NABILA ALYA MUKHBITA (@Z-13)
ABSTRAK
Pola patahan zat padat adalah bentuk atau susunan yang
terbentuk ketika zat padat mengalami tegangan yang melebihi batas
elastisitasnya. Patahan dapat terjadi secara rapuh (brittle) atau lentur
(ductile), tergantung pada sifat material, suhu, dan kecepatan deformasi. Patahan rapuh terjadi ketika zat padat pecah tanpa mengalami perubahan
bentuk yang signifikan, sedangkan patahan lentur terjadi ketika zat padat
mengalami perubahan bentuk yang besar sebelum putus 1.
PENDAHULUAN
Elastisitas zat padat adalah kemampuan suatu benda padat untuk kembali ke
bentuk asalnya setelah diberi gaya luar dan gaya tersebut dihilangkan 2. Elastisitas zat padat dapat diukur dengan menggunakan modulus
elastisitas, yaitu suatu besaran yang menunjukkan seberapa besar tegangan yang
terjadi pada suatu benda padat ketika diberi gaya luar 234.
RUMUSAN MASALAH
- Apa
yang dimaksud dengan pola patahan zat padat?
- Apa
yang dimaksud dengan elastisits zat padat?
TUJUAN
- Untuk
memahami pengertian pola patahan zat padat
- Untuk memahami pengertian elastisitas zat padat
PEMBAHASAN
Pola patahan zat padat kimia adalah pola yang
terbentuk ketika zat padat mengalami perubahan bentuk atau ukuran akibat gaya
luar yang melebihi batas elastisitasnya. Pola patahan ini dapat memberikan informasi tentang sifat mekanik,
struktur kristal, dan ikatan kimia zat padat tersebut 12.
Secara umum, ada dua jenis pola patahan zat padat,
yaitu pola patahan rapuh dan pola patahan lentur. Pola patahan
rapuh terjadi ketika zat padat pecah secara tiba-tiba tanpa mengalami deformasi
plastis terlebih dahulu. Pola patahan ini biasanya terlihat rata, bersudut, dan
tidak beraturan. Contoh zat
padat yang memiliki pola patahan rapuh adalah kaca, keramik, dan logam dengan
struktur kristal kubik 2.
Pola patahan lentur terjadi ketika zat padat mengalami
deformasi plastis sebelum pecah. Pola patahan ini biasanya terlihat melengkung,
halus, dan beraturan. Contoh zat
padat yang memiliki pola patahan lentur adalah logam dengan struktur kristal
heksagonal, besi, dan baja
Berikut adalah contoh pola patahan rapuh dan lentur
pada zat padat:
Modulus elastisitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hooke, yaitu
F = kx, di mana F adalah gaya yang diberikan pada benda, k adalah konstanta
pegas, dan x adalah perubahan panjang atau deformasi yang terjadi pada benda 234. Modulus elastisitas dapat dinyatakan dalam satuan Pa (Pascal) atau GPa
(Gigapascal) 234.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pola patahan zat
padat adalah:
· Jenis
ikatan antara atom atau molekul dalam zat padat. Ikatan yang kuat dan kaku
cenderung menyebabkan patahan rapuh, sedangkan ikatan yang lemah dan fleksibel
cenderung menyebabkan patahan lentur.
· Struktur
kristal atau amorf dari zat padat. Zat padat yang berstruktur kristal memiliki
pola patahan yang teratur dan simetris, sedangkan zat padat yang berstruktur
amorf memiliki pola patahan yang tidak beraturan dan asimetris.
· Kehadiran
cacat atau ketidaksempurnaan dalam zat padat. Cacat seperti pori, retak,
inklusi, atau dislokasi dapat mempengaruhi kekuatan dan elastisitas zat padat,
serta menjadi titik awal atau titik lemah untuk terjadinya patahan.
· Suhu
dan kelembaban lingkungan. Suhu yang tinggi dapat menurunkan kekuatan dan
meningkatkan lentur zat padat, sedangkan suhu yang rendah dapat meningkatkan
kekuatan dan menurunkan lentur zat padat. Kelembaban dapat menyebabkan korosi
atau oksidasi pada permukaan zat padat, yang dapat mengubah sifat mekaniknya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pola patahan zat
padat dan elastisitas zat padat adalah:
· Jenis
ikatan antara atom atau molekul dalam zat padat. Ikatan yang kuat dan kaku
cenderung menyebabkan patahan rapuh dan elastisitas yang tinggi, sedangkan
ikatan yang lemah dan fleksibel cenderung menyebabkan patahan lentur dan
elastisitas yang rendah.
· Struktur
kristal atau amorf dari zat padat. Zat padat yang berstruktur kristal memiliki
pola patahan yang teratur dan simetris, serta elastisitas yang lebih tinggi
daripada zat padat yang berstruktur amorf.
· Kehadiran
cacat atau ketidaksempurnaan dalam zat padat. Cacat seperti pori, retak,
inklusi, atau dislokasi dapat mempengaruhi kekuatan dan elastisitas zat padat,
serta menjadi titik awal atau titik lemah untuk terjadinya patahan.
· Suhu
dan kelembaban lingkungan. Suhu yang tinggi dapat menurunkan kekuatan dan
meningkatkan lentur zat padat, sedangkan suhu yang rendah dapat meningkatkan
kekuatan dan menurunkan lentur zat padat. Kelembaban dapat menyebabkan korosi
atau oksidasi pada permukaan zat padat, yang dapat mengubah sifat mekaniknya.
DAFTAR PUSTAKA
Tony Bird. (1987). Kimia Fisika untuk
Universitas. Jakarta: Gramedia.
Levine, Ira N. (1995). Physical Chemistry.
Fourth Edition. New York: McGraw-Hill Kogakusha
V. Rajendran, A. Marikani, Materials
Science, Tata McGraw-Hill Publiching, New Delhi, 2004
C. Kittel, Intruduction to Solid State
Physics, 6-edition,john Willey &Sons, Inc, California
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.