Oleh: Rahel Gracia Listiadi (@T23-Rahel)
Mind Mapping Energi Hijau |
Abstrak
Dalam
menjalankan aktivitas suatu makhluk hidup memerlukan yang namanya energi. Energi
sendiri merupakan kemampuan dalam melakukan suatu usaha dan mengalami perubahan.
Energi hijau adalah suatu istilah yang menggambarkan suatu energi yang
dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Dunia industri
banyak memanfaatkan sumber-sumber energi, namun belum mampu menciptakan suatu kondisi
yang ramah lingkungan. Oleh karena itu energi hijau menjadi hal yang patut untuk
diterapkan oleh suatu industri dalam mendukung kehijauan bumi.
Kata
Kunci : energi, hijau, penggunaan, industri, ramah, lingkungan.
Abstract
In
carrying out the activities of a living being, it requires energy. Energy
itself is the ability to do something and experience change. Green energy is a
term that describes energy produced from energy sources that are more
environmentally friendly. The industrial world uses a lot of energy sources but has not been able to create an environmentally friendly condition.
Therefore, green energy is an appropriate thing to be applied by industry in
supporting the greenness of the earth.
Keywords: energy, green, use, industry, friendly, environment.
Pendahuluan
Makhluk
hidup membutuhkan energi untuk dapat
melangsungkan suatu aktivitas. Energi ada karena adanya sumber energi. Dalam
kaitannya dengan keselamatan dikenal suatu istilah yaitu energi hijau. Menurut
Petrescu (2014) energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi
yang lebih ramah lingkungan atau "hijau" dibandingkan dengan bahan
bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau
mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel,
tenaga air), dan menurut definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun
ada banyak penggiat lingkungan yang menentang gagasan mengenai energi nuklir
masuk ke dalam energi hijau karena nuklir memiliki masalah limbah, dan efeknya
yang berbahaya terhadap lingkungan. Penggunaan dari energi hijau sudah jelas
memberi dampak yang baik. Dalam kaitannya dengan lingkungan suatu industri
berkaitan erat dengan kelestarian lingkungan. Energi banyak terlibat dalam
dunia industri maka dari itu penggunaan energi dalam dunia industri penting
untung diterapkan. Teknologi energi hijau (yaitu, produksi energi alternatif
dan solusi konservasi energi) sangat penting dalam hal ini. Di satu sisi,
karena produksi dan konsumsi energi menyumbang dua pertiga dari emisi gas rumah
kaca (GRK) dunia (Ardito, 2019).
Permasalahan
1.
Apa yang dimaksud dengan energi hijau ?
2.
Bagaimana penggunaan energi hijau dalam dunia industri ?
3.
Mengapa energi hijau penting untuk diterapkan ?
Tujuan
1.
Untuk memahami lebih dalam mengenai energi hijau.
2.
Untuk mengetahui penerapan energi hijau dalam industri.
3.
Untuk memahami pentingnya energi hijau.
Pembahasan
Menurut Qodriyatun (2021) Green energy merupakan
istilah yang sering digunakan untuk menyebut sumber energi yang ramah
lingkungan atau energi bersih (clean energy). Istilah energi hijau kadang-kadang
diidentifikasikan dengan istilah energi berkelanjutan, tetapi hal ini tidak
sepenuhnya benar karena energi yang berkelanjutan juga mencakup teknologi untuk
meningkatkan efisiensi energi. Energi hijau tidak mengacu pada efisiensi sumber
energi terbarukan tetapi hanya menekankan pada dampak positif mereka terhadap
lingkungan (dibandingkan dengan bahan bakar fosil). Energi
hijau yang sering disebut bahan bakar hayati atau biofuel. Diuraikan tiga macam bahan bakar bio dengan
pembakaran langsung, konversi biomassa menjadi gas, dan konversi biomassa menjadi
bahan bakar cair, yaitu biodiesel, bioetanol, dan bio-oil sebagai pengganti
minyak tanah (Hidayat, 2021).
Energi sangat diperlukan oleh setiap makhluk hidup. Namun, tidak hanya makhluk hidup dalam menjalankan suatu aktivitas energi juga ikut mengambil peran. Begitu pula dalam dunia industri. Menurut Fitriana (2012) Sektor industri merupakan konsumen energi terbesar. Di sektor industri selain dibutuhkan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga listrik dan panas, juga diperlukan bahan baku (non-energi) misalnya pada industri pupuk. Tenaga listrik yang diperlukan oleh suatu Industri dapat diperoleh dari PLN atau dibangkitkan sendiri dengan menggunakan captive power. Pembangkitan listrik dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan bahan bakar diesel maupun secara tidak langsung melalui pembangkitan uap yang merupakan daya gerak turbin uap (indirect heat) yang menggerakkan generator listrik. Pembangkitan uap dapat menggunakan bahan bakar fosil atau menggunakan energi terbarukan, dimana bahan bakar fossil yang dimanfaatkan adalah batubara, BBM, dan gas, sedangkan energi terbarukan yang telah banyak dimanfaatkan adalah hidro dan panas bumi sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Penerapan energi hijau dalam dunia industri bisa dilihat dari adanya teknologi energi hijau atau bisa disebut juga tekknologi energi terbarukan. Dan hal tersebut bisa dilihat dari adanya penggunaan teknologi dalam panel surya atap atau pembangkit listrik tenaga surya di dunia perindustrian maupun bidang lain. Sel surya adalah teknologi energi yang bersifat langsung. Energi listrik dapat diciptakan tanpa adanya bantuan fluida bergerak seperti uap atau gas. Sel surya juga tidak membutuhkan pergerakan mekanik seperti Rankine cycle atau Brayton cycle. Atap gedung adalah bagian paling atas dari sebuah bangunan atau gedung, yang permukaannya datar dan tidak ditutupi oleh langit-langit, sehingga terbuka. Atap gedung biasanya dikelilingi oleh pagar pembatas, seringnya berupa tembok/pagar besi. kawasan perkotaan yang sebagian besar ruangnya dipenuhi dengan bangunan-bangunan besar (pencakar langit), memiliki potensi besar untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga surya.
Gambar 1 : Pabrik Coca Cola RI Pasang Panel Surya Terbesar di ASEAN (Sumber : CNN Indonesia) |
Menurut Ramadhan dan Rangkuti (2016) Aplikasi
PLTS ini juga dapat dilakukan di kawasan perkotaan (urban areas), yaitu pada
gedung-gedung perkantoran, mall, hotel, apartemen, atau rumah susun; di kawasan
atau kompleks perumahan (residential); di kawasan industri seperti pada
pabrikpabrik; dan di tempat-tempat lainnya seperti taman hiburan (rekreasi),
museum, sekolah, universitas, rumah sakit, airport, stasiun, perpustakaan, dan
lain sebagainya. Disamping itu, bentuk PLTS di atap gedung tersebut memiliki
keunggulan tersendiri apabila dibandingkan dengan PLTS skala besar, diantaranya
lebih mudah dan murah untuk diintegrasikan dengan sistem kelistrikan yang sudah
ada, dapat memanfaatkan lahan yang ada (mengurangi biaya investasi lahan),
serta dapat turut mengurangi beban jaringan sistem yang ada.
Menurut Kalyani (2015) menjelaskan pentingnya suatu energi hijau dimana Energi hijau dihasilkan dari sumber terbarukan dan menghasilkan dampak yang sangat kecil terhadap lingkungan kita. Jadi, untuk melindungi Ibu Pertiwi dari polusi dan untuk memastikan pasokan energi terus menerus kita harus mulai menggunakan energi hijau untuk keperluan industri maupun domestik. Untuk membatasi pemanasan global dan melindungi ekosistem dengan mengurangi emisi CO2 melalui efisiensi energi dan Energi terbarukan, Teknologi Energi Hijau sangat penting. Saat suhu naik, hasil pertanian akan turun, kerusakan akibat banjir dan badai akan meningkat, penyakit (tropis) akan menjadi lebih umum dan akses ke air akan menjadi masalah bagi semakin banyak orang. Biaya untuk lingkungan kita lebih besar dan kerugian tidak dapat diubah. Flora dan fauna bumi akan menderita baik secara langsung dari suhu yang lebih tinggi dan secara tidak langsung melalui kerusakan habitat mereka. Ekosistem akan hilang. Bahkan peningkatan suhu yang kecil akan menyebabkan pemutihan karang dan mengancam beberapa amfibi. Kenaikan suhu 3° atau 4°C dan lebih banyak lagi akan menyebabkan kepunahan besar di seluruh dunia.
Kesimpulan
Penggunaan energi yang sangat dibutuhkan
membuat manusia sebagai makhluk hidup yang mampu mengontrol suatu energi
terkadang lupa mengenai keterbatasan suatu energi atau dampak suatu energi
terhadap lingkungan. Adanya istilah energi hijau mengingatkan untuk dapat
menggunakan suatu energi yang ramah lingkungan. Dunia industri lekat kaitannya
dengan pemanfaatan energi. Oleh karena itu sangatlah penting energi hijau diterapkan
oleh suatu industri, misalnya dengan memanfaatkan teknologi yang bisa sangat
berguna. Dengan demikian energi hijau juga menjadi salah satu penyelamat bumi.
Ardito, Lorenzo, dkk. 2019. The impact of public research on the technological development of industry in the green energy field. Technological Forecasting and Social Change. Volume 144, July 2019, page 23-25. Dalam https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0040162518312381 (diakses pada 8 November 2021).
Fitriana, Ira. 2012. Analisis Kebutuhan dan
Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012. Prosiding Seminar dan Peluncuran Buku Outlook
Energi Indonesia 2012. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Dalam https://www.researchgate.net/publication/292138418_Analisis_Kebutuhan_dan_Penyediaan_Energi_Di_Sektor_Industri_-OEI_2012
Hidayat, Atep Afia. 2021. Energi Hijau. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri.Universitas
Mercu Buana. Jakarta.
Kalyani,
Vijay Laxmi, et. al. 2015. Green Energy: The Need of the World. Journal of
Management Engineering and Information Technology (JMEIT) Volume -2, Issue- 5, Oct. 2015, ISSN: 2394 –
8124. Government Women Engineering College. Ajmer. India Dalam https://www.researchgate.net/publication/283482870_GREEN_ENERGY_The_NEED_of_the_WORLD
Petrescu, F. I., &
Petrescu, R. V. 2014. Nuclear green energy. IJAP, 10(1),
3-14.Dalam http://iraqiphysicsjournal.com/wp-content/uploads/2012/11/3-14.pdf
(diakses pada 8 November 2021).
Qodriyatun S.N. 2021. Green energy dan Target Pengurangan Emisi. Jurnal Bidang Kesejahteraan Sosial. Vol. XIII, No.6, Maret 2021. Jakarta Pusat : Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Dalam https://berkas.dpr.go.id/sipinter/files/sipinter-2391-032-20210427100453.pdf (diakses pada 8 November 2021).
Ramadhan,
S.G., & Rangkuti, Ch. 2016. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di
Atap Gedung Harry Hartanto Universitas Trisakti. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas
Teknologi Industri. Universitas Trisakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.