Oleh: Clara Elva Novita
Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga
kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau
keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan
kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dimasa depan tanpa merusak sumber
daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Teknologi hijau bertujuan untuk menemukan dan
mengembangkan cara-cara untuk menyediakan kebutuhan bagi manusia tanpa
menyebabkan kerusakan lingkungan atau pengurangan sumber daya alam yang cepat
di planet bumi. Salah satu contoh alternatif teknologi konvensional yang diterapkan
guna mengaplikasikan konsep teknologi hijau adalah pengadaan
biopark.
Kata kunci: teknologi hijau, biopark
ABSTRACT
Green technology is one of the efforts to
preserve or maintain life on this planet earth. Sustainability, which can be
defined as a matter of meeting people's needs in a sustainable manner in the
future without destroying natural resources, or meeting the needs of the
present without compromising the ability of future generations to meet their
own needs. Green technology aims to find and develop ways to meet human needs
without causing environmental damage or rapid depletion of the planet's natural
resources. One example of an alternative to conventional technology that is
applied to apply the concept of green technology is the procurement of a
biopark.
Keywords: green technology, biopark
PENDAHULUAN
Teknologi hijau (Greentech) dikenal juga sebagai teknologi
lingkungan (envimtech) dan teknologi bersih (cleantech), merupakan integrasi
antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan
pelestarian lingkungan global dan sumber daya alam, serta untuk meminimalisir
dampak negatif dari berbagai kegiatan seluruh umat manusia di planet bumi (Soemarno, 2011).
Menurut catatan Kardono (2010), pada bulan Januari 2004 Uni Eropa
mengadopsi Environmental Technology Action Plan (ETAP), hal itu dimaksudkan
untuk memperbaiki pembangunan dan penggunaan teknologi lingkungan yang lebih
luas. Adapun teknologi |ingkungan didefinisikan sebagai teknologi yang lebih
sedikit merusak |ingkungan jika dibandingkan dengan teknologi alternatif
sejenis. Sementara EurActiv (2006), menyebutkan bahwa pada bulan Januari 2004
tersebut telah diluncurkan rencana aksi untuk merangsang pengembangan dan
penggunaan teknologi lingkungan, antara lain melalui penghapusan hambatan
keuangan, ekonomi dan kelembagaan. Hal itu merupakan bagian dari strategi
pembangunan berkelanjutan Uni Eropa dan agenda Lisbon.
Air merupakan sumber daya alam untuk menunjang keberlangsungan
hidup dan aktivitas manusia. Air juga menjadi sumber penularan penyakit,
sehingga sumber air maupun salurannya harus dikelola, dibedakan dan disesuaikan
penggunaannya (Asriningpuri dkk,
2015).
Penggunaan dan pemanfaatan air sebagai penunjang kehidupan dan
aktivitas manusia, siklusnya sebagai berikut penggunaan -- air
sisa pakai. Air merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,
sehinga pemanfaatan kembali menjadi solusi keberlangsungan dan kesejahteraan.
Dengan kata lain, perlu adanya suatu sistem pengelolaan air, seperti 3R (Reuse,
Reduce, dan Recycle) yang berguna untuk pemanfaatan. Dengan teknik pengolahan
yang tepat, kebutuhan air dapat terus terpenuhi. Adapun yang dimaksud Reuse
atau guna ulang adalah penggunaan kembali sisa air yang dapat digunakan untuk
fungsi yang sama atau fungsi lain. Reduce atau mengurangi adalah pengurangan
penggunaaan air disegala hal yang berakibat adanya limbah. Recycle, (mendaur
ulang) adalah pengolahan kembali dan pendaurulangan sisa air menjadi sesuatu
barang atau produk yang bermanfaat. Cara yang dilakukan adalah penggunaan sisa
buangan air (memanfaatkan kembali) pada suatu kegiatan tertentu. Selain itu,
pemanfaatan air hujan dengan cara menampung dan menggunakannya kembali (Asriningpuri dkk,
2015).
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Hijau?
2. Apa saja ruang lingkup Teknologi Hijau?
3. Apa peran Bio-Park sebagai Teknologi Hijau?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui Teknologi Hijau
2. Untuk mengetahui ruang lingkup Teknologi Hijau
3. Untuk mengetahui peran Bio-Park sebagai
Teknologi Hijau
PEMBAHASAN
Teknologi hijau (greentech) adalah pengembangan dan penerapan
produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melestarikan lingkungan alam
dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas
manusia terhadap lingkungan. (Soemarno, 2011).
Teknologi Hijau
adalah Teknologi yang mempertimbangkan penghematan dalam penggunaan sumberdaya
alam dan menjaga keberlangsungan ketersediaannya serta meminimalisasi dampak
negatif bahkan berusaha meningkatkan kualitas hidup manusia, oleh sebab itu
rancangan arsitektur yang memenuhi kriteria pertimbangan tersebut disebut
“Arsitektur ber Teknologi Hijau”. Adapun rujukan “Green Concept” yang
digunakan sebagai alat ukur tingkatan Hijau diambil dari kriteria BREEAM
(Building Research establishment’s Environmental Assessment
Method-Inggris-1990) diturunkan oleh GBCI (Green Building Council Indonesia)
pada Greeship Home Checklist Assessment atau Sistim Penilaian Hijau untuk
Kelompok Bangunan Hunian (Asriningpuri dkk,
2015).
Konsep proses dan teknologi hijau adalah proses dan teknologi yang
ramah lingkungan, ditingkatkan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Beberapa orang merujuk
teknologi hijau sebagai teknologi lingkungan dan teknologi bersih. Harapan yang
ada adalah bahwa bidang ini akan membawa kebaruan dan perubahan inovasi dalam
kehidupan diurnal yang sama besarnya
dengan teknologi informasi. Selain itu, hari ini karena pentingnya ini
teknologi, sebagian besar pemerintah mengambil inisiatif untuk mempromosikannya
(Iravani dkk, 2017).
Hidayat (2021) menyatakan kondisi saat ini setiap negara berlomba-Iomba untuk menemukan,
mengembangkan dan menerapkan teknologi hijau, dengan tetap memperhatikan
prinsip menimbulkan kenyamanan sosial, ekonomis dan ramah lingkungan. Teknologi
hijau tak lain merupakan gaya hidup yang mengarahkan peradaban manusia untuk
lebih bersahabat dengan lingkungan, antara lain melalui pemanfaatan sumberdaya
alam secara efektif dan efisien. Teknologi hijau memiliki cakupan yang sangat
luas, mulai dari yang paling sederhana sampai paling mutakhir. Dikembangkan di
negara-negara paling maju seperti yang ada di Eropa Barat, Jepang dan Amerika
Serikat, sampai negara-negara berkembang yang tersebar di seluruh bagian Bumi
seperti Afrika, Asia Selatan, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan sebagainya.
Dalam hal ini konsep teknologi hijau diterapkan dalam menghasilkan produk
dengan cara meminimalkan bahan baku, mengefisiensikan proses, dan memaksimaikan
output produk, namun dengan senantiasa menghasilkan limbah dan polutan dalam
jumlah yang minimal.
Hidayat (2021) menyatakan Adapun ruang lingkup
dari Teknologi Hijau adalah, sebagai berikut:
1. Energi hijau, masalah yang paling mendesak untuk teknologi hljau
adalah energi, termasuk pengembangan bahan bakar alternatif, serta
dikembangkannya cara baru untuk menghasilkan energi, termasuk efisiensi energi.
Pemenuhan kebutuhan energi di Planet Bumi ini masih sangat tergantung pada
bahan bakar fosil, pada tahun 2010 masih mencapai 67,6 persen: hyidropower 16,1
persen, nuklir 13 persen, dan kontribusi energi terbarukan (di luar hydropower)
hanya 3,3 persen (MC. 2013).
2. Bangunan hijau (green building), dikenal juga sebagai bangunan
ramah lingkungan atau bangunan berkelanjutan, ada keterkaitan yang erat dengan
arsitektur hujau, konstruksi hijau, desain berkelanjutan dan bangunan alami.
Bangunan merupakan tempat di mana manusia menjalankan sebagian aktivitas
kehidupannya, melindunginya dari kondisi iklim yang kurang bersahabat,
sekaligus mempengaruhi kondisi kesehatan penghuninya. Dengan demkian bangunan
pun harus bersahabat dengan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan, berdiri
selaras dengan ekosistem sekitar, sehingga muncul konsep dan bidang bangunan
hijau.
3. Kimia hijau (Green chemistry), dalam proses penemuan, desain dan
aplikasi proses dan produk kimia semaksimal mungkin menghilangkan penggunaan
bahan berbahaya beracun beserta turunannya.
4. Nanoteknologi hijau (Green nanotechnology), merupakan manipulasi bahan pada skala nanometer. Banyak ilmuwan yang mempercayai bahwa melalui penguasaan nanotekno|ogi, pada masa yang akan datang banyak hal yang dapat diproduksi. Dalam hal ini Nanoteknologi hijau merupakan penerapan prinsip kimia hijau dan teknik hijau (Green engineering) untuk beragam bidang. Menurut Nano (2016), nanoteknologi dan nanosains merupakan studi dan penerapan hal-hal yang sangat kecil di berbagai bidang ilmu seperti kimia, biologi, fisika, ilmu material dan rekayasa. Dijelaskan, bahwa ide nanoteknologi dan nanosains muncul pada tahun 1959, ketika fisikawan Richard Feyman pada pertemuan Asosiasi Fisika Amerika Serikat di lnstitut Teknologi California (Caltech) memberikan ceramah berjudul "There's Plenty of Room at the Bottom”. Penemuan alat scanning tunneling microscope (STM) dan atomic force microscope (AFM), menandai era kebangkitan nanoteknologi.
Bio-Park merupakan salah satu teknologi hijau yang digunakan untuk
memperbaiki kualitas sumbersumber air yang tercemar seperti air saluran, sungai
dan danau. Proses reduksi bahan-bahan pencemar dalam Bio-Park terjadi melalui
siklus rantai makanan dalam ekosistem akuatik atau ekoteknologi. Di Jepang,
teknologi Bio-Park diterapkan untuk memperbaiki kualitas air danau antara lain
Danau Tsuchiura, Kibagata, Koishikawa, dan Haruno (Nefilinda, 2014).
Menurut Nefilinda (2014) teknologi Bio-Park juga telah dimodifikasi sebagai taman atap (Roof
Top Bio-Park) di perumahan Canon Housing. Pada
saat ini teknologi Roof Top Bio-Park dikembangkan dalam rangka mitigasi
pemanasan global yang terjadi di daerah perkotaan. Dalam 5 tahun terahir,
teknologi Bio- Park telah diperkenalkan ke Thailand, China dan Brazil melalui
bantuan teknik pemeritah Jepang. Karena menggunakan proses ekosistem alami,
teknologi Bio-Park merupakan upaya adaptasi dan mitigasi dampak pemanasan
global dengan karakteristik sbb:
a.
Menanam
vegetasi
b.
Memperbaiki
kualitas air yang tercemar secara efisien tanpa bahan kimia.
c.
Memanfaatkan
lumpur sebagai pupuk organic
d.
Tidak
menghasilkan limbah kimiawi
e. Bio-Park adalah zero emission system
Di Indonesia, percobaan lapangan
penerapan teknologi hijau untuk pelestarian kualitas air danau telah dimulai
oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air pada tahun 2003 di Waduk Saguling dengan
nama EKOTEKNOLOGI. Penelitian masih berlangsung sampai saat ini dan diharapkan
teknologi ini dapat dipersiapkan untuk diterapkan oleh pemeritah dan masyarakat (Nefilinda, 2014).
KESIMPULAN
Teknologi lingkungan (envirotech) atau
teknologi hijau (greentech) atau teknologi bersih (cleantech) adalah aplikasi
ilmu lingkungan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya untuk
mengekang dampak negatif dari keterlibatan manusia. Pembangunan yang
berkelanjutan adalah inti dari teknologi lingkungan. Di masa depan
teknologi hijau akan dianggap sebagai tujuan dari kehidupan manusia karena
manusia tidak bisa terus menerus menggunakan teknologi yang menyebabkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan setiap bentuk kehidupan yang bergantung
kepada lingkungan. Peran kitalah sebagai manusia yang senantiasa harus menjaga
planet bumi dari kerusakan dan kehancuran.
DAFTAR PUSTAKA
Asriningpuri, dkk. (2015). Teknologi Hijau Warisan Nenek Moyang di Tanah
Parahyangan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, Vol. 7, No. 1.
51-65. Dalam https://umb-post.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/232127/mod_resource/content/1/Jurnal%20Teknologi%20Hijau%202.pdf (Diakses pada 29 November
2021).
Hidayat A. A. (2021). Teknologi Hijau. Modul 13 Kimia Dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta: UMB. Diakses pada 29 November 2021).
Iravani, A., Akbari, M. H., & Zohoori, M. (2017).
Advantages and disadvantages of green technology; goals, challenges and
strengths. Int J Sci Eng Appl, 6(9), 272-284. Dalam https://www.ijsea.com/archive/volume6/issue9/IJSEA06091005.pdf (Diakses pada 29 November
2021).
Kardono.
(2010). Teknologi Ramah Lingkungan: Kriteria, Verifikasi, dan Arah
Pengembangan. Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi. Dalam https://enviro.bppt.go.id/Publikasi/TRL-KLH04062010-01.pdf (Diakses pada 29
November 2021).
Nefilinda.
(2014). Teknologi Hijau: Solusi untuk Plesetarian Sumber Air. Jurnal
Spasial: STKIP PGRI Sumatera Barat. Dalam https://umb-post.mercubuana.ac.id/pluginfile.php/232126/mod_resource/content/1/Jurnal%20Teknologi%20Hijau%201.pdf (Diakses
pada 29 November 2021).
Soemarno.
(2011). Filosofi Teknologi Hijau. Dalam https://id.scribd.com/document/380552775/1 (Diakses
pada 29 November 2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.