Oleh Samsul Hadi - Formalin merupakan zat yang banyak digunakan dalam industri
baik skala kecil maupun besar. Formalin digunakan untuk mengawetkan
barang-barang peninggalan sejarah ataupun benda-benda yang perlu diawetkan guna
diambil manfaatnya serta digunakan untuk membersihkan peralatan rumah tangga
seperti cairan pelembut baju, cuci piring, pembersih karpet, perawatan sepatu,
serta mengawetkan jenazah.
Namun belakangan ini fenomena penggunaan formalin mulai
bergeser dan menyimpang dari fungsi awalnya, formalin digunakan untuk
mengawetkan bahan makanan yang jelas sangat berbahaya bagi siapa saja yang
mengkonsumsinya.
Penyebab permasalahan timbulnya penggunaan formalin pada
bahan makanan diantaranya karena pedagang ingin untung besar, kurangnya
pengetahuan, harga formalin sangat murah sekali, konsumen yang mudah tergiur
makanan murah tanpa diketahui kualitasnya, makanan dan minuman berformalin
sulit dibedakan secara kasat mata, penjualan bahan kimia yang mudah di dapat
oleh masyarakat kita, kurangnya pengawasan dari pemerintah khususnya badan
pangan yang harusnya bsa memantau perdaran makanan yang mengandung bahan-bahan
yang berbahaya.
Padahal formalin merupakan 10 bahan tambahan yang dilarang
penggunaannya. Hal tersebut telah tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No 1168/1999.
"Formalin sangat reaktif di tubuh manusia, kalau kita lihat
binatang diawetkan dengan formalin, hasilnya awet. Jika tubuh kita terkena
formalin akan sensitif, jika terakumulasi akan bahaya," ujar Zainal Alim
Mas'ud, Kepala Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor dalam acara B29
Dishwash Formalin Free. (http://food.detik.com)
Penggunaan formalin pada bahan makanan bertujuan untuk
membuat makanan menjadi awet lebih lama dan menjadikan bahan makanan menjadi
lebih kenyal. Namun demikian banyak masyarakat awam yang tidak bisa membedakan
antara bahan makanan yang sudah diformalin dan bebas formalin. Penggunaan
formalin dosis tinggi dapat menyebabkan kanker karena memiliki sifat
karsinogen.
Menurut Lusiana Mustinda dalam
laman (http://food.detik.com) makanan yang berformalin
memilki ciri sebagai berikut ;
- Antara bahan makanan tidak lengket atau menempel
- Bahan makanan yang berformalin memilki bau menyengat dan bau khas formalin
- Tekstur bahan makanan kenyal namun tidak padat
- Ikan yang diformalin memilki insang gelap atau tidak merah cemerlang
- Tidak dihinggapi lalat bahkan untuk jenis daging sekalipun
Penggunaan formalin diambang batas pada tubuh manusia dapat
menyebabkan hal serius seperti dampak – dampak akut dan kronik yang dialamai
penderita, diantaranya seperti yang disebutkan oleh Handayani dari Klinik PT.
Astra Internasional Tbk (2008) ;
- Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat; seperti mata berair dan kemerahan, mual, muntah, alergi, iritasi, rasa terbakar, sakit perut dan pusing.
- Kronik: efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkontaminasi dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus berulang; mata berair, iritasi parah dan lama, ganguan pada saluran pencernaan, gangguan hati, gangguan ginjal, gangguan pankreas, gangguan system syaraf pusat, bersifat karsinogen pada makhluk hidup (menyebabkan kanker).
Solisi alternatif dunia usaha makanan dan minuman yang dapat
menghindarkan penggunaan formalin sebagai bahan pengawet diantaranya;
- Mengganti formalin dengan pengawet alami seperti pengawetan menggunakan garam, rempah-rempah, dan mendinginkan makanan dalam pendingin.
- Gunakan pewarna makanan alami seperti kunyit, wortel, buah naga, kulit kayu manis, pandan, dan lain sebagainya
- Lebih cermat dan jeli dalam memilih makanan untuk dikonsumsi yang telah terdaftar di BPOM Ri.
- Gunakan formalin sesuai fungsi asalnya yaitu untuk mengawetkan bahan non pangan.
- Pengawasan ketata dari pemerintah khususnya BPOM
- Pengadaan penyuhulhan pangan yang aman dari pemerintah kepada masyarakat Indonesia.
Daftar Rujukan Pustaka;
Mestinda, L., 2016, Ciri-Ciri Makanan Berformalin, [online],
(http://food.detik.com/read/2016/03/13/110946/3163515/900/ini-ciri-ciri-makanan-yang-memakai-formalin, diakses tanggal 30 Juli 2016)
Handayani, Dr., 2008, Bahaya Kandungan Formalin Pada
Makanan, [Pdf], (http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2008/10/formalin.pdf,
diakses tanggal 30 Juli 2016)
Sari, D.D., 2012, Penyalahgunaan Formalin Pada Makanan, [Pdf],
(http://eprints.uny.ac.id/9174/21/10%20LKPD%20Formalin%20PPT.pdf,
diakses tanggal 30 Juli 2016)
Widiyasmara, R., 2007, Penggunaan Formalin Sebagai Bahan
Pengawet Makanan (Perspektif Hukum Islam), [Pdf], (http://digilib.uin-suka.ac.id/18276/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf,
diakses tanggal 30 Juli 2016)
Purawisastra, S. & Sahara, E., 2011, THE ADSORPTION OF
FORMALDEHYDE BY SOME FOODSTUFFS AND ITS ELIMINATION BY SOAKING THEM IN HOT
WATER, [Pdf], (http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/3112,
diakses tanggal 30 Juli 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.