.

Senin, 13 Desember 2021

PERANAN BIOMASSA DALAM ENERGI HIJAU

 Oleh: Waskito Sandy Utomo (@T01-Waskito)



 

Abstrak

            Pemanfaatan energi di Indonesia menghadapi beberapa persamalahan, salah satunya adalah keterbatasan ketersedian energi yang ada. Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumber energi yang bersifat tak terbarukan (nonrenewable energy sources) yang selama ini merupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh sektor kegiatan. Yang sewaktu-waktu dapat habis dari muka bumi ini. Kekayaan sumber daya energi, khususnya sumber energi baru dan terbarukan yang kita miliki, perlu dipikirkan untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif, menggantikan danmengurangi peran bahan bakar minyak dalam konsumsi energi di Indonesia.

Kata kunci: energi,bahan bakar,energi alternatif

Abstract

            Energy utilization in Indonesia faces several problems, one of which is the limited availability of existing energy. Energy is a basic human need, which continues to increase in line with the level of life. Fuel oil/fossil energy is one of the non-renewable energy sources which has been the mainstay to meet energy needs in all sectors of activity. Which at any time can run out from the face of this earth. The wealth of energy resources, especially the new and renewable energy sources that we have, needs to be considered to be used as alternative energy, replacing and reducing the role of fuel oil in energy consumption in Indonesia.

Keywords: energy,fuel,alternative energy

 

PENDAHULUAN

            Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia sangat kontradiktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup manusia beserta aktivitas ekonomi dan sosialnya. Sejak lima tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak nasional akibat menurunnya secara alamiah cadangan minyak pada sumur-sumur produksi. Padahal dengan pertambahan jumlah penduduk meningkat pula kebutuhan akan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Melihat kondisi tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM (Haryadi, 2009).

Permasalahan

1.      Energi seperti apa yang bisa menggantikan BBM?

2.      Seperti apa penerapannya dalam kehidupan?

Tujuan

            Tujuan dibuatnya artikel ini untuk mengetahui dan memperjelas seperti apa energi yang bisa menggantikan BBM dan bagaimana cara penerapannya di kehidupan.

 

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Bahan bakar akhir-akhir ini merupakan topik yang ramai diperbincangkan di berbagai kesempatan. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan dan semakin meningkatnya harga jual bahan bakar. Sementara itu, sumber bahan bakar minyak dan gas semakin berkurang. Sebagai konsekuensinya maka suatu keharusan untuk mencari sumber lain. Salah satu alternatif yaitu pemanfaatan renewable energy atau energi yang dapat diperbaharui dan digunakan untuk menggantikan pemakaian bahan bakar minyak atau gas alam (fossil fuels).

Menurut Arhamsyah dalam artikel yang ia tulis biomassa dapat menggatinkan BBM dalam kehidupan. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Di Indonesia kayu merupakan biomassa yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan merupakan sumber energi terbarukan. Menurut Maharjoeno (2005), potensi biomassa yang bersumber dari kayu antara lain: limbah penggergajian kayu, limbah plywood dan limbah logging. Selain ketersediaannya cukup banyak di Indonesia, biomassa kayu juga cenderung tidak menyebabkan dampak negatif pada lingkungan (Alkarami, 2007).

Menurut Bono Pranoto dan kawan-kawannya Potensi energi biomassa Indonesia, secara teori diperkirakan mencapai sekitar 49.810 MW. Angka ini diasumsikan dengan dasar kadar energi dari produksi tahunan sekitar 200 juta ton biomassa dari residu pertanian, kehutanan, perkebunan dan limbah padat perkotaan. Jumlah potensi yang besar tidak sebanding dengan kapasitas terpasang sebesar 302.4 MW atau 0,64 persen yang dimanfaatkan. Bila kita maksimalkan potensi yang ada dengan menambah jumlah kapasitas terpasang, maka akan membantu bahan bakar fosil yang selama ini menjadi tumpuan dari penggunaan energi (KESDM 2008).

Menurut Rohman pada artikel yang ditulis oleh Armansyah Secara umum bahan baku biomassa dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu pohon berkayu (woody) dan rumput-rumputan (herbaceous). Saat ini material berkayu diperkirakan merupakan 50% dari total potensial bioenergi sedangkan 20% lainnya adalah jerami yang diperoleh dari hasil samping pertanian.

Batang kayu merupakan contoh aplikasi biomassa untuk energi yang pertama kali dikenal. Bagaimanapun juga penggunaan batangan kayu untuk tujuan energi saat ini bersaing dengan penggunaan non-energi yang mempunyai nilai lebih seperti untuk produksi pulp, industri furniture, dan lain-lain sehingga menyebabkan tingginya harga bahan baku pengolahan biomassa menjadi senyawa turunan dari syinthesis gas (Biomass To Liquid) serta meningkatnya konsumsi terhadap pohon. Bahan baku berkayu yang dimaksud adalah bahan berkayu hasil sisa pengolahan kertas, furniture, dan lain-lain.

Menurut Sulaiman sebagai bahan bakar, biomassa perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat lebih mudah dipergunakan yang dikenal sebagai konversi biomassa. Teknologi konversi biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pembakaran langsung, konversi termokimia dan konversi biokimia. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar.

Menurut Heriansyah (2005) mata rantai konversi biomassa menjadi energi panas, listrik dan bahan bakar kendaraan. Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan. Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Energi biomassa dapat menggatinkan BBM dalam kehidupan. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Secara umum bahan baku biomassa dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu pohon berkayu (woody) dan rumput-rumputan (herbaceous). Batang kayu merupakan contoh aplikasi biomassa untuk energi yang pertama kali dikenal.

Sebagai bahan bakar, biomassa perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat lebih mudah dipergunakan yang dikenal sebagai konversi biomassa. mata rantai konversi biomassa menjadi energi panas, listrik dan bahan bakar kendaraan.

Saran saya kita sebagi manusia yang menggunakan energi sebagai kebutuhan sehari-hari, gunakanlah energi yang ramah lingkungan yang tidak terlalu memiliki dampak bagi lingkungan. Dengan kita menggunakan energi yang ramah kita ikut menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan disekitar kita.

 

DAFTAR PUSTAKA

Arhamsyah. 2010. Pemanfaatan Biomassa Kayu Sebagai Sumber Energi Terbarukan, Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.1, Juni 2010 Hal: 42– 4. Banjarbaru: Peneliti Baristand Industri Banjarbaru. Dalam http://202.47.80.55/jrihh/article/view/914 (di akses pada 12 Desember 2021).

Kholiq Imam. 2015. Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Energi Terbarukan Untuk Mendukung Subtitusi BBM, Jurnal IPTEK Vol. 19 No. 2 Hal: 75. Surabaya: Universitas Wijaya Putra. Dalam https://ejournal.itats.ac.id/iptek/article/view/12 (di akses pada 12 Desember 2021).

Haryati Tuti. 2006. Biogas: Limbah Peternakan Yang Menjadi Sumber Energi Alternatif, Wartazoa Vol. 16 No. 3 Hal: 160. Bogor: Balai Penelitian Ternak. Dalam https://scholar.archive.org/work/l6yz77gsn5dfpb27jaumtxuivy/access/wayback/http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/download/858/867 (di akses pada 12 Desember 2021).

Pranoto Bono, Marlina Pandin, Silvy R Fithri, Syaiful Nasution. 2013. Peta Potensi Limbah Biomassa Pertanian dan Kehutanan Sebagai Basis Data Pengembangan Energi Terbarukan, Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 2 Hal: 123 – 130. Jakarta Selatan: Puslitbangtek KEBTKE. Dalam http://203.189.89.76/index.php/ket/article/view/99 (di akses pada 12 Desember 2021)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.