TEKNOLOGI HIJAU : TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Oleh : Atharic Alfadh (@T26-Atharic)
Abstrak
Teknologi Hijau adalah Teknologi yang mempertimbangkan penghematan
dalam penggunaan sumber daya alam dan menjaga keberlangsungan ketersediaannya
serta meminimalisasi dampak negatif bahkan berusaha meningkatkan kualitas hidup
manusia, oleh sebab itu rancangan arsitektur yang memenuhi kriteria
pertimbangan tersebut disebut “Arsitektur ber Teknologi Hijau”. Adapun rujukan
“Green Concept” yang digunakan sebagai alat ukur tingkatan Hijau diambil dari kriteria
BREEAM (Building Research establishment’s Environmental Assessment
Method-Inggris-1990) diturunkan oleh GBCI (Green Building Council Indonesia)
pada Greeship Home Checklist Assessment atau Sistim Penilaian Hijau untuk
Kelompok Bangunan Hunian.
Kata Kunci : Teknologi hijau, Sumber daya alam, Teknologi
Abstract
Green Technology is a technology that considers savings in the use
of natural resources and maintains their availability and minimizes negative
impacts and even tries to improve the quality of human life, therefore
architectural designs that meet these consideration criteria are called
"Green Technology Architecture". The reference "Green
Concept" which is used as a measuring tool for Green level is taken from
the BREEAM (Building Research establishment's Environmental Assessment Method-England-1990)
criteria derived by GBCI (Green Building Council Indonesia) in the Greeship
Home Checklist Assessment or Green Assessment System for Building Groups.
Occupancy.
Keywords: Green technology, Natural resources, Technology
Pendahuluan
Banyak penelitian mutakhir menunjukkan bahwa masalah pemanasan
global yang terjadi saat ini disebabkan oleh perilaku manusia. Di era revolusi
industri 50 tahun terahir ini penduduk dunia telah menggunakan sumber energi
yang tak terpulihkan yang terlalu banyak dan telah merusak 50% dari hutan
dunia. Penggundulan hutan telah menghilangkan kemampuan untuk menyerap emisi
karbon sehingga memacu terjadinya perubahan iklim. Sejak Perang Dunia II jumlah
kenderaan bermotor di dunia bertambah sekitar 40 juta menjadi 680 juta, yang
merupakan penyumbang emisi carbon dioksida pada atmosfer. Enam tindakan manusia
yang dikenal sebagai “Tragedy of Commons” global menurut Gany (2008) yaitu:
a)
Meningkatnya
kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfir.
b)
Perobahan
terhadap siklus bio-kimia global dari nitrogen dan elemen-elemen lainnya.
c)
pembentukan
dan pelepasan komponen organik secara terus menerus seperti chlorofluorocarbon.
d)
Perubahan
besar-besaran dalam tataguna lahan dan vegetasi tutupan permukaan.
e)
Perburuan
dan perambahan sejumlah besar sumber daya alam dan kehidupan predator dan
konsumen.
f)
Invasi
keanekaragaman hayati oleh species asing.
Bagi masyarakat Indonesia dampak pemanasan global yang timbul
antara lain kenaikan permukan air laut sampai 90 cm yang mengakibatkan
tenggelamnya sekitar 2000 pulau, penurunan pH air laut dari 8,2 menjadi 7,8
yang akan menghambat kematian biota dan terumbu karang sehingga akan berdampak
pada pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan terjadinya penurunan populasi ikan
dan sehingga menurunkan hasil laut seperti ikan, udang dan biota laut lainnya.
Selanjutnya dampak ekonomi dan sosial akan terjadi akibat terendamnya sebagian
besar kota-kota di wilayah pesisir. Dampak pada pertanian yaitu, akan terjadi
menurunnya produktivitas tanaman karena terganggunya akibat perobahan pola
presipitasi, penguapan, air limpasan dan kelembaban tanah. Selain itu pemanasan
global juga berisiko terjadinya ledakan hama dan penyakit tanaman, sehingga
akan menggangu pertahanan pangan. Peningkatan suhu Bumi akan menyebabkan curah
hujan yang semakin lebat sehingga banjir akan lebih besar. Dampak pada kesehatan
masyarakat akan meningkat karena peningkatan suhu akan memperpendek siklus
hidup beberapa vektor penyakit dan masa inkubasi penularan menjadi lebih
singkat terutama malaria dan Demam Berdarah, serta penyakit lainnya seperti
Diare, Leptospirosis, kanker kulit, dll, (Kompas, 2007). Banyaknya permasalahan
yang disebabkan oleh pemanasan global, maka dirasa perlu untuk mencari solusi
agar dapat meminimalisir dampak tersebut. Oleh sebab itu penulis merasa perlu
membuat tulisan ini, yang berjudul, “Penerapan teknologi hijau merupakan solusi
untuk melestarikan sumber daya air”.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari teknologi hijau?
2.
Bagaimana
ruang lingkup teknologi hijau?
3.
Bagaimana
cara mengolah teknologi air limbah domestik?
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
pengertian dari teknologi hijau
2.
Mengetahui
ruang lingkup teknologi hijau
3.
Mengetahui
cara mengolah teknologi air limbah domestik
Pembahasan
A.
Teknologi Hijau
Green Technology (Teknologi Hijau), diartikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan praktis/teknologi yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pembangunan yang dapat mewujudkan tatanan infrastruktur untuk memenuhi
kebutuhan manusia secara berkelanjutan, tanpa merusak atau mengganggu sumber
daya alam. Secara singkat, teknologi yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan generasi saat ini dan tidak mengganggu ketersediaan kebutuhan
generasi mendatang (Green Technology, 2008).
Keberadaan teknologi hijau ini diharapkan dapat menjadi inovasi
bagi manusia untuk merubah gaya hidupnya seperti kegandrungan manusia saat ini
akan information technology (IT). Beberapa ciri teknologi hijau antara lain; berkelanjutan
(Sustainable), menggunakan sumber alam yang terbaru (Reclaimed), menghasilkan
produk yang bermanfaat kembali (Re-used), mengurangi produk limbah dan bahan
pencemaran, menggunakan proses terdaur ulang (Recycle), inovatif tidak berbahaya
bagi Kesehatan dan lingkungan, menciptakan kegiatan dan produk yang bermanfaat
bagi lingkungan atau dapat melindungi bumi.
Perkembangan Teknologi Pertanian dari Revolusi Hijau sampai
Sustainable Agriculture
Pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia, selain serat atau
sandang, papan dan energi. Pangan diperoleh dari hasil pertanian, peternakan
dan perikanan. Wittwer (1983) mengemukakan bahwa lebih dari setengah penduduk
dunia hidup di farm dan tantangan yang dihadapi di abad 21 adalah memproduksi
pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk global yang semakin tinggi. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan maka digelar suatu Gerakan di tahun 1963 yang disebut dengan
Green Revolution atau Revolusi Hijau. Komponen dari Revolusi Hijau adalah :
1)
Varietas
berproduksi tinggi
2)
Tanggap
pupuk
3)
Perlindungan
tanaman secara intensif
4)
Pengairan
5)
Kredit
usaha tani.
Teknologinya disebut dengan Green Revolution Technology yang
dikenal dengan HEIA (High External Input for Agriculture). Pertanian yang
menggunakan teknologi ini disebut dengan Modern Agriculture atau Conventional
Agriculture atau Intesive Agriculture.
B.
Ruang Lingkup Teknologi Hijau
Teknologi hijau tak lain merupakan gaya hidup yang mengarahkan
peradaban manusia untuk lebih bersahabat dengan lingkungan, antara lain melalui
pemanfaatan sumberdaya alam secara efektif dan efisien. Teknologi hijau
memiliki cakupan yang sangat luas, mulai dari yang paling sederhana sampai
paling mutakhir.
Ruang Lingkup Teknologi Hijau
1.
Energi
Hijau, masalah yang paling mendesak untuk teknologi hljau adalah energi,
termasuk pengembangan bahan bakar alternatif, serta dikembangkannya cara baru
untuk menghasilkan energi, termasuk efisiensi energi. Pemenuhan kebutuhan
energi di Planet Bumi ini masih sangat tergantung pada bahan bakar fosil, pada
tahun 2010 masih mencapai 67,6 persen: hyidropower 16,1 persen, nuklir 13
persen, dan kontribusi energi terbarukan (di luar hydropower) hanya 3,3 persen
(MC. 2013).
2.
Bangunan
hijau (green building), dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan atau
bangunan berkelanjutan, ada keterkaitan yang erat dengan arsitektur hujau,
konstruksi hijau, desain berkelanjutan dan bangunan alami. Bangunan merupakan
tempat di mana manusia menjalankan sebagian aktivitas kehidupannya, melindunginya
dari kondisi iklim yang kurang bersahabat, sekaligus mempengaruhi kondisi
kesehatan penghuninya. Dengan demkian bangunan pun harus bersahabat dengan
prinsip-prinsip kelestarian lingkungan, berdiri selaras dengan ekosistem
sekitar, sehingga muncul konsep dan bidang bangunan hijau.
3.
Kimia
hijau (Green chemistry), dalam proses penemuan, desain dan aplikasi proses dan
produk kimia semaksimal mungkin menghilangkan penggunaan bahan berbahaya
beracun beserta turunannya. Pembahasan lebih lanjut lihat bab sebelumnya.
4.
Nanoteknologi
hijau (Green nanotechnology), merupakan manipulasi bahan pada skala nanometer.
Banyak ilmuwan yang mempercayai bahwa melalui penguasaan nanotekno|ogi, pada
masa yang akan datang banyak hal yang dapat diproduksi. Dalam hal ini Nanoteknologi
hijau merupakan penerapan prinsip kimia hijau dan teknik hijau (Green
engineering) untuk beragam bidang. Menurut Nano (2016), nanoteknologi dan
nanosains merupakan studi dan penerapan hal-hal yang sangat kecil di berbagai
bidang ilmu seperti kimia, biologi, fisika, ilmu material dan rekayasa.
Dijelaskan, bahwa ide nanoteknologi dan nanosains muncul pada tahun 1959,
ketika fisikawan Richard Feyman pada pertemuan Asosiasi Fisika Amerika Serikat
di lnstitut Teknologi California (Caltech) memberikan ceramah berjudul
"There's Plenty of Room at the Bottom”. Penemuan alat scanning tunneling
microscope (STM) dan atomic force microscope (AFM), menandai era kebangkitan
nanoteknologi.
C.
Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
1)
Ecological
Sanitation
Ecological
sanitation (Ecosan), merupakan teknologi hijau yang diharapkan menjadi revolusi
baru untuk peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya pengolahan limbah
domestik. Ecosan didasarkan kepada tiga prinsip yaitu:
a)
Pencegahan
pencemaran lebih baik daripada melakukan pengendalian dan pengawasan setelah
terjadi pencemaran.
b)
Perbaikan
sanitasi tinja dan urine
c)
Pemanfaatan
produk Ecosan untuk pertanian
Pembuangan
limbah, yang berasal dari Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) baik yang terpusat
maupun yang setempat (on-site) merupakan penyebab utama pencemaran
sumber-sumber air yang belum dapat diatasi. Selain mencemari sumber air
permukaan limpasan dan bocoran zat pencemar tersebut juga mencemari air tanah.
Penerapan teknologi Ecosan diharapkan dapat mengatasi tantangan yang belum
dapat ditanggulangi pada bidang sanitasi terutama dalam mengatasi masalah
sanitasi saat ini dan menghadapi perkembangan penduduk dunia dimasa yang akan
datang. Keunggulan Ecosan dalam upaya mitigasi dan adaptasi pemanasan global
adalah:
a)
System
daur ulang tertutup (closed loop) yang sempurna dalam siklus rantai makanan
manusia sehingga seluruh buangan dimanfaatkan kembali tanpa ada sisa limbah
yang terbuang.
b)
Menghemat
penggunaan air dan pembuangan air dalam siklus hidup manusia
c)
Mencegah
pencemaran lingkungan dan konservasi potensi kualitas sumber-sumber air.
d)
Mengembalikan
unsur hara tanah, memperbaiki stuktur tanah per-tanian dan mengurangi
penggunaan bahan kimia sebagai pupuk.
e)
Mencegah
terjadinya penyakit yang ditularkan melalui air (waterborne desease)
f)
Sederhana
dan murah sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan seluruh lapisan masyarakat
2)
Taman
Buangan Air Limbah
Wastewater
Garden (WWG) adalah teknologi hijau yang digunakan untuk mendaur ulang sisa zat
pencemar dari unit pengolahan limbah perumahan, hotel, restoran, atau
perkantoran. WWG merupakan 100% ekologis, murah dan mudah dalam pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaannya. Tanpa memerlukan peralatan mekanis dan bahan
kimia, air limbah di daur ulang secara gravitasi ke taman, kebun sayuran,
ataupun buah-buahan. WWG pada awalnya dikembangkan untuk melindungi pantai dari
pencemaran limbah penduduk. Kontribusi penerapan teknologi WWG dalam mitigasi
dan adaptasi dampak pemanasan global karena:
a)
Menanam
vegetasi
b)
Meningkatkan
kualitas effluent ke lingkungan tanpa bahan kimia dan peralatan mekanis
c)
Ekologis,
mudah dan murah
Teknologi WWG
dikembangkan oleh Planetary Reef Foundation dan telah berhasil diterapkan di
Meksiko, Bali, Bahama, Belize, Perancis, Polandia, Pilpina, Amerika Serikat dan
Australia. WWG yang terbesar saat ini adalah Xpu-Ha EcoPark di Meksiko yang
dirancang untuk mengolah limbah 1500 pengunjung per hari. Di Indonesia,
teknologi WWG telah di uji coba pada beberapa kantor pemerintah daerah dan
diterapkan pada beberapa hotel di kawasan Nusa Dua.
3)
Sanitasi
Taman
Sanitasi Taman
(SANITA), adalah Teknologi Hijau untuk memperbaiki kualitas effluent tangki
septik konvensional agar tidak mencemari air tanah. Effluen septik tank
konvensional masih mengandung bakteri Fecal Coli yang cukup tinggi dan beresiko
mencemari air sumur dangkal yag terletak berdekatan, terutama pada permukiman
yang padat. Sebagian besar penduduk perkotaan masih mengkonsumsi air tanah
dangkal sebagai sumber air minum dan rumah tangga sehingga mereka berisiko
tinggi terjangkit penyakit perut (waterborne deseases). SANITA mampu menurunkan
bakteri Fecal Coli pada effluent tangki septik sampai dengan lebih dari 99%
sehingga diharapkan tidak mencemari air tanah. Penerapan SANITA pada permukiman
akan menambah vegetasi permukaan yang merupakan salah satu upaya adaptasi dan
mitigasi dampak perobahan iklim. Selain itu SANITA juga mudah dan murah dalam
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya, serta tidak menggunakan bahan
kimia dan peralatan mekanis. SANITA telah diteliti oleh Pusat Litbang
Permukiman sejak tahun 2004 dan saat ini telah disusun pedoman tata cara
pembangunannya sebagai kelengkapan Standar Nasional Indonesia tentang Tata Cara
Pembangunan Tangki Septik.
4)
Konsep
Teknologi Hijau
Green Technology
(Teknologi Hijau), diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan praktis/teknologi
yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan yang dapat mewujudkan
tatanan infrastuktur untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan
(sustainable development), tanpa merusak atau mengganggu sumber daya alam.
Secara singkat, teknologi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
generasi saat ini dan tidak mengganggu ketersediaan kebutuhan generasi
mendatang, dari (Green Tecnology, 2008) Keberadaan teknologi hijau ini
diharapkan dapat menjadi inovasi bagi manusia untuk merobah gaya hidupnya
seperti kegandrungan manusia saat ini akan information technology (IT).
Beberapa ciri Teknologi Hijau antara lain: berkelanjutan (sustainable),
menggunakan sumber alam yang terbarui (reclaimed), menghasilkan produk yang
bermanfaat kembali (re-used), mengurangi produk limbah dan bahan pencemar,
menggunakan proses terdaur ulang (recycle), inovatif tidak berbahaya bagi
kesehatan dan lingkungan, menciptakan kegiatan dan produk yang ber-manfaat bagi
lingkungan atau dapat melindungi bumi.
Kesimpulan
Perubahan Iklim yang diakibatkan oleh Pemanasan Global telah
dirasakan dampaknya dalam kehidupan manusia. Apabila tidak dilakukan upaya
pencegahan, dampak pemanasan global di masa yang akan datang merupakan ancaman
yang sangat serius bagi kehidupan semua makhluk di bumi. Dalam menghadapi
dampak Pemanasan Global diperlukan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang
melibatkan masyarakat, seperti teknologi pelestarian sumber air dengan tanaman
biologi (biopark), teknologi pengolahan air limbah domestik dengan ecological
sanitation (Ecosan), taman bunga air limbah (waste water garden), sanitasi
taman (sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology). Teknologi Hijau
merupakan salah satu upaya adaptasi dan mitigasi dampak Pemanasan Global yang
sejalan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development). Berbagai Teknologi Hijau di bidang pelestarian sumber air dan
pengolahan air limbah telah tersedia untuk diterapkan dalam pembangunan.
Daftar Pustaka
Agustina,
Lily. 2011. Teknologi Hijau dalam Pertanian Organik Menuju Pertanian
Berlanjut.
Ginting,
Nana Terangna. 2008. Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim Melalui Penerapan
Teknologi Hijau.
Handajani, Fajar, Galih. 2015. Teknologi
Hijau Warisan Nenek Moyang di Tanah Parahyangan.
Hidayat, Atep Afia. 2021. Modul Perkuliahan
Universitas Mercu Buana Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri : Teknologi
Hijau.
Nefilinda. Teknologi Hijau : Solusi
Untuk Pelestarian Sumber Air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.