.

Kamis, 19 Mei 2022

Bahaya Limbah Detergen terhadap Lingkungan Perairan

 

Bahaya Limbah Detergen terhadap Lingkungan Perairan

 

Permasalahan limbah detergen merupakan permasalahan yang paling sering terjadi di sungai-sungai di Indonesia. Hal ini karena penggunaan detergen masih sangat tinggi tanpa diiringi dengan pengolahan limbah yang benar. Limbah detergen yang dibuang ke sungai tanpa adanya penyaringan akan menyebabkan penumpukan senyawa LAS (Linier Alkylbenzene Sulfonate) yang tidak ramah lingkungan. Senyawa ini bersifat toksik karena mengandung Alkylbenzene Sulfonat yang sulit terdegradasi oleh mikroorganisme air, bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada epithelium insang ikan. Organisme perairan akan mengalami kematian akibat difusi yang menyebabkan pembengkakan dan plasmolisis pada sel-sel ikan. Konsentrasi detergen yang lebih tinggi daripada sitoplasma akan membuat partikel detergen terdifusi dari larutan ke sel-sel pada insang ikan dan membuat insang membengkak. Lama kelamaan sel-sel ikan akan mengalami plasmolisis (pemecahan sel) karena partikel detergen terus berdifusi.





Skema Dampak dari Detergen

Selain kandungannya yang toksik, keberadaan busa-busa detergen di permukaan air menyebabkan penurunan oksigen terlarut (DO). Surfaktan pada deterjen dalam jumlah tertentu dapat menimbulkan busa yang mengganggu pemandangan serta menutupi permukaan perairan dan berdampak pada proses difusi oksigen dari udara yang menjadi lambat, sehingga kadar oksigen yang terlarut pada air menjadi sedikit dan mengganggu kehidupan organisme perairan. Apabila limbah dari kegiatan laundry atau rumah tangga yang mengandung deterjen tidak diolah terlebih dahulu, deterjen akan memasuki sungai dan terakumulasi di laut dan menyebabkan pencemaran., terutama pada organ ikan. Senyawa fosfat dalam deterjen di perairan dapat menyebabkan eutrofikasi, karena dapat menyebabkan tanaman perairan menjadi subur dan pertumbuhan alga menjadi lebih tinggi, yang apabila melebihi batas dapat menyebabkan blooming.







Hutan Mangrove dapat Bertindak sebagai Biofilter

Salah satu penanggulangan dari melimpahnya limbah ini di perairan adalah dengan menggunakan biofilter. Biofilter yang digunakan merupakan tanaman kelompok mikroorganisme rhizosfer yang mampu melakukan penguraian terhadap benda-benda organik atau anorganik yang terdapat pada limbah. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai biofilter adalah tanaman mangrove. Pada saat melakukan proses fotosintesis, mangrove menyerap CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari yang kemudian diubah menjadi glukosa. Pada proses fotosintesis, mangrove mengubah karbon anorganik (CO2) menjadi bahan organik kompleks. Selain untuk proses fotosintesis, mangrove menyimpan CO2 kedalam stok biomass baik di akar, batang maupun daun sehingga akar mangrove memiliki banyak kandungan humus dan membentuk bahan organik kompleks. Sedangkan materi deterjen yang keluar dari saluran pembuangan air menuju perairan tidak mengalami pemecahan saturasi, sehingga ABS (Alkyl Benzene Sulfonat) yang merupakan salah satu kandungan dari deterjen masih dalam bentuk konsentrasi kompleks yang kemudian terikat dengan bahan organik yang terdapat di akar mangrove sehingga menjadi molekul kompleks yang lebih berat dan mengendap di dasar perairan. Sehingga dapat dikatakan bahwa, kandungan deterjen telah mengendap di dasar perairan.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abrianto, F., dan Jaelani, L. M. 2016. Evaluasi Pengukuran Angin dan Arus Laut pada Data Sentinel-1, Data BMKG, dan Data In Situ (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep). Jurnal Teknik ITS, 5 (2): 1 – 2.

Hema, H., Assidieq, M., Ndibale, W., Ilham, I., Wibowo, D. 2021. Analisis Kualitas Air dengan Parameter TSS, BOD, Detergen, dan Fosfat (PO4) pada Sungai Wanggu Kota Kendari. Jurnal Envirotek: Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 13 (2): 34 – 40.

Isti’anah, Najah, S., Pratiwi, S. H. P. 2017. Pengaruh Pencemaran Limbah Detergen terhadap Biota Air. Jurnal EnviScience, 1 (1): 17 – 19.

Juliantara, I. K. P., Putra, I. G. P. A. F. S., Utami, A. A. S. R. S. D. 2018. Toksisitas Detergen Terhadap Lintah (Hirudo medicinalis). Jurnal Media Sains, 2 (2): 64 – 70.

Kamiswari, R., Hidayat, M. T., Rahayu, Y. S. 2013. Pengaruh Pemberian Deterjen terhadap Mortalitas Ikan Platy sp. LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi, 2 (1): 139 – 142.

Kustiyaningsih, E., Irawanto, R. 2020. Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) dalam Fitoremediasi Deterjen dengan Tumbuhan (Sagittaria lancifolia). Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 7 (1): 143 – 148.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.