Bahaya Limbah Detergen terhadap Lingkungan Perairan
Permasalahan limbah detergen
merupakan permasalahan yang paling sering terjadi di sungai-sungai di
Indonesia. Hal ini karena penggunaan detergen masih sangat tinggi tanpa
diiringi dengan pengolahan limbah yang benar. Limbah detergen yang dibuang ke
sungai tanpa adanya penyaringan akan menyebabkan penumpukan senyawa LAS (Linier Alkylbenzene Sulfonate) yang
tidak ramah lingkungan. Senyawa ini bersifat toksik karena mengandung
Alkylbenzene Sulfonat yang sulit terdegradasi oleh mikroorganisme air, bahkan
dapat menyebabkan kerusakan pada epithelium insang ikan. Organisme perairan
akan mengalami kematian akibat difusi yang menyebabkan pembengkakan dan
plasmolisis pada sel-sel ikan. Konsentrasi detergen yang lebih tinggi daripada
sitoplasma akan membuat partikel detergen terdifusi dari larutan ke sel-sel
pada insang ikan dan membuat insang membengkak. Lama kelamaan sel-sel ikan akan
mengalami plasmolisis (pemecahan sel) karena partikel detergen terus berdifusi.
Skema Dampak dari
Detergen
Selain kandungannya yang
toksik, keberadaan busa-busa detergen di permukaan air menyebabkan penurunan
oksigen terlarut (DO). Surfaktan pada deterjen dalam jumlah tertentu dapat
menimbulkan busa yang mengganggu pemandangan serta menutupi permukaan perairan
dan berdampak pada proses difusi oksigen dari udara yang menjadi lambat,
sehingga kadar oksigen yang terlarut pada air menjadi sedikit dan mengganggu
kehidupan organisme perairan. Apabila limbah dari kegiatan laundry atau rumah tangga yang mengandung deterjen tidak diolah
terlebih dahulu, deterjen akan memasuki sungai dan terakumulasi di laut dan
menyebabkan pencemaran., terutama pada organ ikan. Senyawa fosfat dalam
deterjen di perairan dapat menyebabkan eutrofikasi, karena dapat menyebabkan
tanaman perairan menjadi subur dan pertumbuhan alga menjadi lebih tinggi, yang
apabila melebihi batas dapat menyebabkan blooming.
Hutan Mangrove dapat
Bertindak sebagai Biofilter
Salah satu penanggulangan
dari melimpahnya limbah ini di perairan adalah dengan menggunakan biofilter. Biofilter
yang digunakan merupakan tanaman kelompok mikroorganisme rhizosfer yang mampu melakukan penguraian terhadap benda-benda
organik atau anorganik yang terdapat pada limbah. Salah satu tanaman yang dapat
digunakan sebagai biofilter adalah tanaman mangrove. Pada saat melakukan proses
fotosintesis, mangrove menyerap CO2 dan H2O dengan
bantuan sinar matahari yang kemudian diubah menjadi glukosa. Pada proses
fotosintesis, mangrove mengubah karbon anorganik (CO2) menjadi bahan
organik kompleks. Selain untuk proses fotosintesis, mangrove menyimpan CO2
kedalam stok biomass baik di akar, batang maupun daun sehingga akar mangrove
memiliki banyak kandungan humus dan membentuk bahan organik kompleks. Sedangkan
materi deterjen yang keluar dari saluran pembuangan air menuju perairan tidak
mengalami pemecahan saturasi, sehingga ABS (Alkyl
Benzene Sulfonat) yang merupakan salah satu kandungan dari deterjen masih
dalam bentuk konsentrasi kompleks yang kemudian terikat dengan bahan organik
yang terdapat di akar mangrove sehingga menjadi molekul kompleks yang lebih
berat dan mengendap di dasar perairan. Sehingga dapat dikatakan bahwa,
kandungan deterjen telah mengendap di dasar perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Abrianto, F., dan Jaelani, L. M. 2016. Evaluasi
Pengukuran Angin dan Arus Laut pada Data Sentinel-1, Data BMKG, dan Data In
Situ (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep). Jurnal Teknik ITS, 5 (2): 1 – 2.
Hema, H., Assidieq, M., Ndibale, W., Ilham, I.,
Wibowo, D. 2021. Analisis Kualitas Air dengan Parameter TSS, BOD, Detergen, dan
Fosfat (PO4) pada Sungai Wanggu Kota Kendari. Jurnal Envirotek: Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 13 (2): 34 – 40.
Isti’anah, Najah, S., Pratiwi, S. H. P. 2017. Pengaruh
Pencemaran Limbah Detergen terhadap Biota Air. Jurnal EnviScience, 1 (1): 17 – 19.
Juliantara, I. K. P., Putra, I. G. P. A. F. S., Utami,
A. A. S. R. S. D. 2018. Toksisitas Detergen Terhadap Lintah (Hirudo medicinalis). Jurnal Media Sains, 2 (2): 64 – 70.
Kamiswari, R., Hidayat, M. T., Rahayu, Y. S. 2013.
Pengaruh Pemberian Deterjen terhadap Mortalitas Ikan Platy sp. LenteraBio: Berkala
Ilmiah Biologi, 2 (1): 139 – 142.
Kustiyaningsih, E., Irawanto, R. 2020. Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) dalam
Fitoremediasi Deterjen dengan Tumbuhan (Sagittaria
lancifolia). Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 7 (1): 143 – 148.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.