Abstrak:
Teknologi hijau adalah teknik menghasilkan energi, produk, dan atau barang yang tidak mencemari lingkungan hidup atau bersifat ramah lingkungan. Melansir situs Investopedia, teknologi hijau juga dapat merujuk pada jenis produksi energi bersih, menggunakan bahan bakar alternatif, serta teknologi yang tidak berbahaya bagi lingkungan hidup.
Teknologi Hijau merupakan salah satu upaya adaptasi dan mitigasi dampak Pemanasan Global yang sejalan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Berbagai Teknologi Hijau di bidang pelestarian sumber air dan pengolahan air limbah telah tersedia untuk diterapkan dalam pembangunan.
Teknologi hijau atau teknologi alam sekitar adalah penggunaan sains alam sekitar untuk memulihara sumber dan alam sekitar semula jadi dan mengawal kesan negatif aktiviti manusia. Pembangunan mampan adalah teras kepada teknologi alam sekitar yang bermaksud penyelesaian perlu mengambil kira aspek sosial, ekonomi dan alam sekitar.
Kata Kunci: Teknologi hijau, Pembangunan, Lingkungan hidup, Alam sekitar
Abstract:
Green technology is a technique of producing energy, products, and or goods that do not pollute the environment or are environmentally friendly. Launching the Investopedia website, green technology can also refer to types of clean energy production, using alternative fuels, as well as technologies that are not harmful to the environment.
Green Technology is one of the efforts to adapt and mitigate the impact of Global Warming in line with the principles of sustainable development. Various Green Technologies in the field of water source preservation and wastewater treatment have been made available for application in the development.
Green technology or environmental technology is the use of environmental science to preserve natural resources and nature and control the negative impression of human activity. The development of the mampan is a terrace to the surrounding natural technology which means that the settlement needs to take into account the social, economic and natural aspects of the surroundings.
Keywords: Green technology, Development, Environment, Nature Around
Pendahuluan:
Di sisi lainnya Karyono (2009) menjelaskan, bahwa banyak teknologi yang bersifat rawan terhadap konsumsi energi, seperti: Teknologi untuk bangunan, misalnya pembangunan gedung secara vertikal bersifat konsumtif energi, antara lain untuk penyediaan fasilitas lift, eskalator, AC (teknologi pengkondisian udara mekanis) dan sebagainya. Dalam hal ini dipenukan adanya penelitian mengenai kemungkinan menggunakan ventilasi alamiah untuk gedung bertingkat, sebagaimana di Eropa banyak gedung yang tidak menggunakan AC meskipun pada saat musim panas; Teknologi untuk transportasi, dalam hal ini perencana kota dan arsitek dituntut untuk merancang kondisi kota yang mampu meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, yaitu lebih memilih berjalan dan bersepeda, sebagaimana di beberapa kota di Eropa seperti Kopenhagen, Barcelona, Berlin, dan Paris, di mana pemerintah kota menyediakan sepeda pinjaman; Teknologi untuk mesin dan otomotif, menjadi tantangan tersendiri bagi ahli mesin dan elektro untuk menciptakan alat yang mengkonsumsi energi lebih rendah, dengan volume bahan bakar yang lebih sedikit motor penggerak mampu memiliki kinerja yang lebih besar; dan Teknologi untuk pembangkit energi, yang semula masih sangat bergantung pada energi fosil, secara perlahan harus dapat disubstitusi oleh sumber energi yang lebih ramah lingkungan, mulai dari energi surya (sel surya), energi angin (generator angina), energi air atau Hydropower (generator air), biomassa, biogas, biofuel (biodiesel, bioethanol, dan sebagainya), energi panas bumi (geothermal), hydrogen cair (Hz), dan energi dari laut (ocean energy).
Rumusan masalah:
a. Apa itu teknologi hijau?
b. Apa saja prinsip utama pada teknologi hijau?
c. Apa saja ruang lingkup teknologi hijau?
d. Bagaimana penerapan pada teknologi hijau dalam kehidupan sehari hari?
Tujuan:
a. Untuk mengetahui maksud dari teknologi hijau
b. Untuk mengetahui apa saja prinsip utama pada teknologi hijau
c. Untuk mengetahui ruang lingkup teknologi hijau
d. Untuk mengetahui apa saja penerapan teknologi hijau dalam kehidupan sehari hari
Pembahasan:
A. Teknologi hijau adalah pendekatan untuk menyelamatkan bumi.
Beberapa definisi teknologi hijau sebagaimana yang dirangkum oleh Shidqi (2016) dan Soemarno (2011) dari berbagai sumber:
1. Teknologi hijau (Greentech) dikenal juga sebagai teknologi lingkungan (envimtech) dan teknologi bersih (cleantech), merupakan integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan pelestarian lingkungan global dan sumber daya alam, serta untuk meminimalisir dampak negatif dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi.
2. Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dimasa depan tanpa merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
3. Teknologi lingkungan (envirotech) atau teknologi hijau (greentech) atau teknologi bersih (cleantech) adalah aplikasi ilmu lingkungan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya untuk mengekang dampak negatif dari keterlibatan manusia. Pembangunan yang berkelanjutan adalah inti dari teknologi lingkungan.
4. Teknologi hijau (greentech) adalah pengembangan dan penerapan produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan.
B.
1. Kenyamanan Sosial, hakikat dari pengembangan dan penerapan teknologi antara lain untuk menumbuhkan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat. Namun dalam hal ini kenyamanan hendaknya bersifat jangka panjang atau berkelanjutan. Sebagai gambaran menggunakan kendaraan bermotor yang berbahan bakar fosil (BBM) memang secara seketika menimbulkan kenyamanan, tetapi dalam jangka panjang keberadaan bahan bakar fosil tersebut akan makin menyusut, bahkan habis. Dengan demikian kenyamanan tidak bersifat jangka panjang, bandingkan jika kendaraan tersebut menggunakan tenaga surya (sel surya), maka kenyamanan sosial akan lebih lama lagi.
2. Ekonomis, penerapan teknologi hijau sedapat mungkin harus rendah biaya dengan nilai manfaat yang seoptimal mungkin. Sebagai gambaran pemanfaatan tenaga surya untuk kebutuhan rumah tangga sebenarnya dapat diperluas untuk rumah atau bangunan yang ada di Indonesia. terutama mengingat keberadaannya di daerah tropis yang mendapat penyinaran hampir 12 jam dalam sehari. Namun dalam hal ini menghadapi berbagai kendala seperti: Daya beli masyarakat yang masih rendah; Sumberdaya manusia (SDM) di bidang surya terma! masih terbatas; Sosialisasi masih rendah, meskipun teknologi energi surya untuk pemanas air sudah mencapai tahap komersial. Dengan diatasinya berbagai kendala tersebut maka pemanfaatan tenaga surya bisa menjadi lebih ekonomis. .
3. Ramah lingkungan, teknologi hijau merupakan teknologi bersm dan ramah lingkungan. Dengan demikian dalam setiap rancangan, pengembangan dan aplikasinya prinsip ramah lingkungan harus menjadi salah satu patokan. Ramah lingkungan artinya dampak penggunaan teknologi tersebut masih hanya menimbulkan dampak yang masih dalam lingkup ambang batas yang ditentukan. bahkan lebih baik lagi seandainya dampak lingkungannya nihil.
C.
1. Energi hijau, masalah yang paling mendesak untuk teknologi hljau adalah energi, termasuk pengembangan bahan bakar alternatif, serta dikembangkannya cara baru untuk menghasilkan energi, termasuk efisiensi energi. Pemenuhan kebutuhan energi di Planet Bumi ini masih sangat tergantung pada bahan bakar fosil, pada tahun 2010 masih mencapai 67,6 persen: hyidropower 16,1 persen, nuklir 13 persen, dan kontribusi energi terbarukan (di luar hydropower) hanya 3,3 persen (MC. 2013).
2. Bangunan hijau (green building), dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan atau bangunan berkelanjutan, ada keterkaitan yang erat dengan arsitektur hujau, konstruksi hijau, desain berkelanjutan dan bangunan alami. Bangunan merupakan tempat di mana manusia menjalankan sebagian aktivitas kehidupannya, melindunginya dari kondisi iklim yang kurang bersahabat, sekaligus mempengaruhi kondisi kesehatan penghuninya. Dengan demkian bangunan pun harus bersahabat dengan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan, berdiri selaras dengan ekosistem sekitar, sehingga muncul konsep dan bidang bangunan hijau.
3. Kimia hijau (Green chemistry), dalam proses penemuan, desain dan aplikasi proses dan produk kimia semaksimal mungkin menghilangkan penggunaan bahan berbahaya beracun beserta turunannya. Pembahasan lebih lanjut lihat bab sebelumnya.
4. Nanoteknologi hijau (Green nanotechnology), merupakan manipulasi bahan pada skala nanometer. Banyak ilmuwan yang mempercayai bahwa melalui penguasaan nanotekno|ogi, pada masa yang akan datang banyak hal yang dapat diproduksi. Dalam hal ini Nanoteknologi hijau merupakan penerapan prinsip kimia hijau dan teknik hijau (Green engineering) untuk beragam bidang. Menurut Nano (2016), nanoteknologi dan nanosains merupakan studi dan penerapan hal-hal yang sangat kecil di berbagai bidang ilmu seperti kimia, biologi, fisika, ilmu material dan rekayasa. Dijelaskan, bahwa ide nanoteknologi dan nanosains muncul pada tahun 1959, ketika fisikawan Richard Feyman pada pertemuan Asosiasi Fisika Amerika Serikat di lnstitut Teknologi California (Caltech) memberikan ceramah berjudul "There's Plenty of Room at the Bottom”. Penemuan alat scanning tunneling microscope (STM) dan atomic force microscope (AFM), menandai era kebangkitan nanoteknologi.
D.
1. Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau diterapkan dengan konsep pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia untuk lingkungan pertanian.
2. Menggunakan energi alternatif sebagai pengganti sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti biogas, biodiesesl, biofuel, dan lainnya.
3. Menerapkan 3R dalam penggunaan energi, yaitu reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang), dan reduce (mengurangi).
4. Penggunaan cat ramah lingkungan dan tidak mengandung VOC (zat yang mudah menguap, sehingga dapat bersifat berbahaya bagi kesehatan). Misalnya, cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau, mudah dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik.
5. Menggunakan plastik yang ramah lingkungan untuk mulai menggantikan plastik yang berasal dari petroleum. Beberapa produk plastik ramah lingkungan tersebut dibuat dari hasil pertanian, seperti jagung, kentang, dan gula dari buah bit.
6. Penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi, ekstraksi, pembentukan dan tahap akhir produk. Pelarut-pelarut yang berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan seperti jenis dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari kedelai, yang mampu menggantikan pelarut yang merupakan turunan produk minyak bumi terklorinasi.
Daftar Pustaka:
1. Iravani, A., Akbari, M. H., & Zohoori, M. (2017). Advantages and disadvantages of green technology; goals, challenges and strengths. Int J Sci Eng Appl, 6(9), 272-284. Dalam https://www.ijsea.com/archive/volume6/issue9/IJSEA06091005.pdf (Diakses pada 23 November 2022).
2. https://www.kompas.com/skola/read/2021/11/01/170000769/mengenal-teknologi-hijau
3. https://media.neliti.com/media/publications/131624-ID-none.pdf
4. https://tirto.id/contoh-penerapan-kimia-hijau-di-kehidupan-prinsip-green-chemistry-gwDn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.