BERI ASI EKSKLUSIF MENCEGAH
MALNUTRISI PADA ANAK
Malnutrisi adalah
kekurangan gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) mendefinisikan malnutrisi sebagai
“ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh terhadap mereka untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi tertentu.
“ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh terhadap mereka untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi tertentu.
Menurut Badan PBB untuk
masalah anak-anak, UNICEF, penyebab malnutrisi terbagi menjadi tiga, yaitu
penyebab langsung (immediate
cause), penyebab tidak langsung (underlying
cause) dan penyebab dasar (basic
cause). Penyebab langsung
yakni kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit terutama penyakit infeksi yang memengaruhi
jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
Kurangnya
asupan makanan terjadi karena kurangnya jumlah pemberian makanan, kurangnya
kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Oleh karena
itu agar kita dapat mencegah malnutrisi atau gizi buruk dapat kita benehi dari
sektor terkecil yang dapat di lakukan oleh semua pihak, Upaya pemerintah hanyalah
mendukung dan mengatur segal hal program dan pembenehan terhadap masalah gizi,
sedangkan masyarakatlah peran utamanya.
Kemitraan yang luas antara
pemerintah Indonesia dan UNICEF mengatasi masalah gizi di kalangan anak-anak dan Aksi-aksi
masyarakat pun telah didukung dengan adanya pengalokasian anggaran tambahan, seperti
yang terjadi di desa-desa wilayah propinsi Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur,
dimana di dalamnya termasuk, mempromosikan pemberian ASI yang lebih baik,
termasuk pemberian makanan pendamping ASI, dan juga memantau status gizi
anak-anak, sebagai bagian dari rencana pembangungan lokal di wilayah mereka melalui
program-program perbaikan gizi dan pengetahuan yang lebih baik tentang praktek
makan yang sehat, kemitraan ini bertujuan untuk meraih 3,8 juta anak-anak dan
800.000 wanita hamil dan menyusui.
Angka kematian bayi dan
balita di Indonesia adalah seperempatnya sejak tahun 1990, namun laporan
terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 134.000 anak-anak di bawah usia lima tahun
meninggal dunia setiap tahunnya, dimana hal tersebut terutama disebabkan oleh
masih adanya permasalahan kesehatan dan gizi.
Beberapa cara untuk
mencegah terjadinya gizi buruk pada anak:
1) Memberikan ASI eksklusif
(hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan
dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan
umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2) Anak diberikan makanan yang
bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya.
Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang
dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak
dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai
dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke
dokter.
4) Jika anak dirawat di rumah
sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis
makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5) Jika anak telah menderita
karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk
karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah
sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak.
Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini
sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi
bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun,
biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan
muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
oleh : Muhamad Ardiansyah
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.