DIURETIK
Diuretic adalah obat apa pun yang mengangkat tingkat buang air kecil dan
dengan demikian menyediakan sarana diuresis paksa. Ada beberapa
kategori diuretik. Semua diuretik meningkatkan ekskresi air dari tubuh,
meskipun masing-masing kelas melakukannya dalam cara yang berbeda.
GOLONGAN DIURETIC
1. Diuretik : golongan
obat-obatan yang sifatnya meningkatkan produksi air kencing, digunakan
sebagai terapi pada penderita tekanan darah tinggi.
Golongan obat diuretik yang umum diresepkan contohnya HCT (hydrochlorothiazide) dan Spironolakton.
Efek samping dari penggunaan jangka panjang bisa berupa hipokalemi
(kadar kalium rendah dalam darah), dan hiperurisemia (kadar asam urat
meningkat dalam darah) Penggunaan diuretik harus dihindari pada pasien
tekanan darah tinggi disertai kencing manis (diabetes) atau pada
penderita kolesterol.
2. Hipertensi
Hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu
a. hipertensi primer
Juga disebut hipertensi ‘esensial’ atau ‘idiopatik’ dan merupakan 95%
dari kasus-kasus hipertensi. Tekanan darah merupakan hasil curah
jantung dan resistensi vaskular, sehingga tekanan darah meningkat jika
curah jantung meningkat, restensi vaskular perifer bertambah, atau
keduanya. Pada hipertensi, curah jantung cenderung menurun dan
resistensi perifer meningkat. Adanya hipertensi juga menyebabkan
penebalan dinding arteri dan arteriol, mungkin sebagian diperantari
oleh faktor yang dikenal sebagai pemicu hipertrofi vaskular dan
vasokonstriksi (insulin, katekolamin, angiotensin, hormon pertumbuhan),
sehingga menjadi alasan sekunder dari hipertensi yang sudah ada telah
menyebabkan penelitian etiologi semakin sulit dan observasi ini terbuka
untuk berbagai interpretasi.
b. hipertensi sekunder
hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat
dari adanya penyakit lain yaitu akibat penyakit jantung/ginjal,
diabetes, atau tumor dari kelenjar adrenal, obat-obatan, maupun
kehamilan.
Golongan Diuretik
Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotic
2. diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3. diuretik golongan tiazid
4. diuretik hemat kalium
5. diuretik kuat
1. Diuretik osmotik
Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :
a. Tubuli proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.
b. Ansa enle
Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula
menurun.
c. Duktus Koligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out,
kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit
yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal. Contoh dari diuretik
osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.
2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
Diuretik ini merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal
sehingga di samping karbonat , juga Na dan K di ekskresikan lebih
banyak bersama dengan air. Khasiat diuretiknya hanya lemah, setelah
beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan secara selang
seling (intermittens). Diuretic bekerja pada tubuli Proksimal dengan
cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.
Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.
3. Diuretik golongan tiazid
Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat
tetapi tertahan lebih lama (6-48 jam) dan terutama digunakan dalam
terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung (dekompensatio
cardis). Obat-obat ini memiliki kurva dosis efek datar, artinya bila
dosis optimal dinaikkan lagi efeknya (dieresis, penurunan tekanan darah)
tidak bertambah.Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ;
klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid,
politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon,
kuinetazon, dan indapamid.
4. Diuretik hemat kalium
Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus
koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan
sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton)
atau secara langsung (triamteren dan amilorida).efek obat-obat ini
hanya melemahkan dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika
lainnya guna menghemat ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi
reabsorbsi Na dan ekskresi K. proses ini dihambat secara kompetitif
(saingan) oleh obat-obat ini. Amilorida dan triamteren dalam keadaan
normal hanyalah lemah efek ekskresinya mengenai Na dan K. tetapi pada
penggunaan diuretika lengkungan dan thiazida terjadi ekskresi kalium
dengan kuat, maka pemberian bersama dari penghemat kalium ini
menghambat ekskresi K dengan kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari
magnesium dihambat.
5. Diuretik kuat
Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian
dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium,
kalium, dan klorida. Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi
agak singkat (4-6 jam). Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya
pada udema otak dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis efek curam,
artinya bila dosis dinaikkan
Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid
belajar ngeblog :))
BalasHapus