ENERGI SURYA SEBAGAI SOLUSI KEBUTUHAN ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA
Energi pada saat ini merupakan salah satu hal yang menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Hampir segala aspek kehidupan manusia saat ini membutuhkan energi di dalamnya. Seperti yang kita tahu bahwa manusia saat ini masih menggantungkan energi yang berasal dari bahan bakar fosil yang notabene nya merupakan sumber energi yang tidak terbarukan. Tidak terkecuali juga bagi Indonesia, sebagai negara berkembang yang pastinya membutuhkan banyak energi dalam aktivitas pembangunan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan akan energi semakin meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan cadangan sumber energi fosil semakin menipis. Konsumsi yang cepat dari sumber daya energi ini menciptakan situasi yang mengkhawatirkan untuk masa depan kebutuhan energi dan menantang baik negara maju maupun negara maju untuk mengetahui sumber daya energi untuk kebutuhan masa depan mereka.
Menurut Journal of Physics: Conference Series, konsumsi energi primer dunia telah tumbuh 2,5% pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010 . Tidak diragukan lagi, cadangan minyak dan bensin meningkat karena cadangan baru ditemukan di berbagai negara, tetapi tingkat peningkatan cadangan sumber daya energi ini jauh lebih kecil daripada tingkat peningkatan konsumsi sumber daya ini di industri, transportasi. dan sektor pembangkit listrik. Kelemahan lain dari bahan bakar konvensional adalah bahwa harga minyak bumi meningkat ke tingkat yang sangat tinggi.
Gambar 1. Perkiraan konsumsi energi dunia dan harga minyak di masa depan, 2010-2035
Pada gambar diatas menunjukkan perkiraan kenaikan harga dan konsumsi energi sumber daya di masa depan. Dalam grafik ini, satuan yang digunakan untuk harga minyak adalah dolar per barel dan untuk konsumsi energi digunakan satuan termal Inggris. Gambar tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana konsumsi energi dan harga bahan bakar akan meningkat di masa depan.
Gambar 2. Konsumsi energi listrik dunia 1973-2009
Permintaan listrik juga meningkat pesat dan telah meningkat dari 439 juta ton setara minyak menjadi 1441 juta ton setara minyak selama periode 1973 hingga 2009. Ini telah ditunjukkan pada gambar 2 sebagai pangsa sektor konsumsi listrik yang berbeda. Emisi Karbon dioksida dan efek rumah kaca adalah masalah besar lainnya dari bahan bakar konvensional.
Energi Surya di Indonesia
Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat ini oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang sangat potensial. Berdasarkan data penyinaran matahari potesi penyinaran matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Matahari adalah sumber energi utama yang memancarkan energi yang luar biasa besarnya ke permukaan bumi. Pada keadaan cuaca cerah, permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi matahari per-meter persegi. Kurang dari 30 % energi tersebut dipantulkan kembali ke angkasa, 47% dikonversikan menjadi panas, 23 % digunakan untuk seluruh sirkulasi kerja yang terdapat di atas permukaan bumi, sebagaian kecil 0,25 % ditampung angin, gelombang dan arus dan masih ada bagian yang sangat kecil 0,025 % disimpan melalui proses fotosintesis di dalam tumbuh-tumbuhan yang akhirnya digunakan dalam proses pembentukan batu bara dan minyak bumi (bahan bakar fosil, proses fotosintesis yang memakan jutaan tahun) yang saat ini digunakan secara ekstensif dan eksploratif bukan hanya untuk bahan bakar tetapi juga untuk bahan pembuat plastik, formika, bahan sintesis lainnya.Sehingga bisa dikatakan bahwa sumber segala energi adalah energi surya. Energi surya adalah sangat luar biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dapat dipercaya dan tidak membeli.
Kejelekannya dari energi surya ini adalah sangat halus dan tidak konstan. Arus energi surya yang rendah mengakibatkan dipakainya system dan kolektor yang luas permukaannya besar untuk mengumpul dan mengkonsentrasikan energi itu. Sistem kolektor ini berharga cukup mahal dan ada masalah lagi bahwa system-sistem di bumi tidak dapat diharapkan akan menerima persediaan yang terus menerus dari energy surya. Hal ini berarti diperlukan semacam system penyimpanan energi atau konversi lain diperlukan untuk menyimpan energi pada malam hari serta pada saat cuaca mendung.
Gambar 3. Grafik Distribusi Penyinaran di Indonesia
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsunguntuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depan energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan.
Gambar 4. Potensi solar energi di Indonesia
Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. Dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo = cahaya, voltaic = tegangan). Photovoltaic tenaga matahari melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik. Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu:
1.Teknologi energi surya fotovoltaik, Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.
Teknologi sel fotovoltaik yang banyak dikembangkan dewasa ini pada umumnya merupakan jenis teknologi kristal yang dibuat dengan bahan baku berbasis silikon. Produk akhir dari modul fotovoltaik menyerupai bentuk lembaran kaca dengan ketebalan sekitar 6 -8 milimeter. Kemudian ada Balance of System (BOS) yang meliputi controller, inverter , kerangka modul,peralatan listrik, seperti kabel, stop kontak, dan lain-lain. Ada juga unit penyimpan energi (baterai) danperalatan penunjang lain seperti inverter , sistem terpusat, sistem hibrid, dan lain-lain.
Gambar 5. Skema Sistem Solar Fotovoltaik
Sumber: Buku Panduan ENERGI yang Terbarukan
2.Teknologi energi surya termal, Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air.
Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung. Secara umum, teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri manufaktur nasional. Beberapa peralatan yang telah yang mengguanakan energy surya termal seperti sistem atau unit berikut:
- Pengering pasca panen
- Pemasak/oven
- Penyuling air (Solar Distillation)
- Pendingin (radiatif, absorpsi, evaporasi, termoelektrik, kompressip, tipe jet).
- Sterilisator surya.
- Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja dengan titik didih rendah.
Gambar 6. Kompor Surya
Penutup
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama.
2. Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu Teknologi Energi Surya Fotovoltaik dan Teknologi Energi Surya Termal.
Daftar Pustaka
Tim Contained Energy Indonesia, Energi Yang Terbarukan, PNPM Mandiri, Kementrian Dalam Negeri Indonesia
Journal of Physics: Conference Series, Tersedia pada Open Access proceedings Journal of Physics: Conference series (iop.org)
Jusuf Tedjo, 2010, Listrik Sel Surya sebagai Energi Alternatif, Surabaya, Jawa Pos .
Saiful Manan, 2011, Energi Matahari, Sumber Energi Alternatif Yang Effisien, Handal Dan Ramah Lingkungan Di Indonesia, Semarang, Universitas Diponogoro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.