Oleh: Egi
Melgiyansyah(@X09-Egi)
Abstrak
Istilah kimia hijau
pertama kali digunakan oleh Paul T. Anastas pada sebuah program khusus yang
diperkenalkan organisasi EPA (Environmental Protection Agency) di Amerika
Serikat tahun 1991. Program ini dimaksudkan untuk menerapkan pengembangan
berkelanjutan di bidang kimia dan teknologi kimia oleh dunia industri, akademi,
dan pemerintahan. Konsep kimia hijau mengintegrasikan pendekatan baru untuk
proses sintesa, pengolahan, dan aplikasi zat-zat kimia sedemikian rupa dengan
itu maka dapat menurunkan ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan. Pendekatan
baru ini kemudian diberi istilah: kimia yang ramah terhadap lingkungan. Kimia
hijau ini merupakan aspek terpenting dalam industri ataupun lingkungan, jadi
harus benar-benar di terapkan dan harus dilakukan. Karena pada dasarnya kimia
hijau mencakup hal dalam lingkungan agar terdapat dan terjalinnya lingkungan
yang sehat, bersih, aman serta nyaman bagi makhluk dan ekosistem.
Kata Kunci : Kimia
hijau, Lingkungan,Makhluk Hidup, dan Ekosistem.
Abstract
Green chemical terms were first used by Paul
t. anastas in a special program launched by the epa protection agency in the
United States in 1991. It is intended to implement the ongoing development in
chemistry and chemical technologies by the industrial, academy, and government
worlds. The green chemical concept integrates a new approach to synthesize,
processing, and applications of chemicals in such a way that it can reduce
health and environmental threats. The new approach is thus came to be called:
environmentally friendly chemistry. This green chemistry is the most important
aspect of both the industry and the environment, so it needs to be fully
applied and implemented. Because green chemistry basically involves
environments to exist and to build a wholesome, clean, safe and comfortable
environment for creatures and ecosystems.
Key
words: green chemistry, environment, organisms, and ecosystems.
Pendahuluan
Konsep kimia hijau
biasanya ditampilkan sebagai gabungan dari 12 prinsip yang diusulkan oleh
Anastas dan Warner (Anastas & Warner, 1998), apabila diterapkan dapat
menunjukkan bagaimana produksi zat kimia dapat memfasilitasi kesehatan manusia
dan lingkungan, dengan tetap memperhatikan efisiensi dan keuntungan. Banyak
usaha yang mulai memperhatikan pendekatan kimia hijau. Perusahaan bangunan
memanfaatkan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan menghindari bahan yang
terbukti berbahaya bagi kesehatan seperti asbes dan lainnya. Usaha pencucian
baju atau laundry juga sudah mengganti pelarut bahan kimia untuk dry cleaning,
dari Perchloroethylene (PERC) – Cl2C=CCl2 –, dengan CO2 cair dan surfaktan
(Dhage, 2013). PERC terbukti berbahaya bagi air tanah dan diduga bersifat
karsinogenik, seperti hampir semua pelarut yang mengandung halogen.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan kimia hijau!
2. Sebutkan dan
jelaskan prinsip-prinsip kimia hijau!
3. Sebutkan dan
jelskan manfaat kimia hijau!
4. Pengaplikasian
atau penerapan kimia hijau, jelaskan!
Tujuan
1. Memahami apa itu
kimia hijau
2. Mengetahui apa
saja prinsip-prinsip yang terdapat pada kimia hijau
3. Mengtahui apa
saja manfaat kimia hijau
4. Mengetahin
pengaplikasian atau penerapan kimia hijau
Pembahasan
1.
Kimia Hijau atau Kimia Berkelanjutan
didefinisikan oleh Badan Perlindungan Lingkungan sebagai "desain produk
kimia yang mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya" Dalam
beberapa tahun terakhir ada harapan masyarakat yang lebih besar bahwa ahli
kimia dan insinyur kimia harus menghasilkan bahan kimia yang lebih ramah
lingkungan dan berkelanjutan. proses dan kemungkinan tren ini akan terus tumbuh
selama beberapa dekade mendatang (Dunn, 2012). Dalam artian Kimia hijau
merupakan salah satu upaya atau usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau
menanggulangi pencemaran pada sebuah lingkungan yang diakibatkan dari zat-zat
yang berbahaya seperti yang diakibatkan oleh industri, transportasi, limbah
rumah tangga dan lain sebagainya.
2.
Prinsip-prinsip kimia hijau
1.
Pencegahan limbah,
Lebih baik untuk mencegah sedini mungkin
terjadinya limbah daripada menanggulangi dan mengelola limbah yang sudah
terlanjur terbentuk.
2.
Memaksimalkan ekonomi atom,
ekonomi atom dikembangkan oleh Barry Trost
dari Stanford University (AS), merupakan penerima Presidential Green Chemistry
Challenge Award tahun 1998. Konsep ekonomi atom merupakan metode yang
mengungkapkan seberapa efusien reaksi tertentu yang menggunakan atom reaktan.
3.
Perancangan sintesis dengan bahan kimia yang.d tida:
berbahaya: Senyawa disusun atau disintesis
dengan melakukan berbagai reaksi kimia dengan mengubah struktur molekul, oleh
reaksi tertemtu dengan bahan kimia lainnya. Sintesis kimia terbaik adalah yang
menggunakan bahan awal yang murah, hanya memerlukan beberapa langkah, dan
memiliki output yang baik berupa produk yang sesuai dengan perancangan
sintesis,
4. Perancangan bahan dan Produk kimia yang
aman:
Produk kimia
seharusnya dirancang sesuai fungsi yang diinginkan dan meminimalkan terjadinya
toksisitas bagi manusia dan lingkungan.
5. Pelarut dan senyawa pembantu yang ramah
lingkungan (Pelarut Hijau).
Menurut Santoso (2008), kebanyakan pelarut
bersifat mudah terbakar dan beracun, dan semuanya merupakan senyawa organik
yang mudah menguap sehingga berkontribusi terhadap polusi udara.
6.
Perancangan untuk efisiensi energi,
Penggunaan energi dalam proses kimia perlu senantiasa memperhatikan
dampak lingkungan dan nilai ekonominya, dalam hal ini jumlahnya harus
diminimalisir. Dalam hal ini jika memungkinkan metode sintesis harus
dilaksanakan pada suhu kamar dan tekanan kamar atau Standard Ambient
Temperature and Pressure (SATP), yaitu acuan dengan suhu 25 oC (298,15 0K) dan
tekanan 101 kPa -1 atm.
7. Penggunaan bahan baku
(bahan dasar atau bahan mentah) terbarukan:
Apabila
secara teknis dan ekonomi memungkinkan, maka sebaiknya menggunakan bahan bahan
baku yang terbarukan. FSE (2015) mengemukakan, bahwa sekitar 90-95 persen dari
produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari hari bersumber dari minyak
bumi.
8 . Mengurangi tahapan reaksi atau derivative.
Menurut FSE (2015), prinsip
ke delapan dari Kimia Hijau bertujuan untuk menyederhanakan proses dengan
melihat sistem a|ami, sehingga diperoleh perancangan produk yang lebih
disederhanakan.
9. Katalisis,
FSE
(2015) menjelaskan, bahwa katalis merupakan bahan kimia yang digunakan terutama
untuk mengurangi penggunaan energi dan membuat reaksi berlangsung lebih efisien
(bahkan lebih cepat).
10 . Rancangan untuk degradasi (peruraian)
prinsip ini bertujuan untuk merancang produk
sedemikian rupa, sehingga berfungsi sebagaimana mestinya, dan ketika sudah
tidak dipergunakan bersifat aman dan tidak membahayakan Hngkungan.
11. Analisis seketika (real time) untuk pencegahan polusi:
Metodologi Analitik perlu dikembangkan lebih lanjut untuk
memungkinkan kontrol proses dan monitoring seketika, hal itu untuk
mengantisipasi terbentuknya zat berbahaya. Dalam hal ini FSE (2015) memberikan
ilustrasi dengan seorang yang harus membuat kue, padahal sebelumnya belum punya
pengalaman
12. Minimalisir potensi kecelakaan:
Rancangan kimia dan
bentuk fisik (padat, cair dan gas) harus sedemikian rupa, sehingga potensi
kecelakaan seperti iedakan, kebakaran dan kontaminasi terhadap lingkungan
menjadi sangat minima
Dalam hal ini FSE (2015) mengemukakan, bahwa prinsip ke 12 ini
lebih berfokus pada keselamatan pekerja dan masyarakat di sekitar lokasi atau
kawasan industri. Lebih aman dan lebih baik menggunakan bahan kimia yang tidak
menimbulkan ledakan, percikan api dan terbakar di udara dalam melakukan proses
produksi. Contoh kasus kecelakaan dan bencana karena tidak menerapkan Prinsip
Kimia Hijau sudah sering terjadi, misalnya tregedi Bhopal (Union Carbide).
3. Manfaat Kimia Hijau
1. usaha yang melalui proses-proses kimia
yang lebih ekonomis karena biaya produksi dan regulasi yang lebih rendah
yaitu dalam proses produksi biaya yang
dikeluarkan lebih rendah dibandingkan biaya biasanya.
2. Efisien dalam penggunaan energi
Manfaat kimia hijau ini selanjutnya dapat
efisien terhadap penggunaan energi sebab energi yang di pakai untuk sebuah
sistem produksi lebih cenderung kearah yang dapat mengontrol sistem pemakaian
agar tidak terlalu banyak menggunakan energi.
3. pengurangan limbah produksi
Manfaat kimia hijau selanjutnya yaitu
pengurangan limbah produksi. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi memang
sangat banyak dalam artian merupakan limbah dari hasil produksi ini mampu di
atas dengan baik agar tidak mudah tercemar.
4. Pengurangan Kecelakaan
Banyak kecelakaan yang diakibatkan oleh
aktivitas Industri tentunya sangat berbahaya, dan untuk mengurangi hal itu
perlu adanya keamanan bagi para pekerja
agar tidak terjadi hal yang di inginkan.
5. Produk yang lebih aman
Produk yang di produksi sudah dipastikan
aman agar tidak merugikan orang lain, dan produk yang di buat berikan label
terhadap produk tersebut.
6. Tempat kerja dan komunitas lebih sehat
Tempat kerja merupakan suatu terpenting
karena kenyamanan untuk para pekerja apabila tempat kerja itu nyaman bagi
mereka maka akan menjalin hubungan yang baik antar pekerja maupun komunitas.
7. Perlindungan terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan
Perlindungan bagi kesehatan mansia dan
linkungan hal yang cukup dan harus di perhatikan agar tidak mudah terganggu
bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
8. Mendapatkan keunggulan yang kompetitif
atas produk yang telah dihasilkan
Keunggulan produk merupakan salah satu
hal yang penting bagi sebuah perusahaan atau pabrik dikarenakan jika produk
yang di produksi mencapai target pemasaran. Tetapi dari pada itu perusahaan dan
pabrik atau industri harus mempunyai prinsip dan berpegang teguh terhadap kenyamanan dan keamanan lingkun dan itu perlu
di berlakukannya kimia hijau.
4. Penerapan Kimia
Hijau
Implementasi kimia hijau dalam bidang
industry mampu dilaksanakan dengan menggunakan pelarut/pereaksi yang ramah
lingkungan, mendaur ulang pelarut organic, memakai cairan super kritik, atau
menggunakan ionic liquid (ion cair). Selain itu dalam pembuatan limbah tidak
memakai bahan kimia, namun memakai mikroorganisme (biodegradasi). Kondisi ini
menjadi tantangan, terutama untuk andal kimia yang mengatasi proses bikinan
dalam industry untuk mendesain tata cara yang menggunakan bahan kimia dengan
limbah yang ramah lingkungan.
Gerakan
Green Chemistry juga memajukan pemakaian katalis yang tepat dan bisa
mengefisienkan pemakaian energi. Sebab jika alur proses sintesis dapat dipotong
otomatis pemakaian energi dapat diminimalkan. Perubahan iklim, peningkatan suhu
lautan , kimia stratosfir, dan pemanasan global adalah bidang kajian yang mampu
terselesaikan Green Chemistry.
Pedoman
Pemanfaatan Biomaterial Berkelanjutan (Sustainable Biomaterials Guidelines)
yang memberi isyarat untuk pendekatan komprehensif kepada siklus buatan,
pemanfaatan dan pembuatan limbah untuk praktik pertanian sampai dengan daur
ulang dan pengerjaan pupuk. Pedoman tersebut memberi anjuran bagaimana mengolah
limbah flora mirip kayu, rumput kering, flora, dan aneka macam bahan mentah
pertanian untuk dimanfaatkan kembali.
Kesimpulan
Kimia Hijau
merupakan hal yang harus di terapkan pada sebuah industri dan lingkungan karena
dengan adanya kimia hijau maka pencemaran dan perusakan lingkungan dapat
diatasi. Kimia hijau ini merupakan aspek terpenting dalam industri ataupun
lingkungan, jadi harus benar-benar di terapkan dan harus dilakukan. Karena pada
dasarnya kimia hijau mencakup hal dalam lingkungan agar terdapat dan
terjalinnya lingkungan yang sehat, bersih, aman serta nyaman bagi makhluk dan
ekosistem. Pendekatan kimia hijau bertujuan untuk menghilangkan dampak buruk
zat kimia sejak pada proses perancangan. Praktik pencegahan bahaya dari sejak
awal proses pembuatan zat kimia akan bermanfaat bagi kesehatan manusia dan
lingkungan, yang meliputi proses perancangan, produksi, penggunaan atau
penggunaan kembali, dan pembuangan limbah
Daftar
Pustaka
Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan
Lingkungan Industri,(Kimia Hijau) (Modul 10 ) . Universitas Mercu Buana,
Jakarta.
Larasati, A. I. Pentingnya Kimia Hijau.
Mustafa, D. (2016). Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan
yang Berkelanjutan di Perkotaan. Peran MST Dalam Mendukung Urban
Lifestyle Yang Berkualitas 177 Kimia, 177-192.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.