minyak
di pantai harus segera dibersihkan sebelum
menimbulkan dampak lebih luas. Pembangunan kawasan
industri sebaiknya disertai dengan perencanaan AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Selain hal
tersebut kawasan industri harus memenuhi syarat telah
memiliki instalasi pengolahan limbah,
jauh
dari pemukiman warga, serta seminimal mungkin menghasilkan limbah. Limbah cair dari pabrik sebaiknya disaring, diencerkan, diendapkan dan dinetralkan dulu sebelum dibuang ke sungai. Demikian pula rumah sakit dan peternakan sebaiknya memiliki bak penampungan limbah (septick tank) untuk menampung limbah yang dihasilkan. Untuk mencegah terjadinya
banjir dan erosi lapisan tanah diupayakan dengan
gerakan penghijauan, reboisasi, pembuatan jalur hijau, mempertahankan areal resapan air pada kawasan-kawasan penyangga. Pembuatan sengkedan dan terasering pada lahan miring juga dapat memperkecil laju erosi, yang akhirnya dapat mengurangi tingkat pencemaran karena erosi lapisan tanah.
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.