Energi Kimia dan Lingkungan: Pemanfaatan
Termoelektrik Sebagai Sumber Energi Terbarukan
Oleh : Nicky Adam
(@V03-Nicky)
I. Pendahuluan
Energi adalah suatu kemampuan dalam melakukan kerja. Energi merupakan suatu obyek yang dapat berpindah akibat adanya reaksi fundamental, tetapi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Kini ketersediaan energi di Indonesia semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya sumber energi, akibat adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan jumlah energi yang tersedia. Pada perkembangan teknologi kini, banyak dicanangkan berbagai energi alternatif dan energi baru terbarukan untuk mengurangi dampak terjadinya pemanasan global. Namun ketersediaan sumber energi baru terbarukan di Indonesia masih belum termanfaatkan secara maksimal. Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan.
Sejarah energi terbarukan dikenal pada tahun 1970-an. Sebagai upaya untuk membuat suatu inovasi agar energi tidak cepat habis dan untuk membantu mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Pengertian paling umum energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat dengan cepat di perbarui kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan pengertian ini maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk didalamnya. Penelitian ini dilakukan berdasar pemanfaatan sumber panas untuk menghasilkan energi listrik, yaitu menggunakan generator termoelektrik (TEG) sebagai sumber energi alternatif. Generator termoelektrik dapat mengkonversikan perbedaan temperatur menjadi besaran listrik secara langsung. Teknologi termoelektrik merupakan alternatif dalam menjawab kebutuhan energi listrik. Namun, pengembangan teknologi termoelektrik sebagai energi alternatif perlu diperhatikan baik dari pemerintah, industri, perguruan tinggi, dan masyarakat. Bahan termoelektrik atau yang biasa disebut elemen peltier adalah bahan yang dapat mengkonversi energi panas menjadi energi listrik secara langsung (termoelektrik generator), atau sebaliknya sebagai penyerap panas (pendingin termoelektrik). tanpa menghasilkan gas beracun karbondioksida maupun polutan lain seperti elemen logam berat. Pada penelitian ini dilakukan berbagai percobaan rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan dingin dengan elemen peltier, hal ini dilakukan untuk menngetahui rangkaian hubungan sumber panas dan dingin dengan elemen peltier yang lebih optimal dalam menghasilkan energi listrik.
Gambar di atas menunjukkan prinsip kerja generator termoelektrik,
material penyusun termoelektrik memiliki peran masingmasing untuk mengalirkan
energi panas sehingga dapat menimbulkan beda potensial. Disimpulkan bahwa panas
atau kalor pada salah satu sisi dialirkan dan dibuang kesisi lainnya, sehingga
terjadi aliran arus, ketika terjadi arus maka terciptalah beda potensial yang
memunculkan nilai tegangan listrik. Pada termoelektrik besarnya nilai tegangan
adalah sebanding dengan gradient temperature. Nilai beda potensial atau
tegangan yang dihasilkan berubah sebanding dengan perubahan temperatur, karena
semakin besar temperatur maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan.
Konstanta kesebandingannya disebut dengan koefisien Seebeck. Perbedaan suhu
pada dua komponen Bismuth dan Telluride, menyebabkan perpindahan elektron dari
kutub negatif ke kutub positif, semakin besar perbedaan suhu, maka semakin
cepat perpindahan elektron, sehingga arus yang dihasilkan, akan semakin besar.
II. Metode Penelitian
Metode penelitian ini
melaui beberapa tahap, pertama adalah perancangan alat dengan sistem pemanas
berupa api konvensional, untuk sistem pendingin pada penelitian ini menggunakan
es batu sebagai sumber dingin untuk sisi temperature rendah pada modul
termoelektrik. Setelah itu dilakukan pengukuran daya keluaran modul dengan
variasi suhu. Perancangan sistem terdiri dari sistem pemanas, sistem pendingin,
plat aluminuim, thermometer digital dan alat ukur tegangan.
Pengujian alat dilakukan dengan langkah-langkah seperti flowchart
dibawah, variasi suhu yang diberikan antara 30ᵒc70ᵒc.
III. Analisa data hasil percobaan
Dari tabel dan grafik diatas didapatkan analisa bahwa
tegangan yang dihasilkan TEG berjalan sebanding dengan temperature panas yang
dihasilkan. Semakin besar temperature yang dihasilkan oleh sistem pemanas
semakin besar pula tegangan yang dihasilkan oleh modul TEG, seperti yang
terlihat pada tabel dan grafik ketika temperature sistem pemanas berada pada
angka 30ᵒc tegangan output dari TEG mencapai 0,25v, sedangkan ketika
temperature sistem pemanas dinaikkan sebesar 55ᵒc tegangan yang dihasilkan oleh
generator TEG mencapai 1,37v. Tegangan maksimal yang dihasilkan oleh sebuah
termoelektrik type SP184827145SA ketika temperature sisi panas mencapai 70ᵒc
adalah sebesar 1,49 volt, tegangan yang keluar dari sebuah TEG ini dapat di
step up menggunakan model MT3608, dengan tegangan yang keluar dari modul step
up sebesar 5v maka generator TEG ini mampu dimanfaatkan, misalnya untuk
pengisisan baterai lithium ion dengan tegangan 3,7 volt, atau untuk melakukan
pengisian ulang daya baterai ponsel.
IV. Kesimpulan
Generator TEG bekerja sesuai suhu yang diberikan, semaikin
tinggi suhu panas yang diberikan pada hot side maka semaikin tinggi pula
tegangan output yang dihasilkan, generator TEG bisa ditingkatkan keluaran
tegangannya dengan menggunakan modul step up. Daya yang dihasilkan sebuah modul
generator TEG akan dapat bertambah jika digunakan lebih dari satu modul
termoelektrik.
V. Daftar Pustaka
Diki, M., Hadi, C. F., Lestari, R. F., & Nalandari, R.
(2022). Pemanfaatan Termoelektrik Sebagai Sumber Energi Terbarukan. JOURNAL
ZETROEM, 4(1), 23-25.
Ginanjar, H. Ayong, and S. Dedy, “Perancangan dan pengujian
sistem pembangkit listrik berbasis
termoelektrik dengan menggunakan kompor surya sebagai media
pemusat panas,” J. Tek. Elektro Univ. Tanjungpura, vol. Vol 2, No, no. 2, 2019.
Ninla Elmawati Falabiba et al., “Prototipe Pembangkit Listrik
Termoelektrik Generator Menggunakan Penghantar Panas Alumunium, Kuningan Dan
Seng,” Pap. Knowl. . Towar. a Media Hist. Doc., vol. 5, no. 2, pp. 40–51, 2014.
H. Haryanto, M. R. Makhsum, and I. Saraswati, “Perancangan
Modul Termoelektrik Generator
Menggunakan Peltier,” Tek. J. Sains dan Teknol., vol. 11,
no. 1, p. 26, 2015, doi: 10.36055/tjst.v11i1.6970.
Z. Saputra, Nofriani, M. N. Almahmudy, and S. Handayani,
“MEMANFAATKAN MEDIA LAPISAN
TIMAH SEBAGAI PENYERAP PANAS MATAHARI,” J. Tek., vol. 2, no.
2, pp. 43–48, 2020.
S. C. Puspita, H.
Sunarno, and B. Indarto, “Generator Termoelektrik untuk Pengisisan Aki,” J.
Fis. DAN Apl., vol. VOLUME 13, pp. 2–5, 2017.
S. A. Sasmita, M. T. Ramadhan, M. I. Kamal, and Y. Dewanto,
“Alternatif Pembangkit Energi Listrik
Menggunakan Prinsip Termoelektrik Generator,” TESLA J. Tek.
Elektro, vol. 21, no. 1, p. 57, 2019, doi:
10.24912/tesla.v21i1.3249.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.