Deskripsi Stoikiometri
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari
hubungan kuantitatif dalam suatu reaksi kimia. Kata Stoikiometri berasal dari
kata Yunani stoicheion yang berarti unsur dan kata metron yang berarti
pengukuran.
Stoikiometri berhubungan dengan segala sesuatu aspek kuantitatif, komposisi, dan reaksi kimia dengan cara perhitungan kimia untuk menimbang dan menghitung spesi-spesi kimia.
Stoikiometri berhubungan dengan segala sesuatu aspek kuantitatif, komposisi, dan reaksi kimia dengan cara perhitungan kimia untuk menimbang dan menghitung spesi-spesi kimia.
1.
Stoikiometri Reaksi
Stoikiometri merupakan bidang kajian ilmu kimia, yang mempelajari
hubungan kuantitatif zat-zat kimia yang terlibat dalam reaksi kimia.
CONTOH
: 2H2 +
O2 H2O
Persamaan kimia
ini menandung makna :
2 molekul H2 +
1 molekul O2
2 molekul H2O
Atau
2 n molekul H2 + n molekul O2
2 n molekul H2O
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa koefisien reaksi pada persamaan kimia menunjukkan
Perbandingan jumlah mol zat-zat yang bereaksi dan zat hasil reaksi.
2. Stoikiometri Larutan
Pada
stoikiometri larutan diantara zat – zat yang terlibat reaksi sebagian atau
seluruhnya berada dalam bentuk larutan. Beberapa ungkapan untuk menyatakan
konsentrasi suatu larutan seperti %
massa dan % volume berdasarkan massa zat, sedangkan untuk menyatakan
konsentrasi atau kepekaan suatu larutan pada umumnya menggunakan konsep mol.
Reaksi kimia bisanya berlangsung
antara dua campuran zat bukannya antara dua zat murni. Satu bentuk yang paling
lazim dari campuran adalah larutan. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung
dalam larutan air. Sebagi contoh, cairan tubuh baik tumbuhan maupun hewan
merupakan larutan dari berbagai jenis zat. Dalam tanah pun reaksi pada umumnya
berlangsung dalam lapisan tipis larutan yang diadopsi pada padatan.
Perhitungan kimia untuk reaksi yang berhubungan dalam larutan disebut juga stokiomeri. Di dalam stokiometri larutan, materi-materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
Perhitungan kimia untuk reaksi yang berhubungan dalam larutan disebut juga stokiomeri. Di dalam stokiometri larutan, materi-materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
4.1 Sifat-sifat Berbagai Macam Zat yang Terkait dengan Reaksi dalam
Larutan Elektrolit.
4.1.1. Jenis Zat yang Direaksikan
4.1.1.1. Asam
Terkait dengan pelarut air, maka pengertian asam dan basa umumnya dikaitkan dengan teori asam basa Arrhenius. Jadi asam adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion H+ dan ion sisa asam.
Contoh : HCl dan H2SO4 yang mengion sebagai berikut :
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq) H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)
HCN(aq) ↔ H+(aq) + CN-(aq) CH3COOH ↔ H+(aq)+ CH3COO-(aq)
4.1.1.2. Basa
Zat yang dalam air menghasilkan ion OH- dan suatu kation logam.
Contoh : NaOH dan Ca(OH)2
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2 → Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
NH4OH ↔ NH4+ + OH-(aq)
4.1.1.3 Garam
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.
Contoh NaCl, Ca(NO3)2
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Ca(NO)2(aq) → Ca2+(aq) + 2NO3-(aq)
4.1.1.4. Oksida Basa dan Oksida Asam
Senyawa yang tersusun dari suatu unsur dengan oksigen disebut oksida. Bergantung pada jenis unsurnya (logam atau non logam). Oksida dapat dibedakan atas oksida logam dan oksida non logam. Oksida logam cenderung berifat asam.
a)
Molaritas (M)
Molaritas adalah
satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut perliter
larutan, dilambangkan dengan huruf M. Secara sistematis dapat diungkapkan
dengan persamaan
Jumlah
Mol
Molar (M) = V larutan
b) Pengenceran larutan
Untuk tujuan ini perlu mengetahui hubungan molaritas larutan sebelum dan
sesudah pengenceran.
Rumus pengenceran M1
x V1 = M2 x V2
M1 = Molaritas Larutan Sebelum Pelarutan
V1 = Volume Larutan Sebelum Pelaturan
M2 = Molaritas Larutan Sesudah Pelarutan
V2 = Volume Larutan Sesudah Pelarutan
3. Stoikiometri Gas
Jenis stoikiometri ialah berkaitan dengan suatu reaksi
yang melibatkan gas, yang mana gas berada pada suatu suhu, tekanan dan
juga volume yang dikenal dan juga dapat dianggap gas ideal. Untuk gas,
perbandingan volume idealnya tersebut sama dengan hukum gas ideal,
Namun rasio massa reaksi tunggal tersebut harus dihitung dari massa
molekul reaktan serta juga produk,yang mana massa molekul ialah massa
1(satu) molekul zat.
Gas ideal ialah suatu gas teoretis yang terdiri
dari 1(satu) set partikel yang bergerak acak, tanpa-berinteraksi yang mematuhi
suatu hukum gas ideal. Hukum gas ideal ialah suatu persamaan keadaan gas
ideal. Persamaan hukum
“PV = nRT,
yang mana P ialah tekanan, V ialah volume dan juga T
ialah temperatur absolut, n ialah mol gas dan juga R
ialah konstanta gas universal”.
4. Perhitungan Kimia
Stoikiometri juga menyangkut
perbandingan atom antar unsur-unsur dalam suatu rumus kimia, misalnya
perbandingan atom H dan atom O dalam molekul H2O. Kata stoikiometri berasal
dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya unsur dan metron yang berarti
mengukur. Seorang ahli Kimia Perancis, Jeremias Benjamin Richter (1762-1807)
adalah orang yang pertama kali meletakkan prinsip-prinsip dasar stoikiometri.
Menurutnya stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif
atau pengukuran perbandingan antar unsur kimia yang satu dengan yang lain.
Banyak
permasalahkan stoikiometri yang harus dipahami terutama bagi mereka yang
bekerja sebagai analisis kimia di industri atau laboratorium. Stoikiometri
merupakan dasar dalam perhitungan kimia, sehingga perlu pemahaman yang benar,
utuh dan menyeluruh. Perubahan Massa dan Mol. Jumlah Mol suatu
zat A dari massa zat A dapat ditentukan dengan
menggunakan massa molar, Pengubahan Volume dan Massa
Melalui Kerapatan Kerapatan atau
massa jenis didefinisikan sebagai massa per volume yang diketahui atau mencari volume massa dan kerapatan yang diketahui :
Massa
= kerapatan x volume atau volume = massa/kerapatan
Banyak permasalahan dalam stoikiometri dianggap
sukar. Kata kunci stoikiometri adalah mengubah satuan suatu zat (baik gram ,
volume , atau jumlah partikel ) menjadi Mol.
1.
Mol
Mol adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah suatu atom,
molekul, ataupun ion.
“satu mol adalah jumlah partikel yang terkandung dalam
suatu zat yang jumlahnya sama dengan partikel yang terdapat dalam 12 gram atom
C-12.”
Banyak etom yang terdapat dalam 12 gram C-12 adalah 6,02x1023
partikel yang disebut dengan tetapan Avogadro dan dinyatakan dengan huruf L
(awalan nama Loschmid).
Dalam ketentuan tersebut, partikel dapat berupa atom, molekul, maupun ion.
Jumlah partikel suatu zat (x) bergantung pada jumlah mol (n) zat tersebut.
2.
Massa Molar
Massa 11 mol zat sering disebut massa molar. Massa molar berkaitan dengan
Ar atau Mr dari suatu zat.
Dengan memahami contoh diatas, kalian mengatahua bahwa:
-
Massa molar untuk partikel yang berupa atom = Ar gram mol-1
-
Massa molar untuk partikel yang berupa molekul = Mr gram mol-1
3.
Volum Molar
Volume molar adalah volume suatu mol zat yang berwujud gas.
Volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, sehingga untuk menentukan
volume gas, kita harus mengetahui suhu (T) dan tekanan (P) gas tersebut.
Kondisi suhu 0OC dan tekanan 1 atm disebut keadaan standar (Standard
Temperature and Pressure atau STP).
“pada suhu 0OC dan tekanan 1 atm (STP),
volume 1 mol setiap gas adalah = 22,4 Liter (volum molar gas”
Untuk menghitung volume (V) suatu gas pada suhu 0OC dan tekanan
1 atm (STP), kita harus mengalikan jumlah mol (n) dengan volume molar (Vm).
Ditulis:
Nah untuk keadaan tidak standar, dapat dihitung menggunakan:
4.
Menentukan Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Ruus empiris menunjukan perbandingan jumlah atom-atom penyusun yang
dinyatakan dalam bilangan bulat positif.
Sementara itu, rumus molekul menunjukan jumlah atom-atom dalam senyawa dan
merupakan kelipatan dari rumus empiris.
Daftar pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.