Oleh: Waskito Sandy Utomo (@T01-Waskito)
Abstrak
Pemanfaatan energi di Indonesia
menghadapi beberapa persamalahan, salah satunya adalah keterbatasan ketersedian
energi yang ada. Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat
sejalan dengan tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan
salah satu sumber energi yang bersifat tak terbarukan (nonrenewable energy
sources) yang selama ini merupakan andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di
seluruh sektor kegiatan. Yang sewaktu-waktu dapat habis dari muka bumi ini.
Kekayaan sumber daya energi, khususnya sumber energi baru dan terbarukan yang
kita miliki, perlu dipikirkan untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif,
menggantikan danmengurangi peran bahan bakar minyak dalam konsumsi energi di
Indonesia.
Kata kunci: energi,bahan bakar,energi alternatif
Abstract
Energy utilization in Indonesia
faces several problems, one of which is the limited availability of existing
energy. Energy is a basic human need, which continues to increase in line with
the level of life. Fuel oil/fossil energy is one of the non-renewable energy
sources which has been the mainstay to meet energy needs in all sectors of
activity. Which at any time can run out from the face of this earth. The wealth
of energy resources, especially the new and renewable energy sources that we
have, needs to be considered to be used as alternative energy, replacing and
reducing the role of fuel oil in energy consumption in Indonesia.
Keywords:
energy,fuel,alternative energy
PENDAHULUAN
Menipisnya cadangan bahan bakar
fosil dan meningkatnya populasi manusia sangat kontradiktif dengan kebutuhan
energi bagi kelangsungan hidup manusia beserta aktivitas ekonomi dan sosialnya.
Sejak lima tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak
nasional akibat menurunnya secara alamiah cadangan minyak pada sumur-sumur
produksi. Padahal dengan pertambahan jumlah penduduk meningkat pula kebutuhan
akan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan
kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Melihat kondisi tersebut,
pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi
alternatif sebagai pengganti BBM (Haryadi, 2009).
Permasalahan
1. Energi
seperti apa yang bisa menggantikan BBM?
2. Seperti
apa penerapannya dalam kehidupan?
Tujuan
Tujuan dibuatnya artikel ini untuk
mengetahui dan memperjelas seperti apa energi yang bisa menggantikan BBM dan
bagaimana cara penerapannya di kehidupan.
SOLUSI
DAN PEMBAHASAN
Bahan
bakar akhir-akhir ini merupakan topik yang ramai diperbincangkan di berbagai
kesempatan. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan dan semakin
meningkatnya harga jual bahan bakar. Sementara itu, sumber bahan bakar minyak
dan gas semakin berkurang. Sebagai konsekuensinya maka suatu keharusan untuk
mencari sumber lain. Salah satu alternatif yaitu pemanfaatan renewable energy
atau energi yang dapat diperbaharui dan digunakan untuk menggantikan pemakaian
bahan bakar minyak atau gas alam (fossil fuels).
Menurut
Arhamsyah dalam artikel yang ia tulis biomassa dapat menggatinkan BBM dalam
kehidupan. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja
dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Di Indonesia kayu merupakan biomassa
yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan merupakan sumber energi terbarukan.
Menurut Maharjoeno (2005), potensi biomassa yang bersumber dari kayu antara
lain: limbah penggergajian kayu, limbah plywood dan limbah logging. Selain
ketersediaannya cukup banyak di Indonesia, biomassa kayu juga cenderung tidak
menyebabkan dampak negatif pada lingkungan (Alkarami, 2007).
Menurut
Bono Pranoto dan kawan-kawannya Potensi energi biomassa Indonesia, secara teori
diperkirakan mencapai sekitar 49.810 MW. Angka ini diasumsikan dengan dasar
kadar energi dari produksi tahunan sekitar 200 juta ton biomassa dari residu
pertanian, kehutanan, perkebunan dan limbah padat perkotaan. Jumlah potensi
yang besar tidak sebanding dengan kapasitas terpasang sebesar 302.4 MW atau
0,64 persen yang dimanfaatkan. Bila kita maksimalkan potensi yang ada dengan
menambah jumlah kapasitas terpasang, maka akan membantu bahan bakar fosil yang
selama ini menjadi tumpuan dari penggunaan energi (KESDM 2008).
Menurut
Rohman pada artikel yang ditulis oleh Armansyah Secara umum bahan baku biomassa
dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu pohon berkayu (woody) dan rumput-rumputan
(herbaceous). Saat ini material berkayu diperkirakan merupakan 50% dari total
potensial bioenergi sedangkan 20% lainnya adalah jerami yang diperoleh dari
hasil samping pertanian.
Batang
kayu merupakan contoh aplikasi biomassa untuk energi yang pertama kali dikenal.
Bagaimanapun juga penggunaan batangan kayu untuk tujuan energi saat ini
bersaing dengan penggunaan non-energi yang mempunyai nilai lebih seperti untuk
produksi pulp, industri furniture, dan lain-lain sehingga menyebabkan tingginya
harga bahan baku pengolahan biomassa menjadi senyawa turunan dari syinthesis
gas (Biomass To Liquid) serta meningkatnya konsumsi terhadap pohon. Bahan baku
berkayu yang dimaksud adalah bahan berkayu hasil sisa pengolahan kertas,
furniture, dan lain-lain.
Menurut
Sulaiman sebagai bahan bakar, biomassa perlu dilakukan pengolahan terlebih
dahulu agar dapat lebih mudah dipergunakan yang dikenal sebagai konversi
biomassa. Teknologi konversi biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada
alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan
bahan bakar yang dihasilkan. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi
bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pembakaran langsung, konversi
termokimia dan konversi biokimia. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang
paling sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar.
Menurut
Heriansyah (2005) mata rantai konversi biomassa menjadi energi panas, listrik
dan bahan bakar kendaraan. Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu
dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan. Konversi termokimiawi
merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya
reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi
merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam
menghasilkan bahan bakar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Energi
biomassa dapat menggatinkan BBM dalam kehidupan. Biomassa adalah bahan organik
yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan.
Secara umum bahan baku biomassa dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu pohon
berkayu (woody) dan rumput-rumputan (herbaceous). Batang kayu merupakan contoh
aplikasi biomassa untuk energi yang pertama kali dikenal.
Sebagai
bahan bakar, biomassa perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat
lebih mudah dipergunakan yang dikenal sebagai konversi biomassa. mata rantai
konversi biomassa menjadi energi panas, listrik dan bahan bakar kendaraan.
Saran
saya kita sebagi manusia yang menggunakan energi sebagai kebutuhan sehari-hari,
gunakanlah energi yang ramah lingkungan yang tidak terlalu memiliki dampak bagi
lingkungan. Dengan kita menggunakan energi yang ramah kita ikut menjaga dan
melestarikan alam dan lingkungan disekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
Arhamsyah.
2010. Pemanfaatan Biomassa Kayu Sebagai Sumber Energi Terbarukan, Jurnal
Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.1, Juni 2010 Hal: 42– 4. Banjarbaru: Peneliti
Baristand Industri Banjarbaru. Dalam http://202.47.80.55/jrihh/article/view/914
(di akses pada 12 Desember 2021).
Kholiq
Imam. 2015. Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Energi Terbarukan Untuk
Mendukung Subtitusi BBM, Jurnal IPTEK Vol. 19 No. 2 Hal: 75. Surabaya: Universitas
Wijaya Putra. Dalam https://ejournal.itats.ac.id/iptek/article/view/12
(di akses pada 12 Desember 2021).
Haryati
Tuti. 2006. Biogas: Limbah Peternakan Yang Menjadi Sumber Energi Alternatif,
Wartazoa Vol. 16 No. 3 Hal: 160. Bogor: Balai Penelitian Ternak. Dalam https://scholar.archive.org/work/l6yz77gsn5dfpb27jaumtxuivy/access/wayback/http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/download/858/867
(di akses pada 12 Desember 2021).
Pranoto
Bono, Marlina Pandin, Silvy R Fithri, Syaiful Nasution. 2013. Peta Potensi
Limbah Biomassa Pertanian dan Kehutanan Sebagai Basis Data Pengembangan Energi Terbarukan,
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 2 Hal: 123 – 130. Jakarta
Selatan: Puslitbangtek KEBTKE. Dalam http://203.189.89.76/index.php/ket/article/view/99
(di akses pada 12 Desember 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.