Oleh: Shafa Almaliya
Program studi: Teknik Industri, Fakultas: Teknik, Universitas Mercu Buana
shafaalmaliya@gmail.com
Abstrak
Syarifuddin, Nuraini
(1994), Dalam ilmu kimia dibahas tentang ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan
ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antara partikel-artikel yang
berikatan. Dengan adanya ikatan kimia tersebut maka baik sifat kimia maupun
sifat fisika dari senyawa, seperti dapat menghantarkan listrik, kepolaran,
kereaktifan, bentuk molekul, warna, sifat magnet titik didih yang tinggi dapat
dijelaskan melalui berbagai teori ikatan kimia tersebut.
Salah satu teori ikatan
kimia adalah ”Ikatan Molekul”. Dengan adanya ikatan molekul tersebut maka dapat
dijelaskan sifat fisika maupun kimia dari suatu senyawa atau ion kompleks yang
terbentuk dari iakatan kimia, seperti perbedaan titik didih suatu senyawa dan
kelarutan.
Kata kunci: teori, ikatan kimia, senyawa.
Syarifuddin, Nuraini (1994), In chemistry, chemical bonds are discussed. Chemical bonds are bonds that occur because of the attraction between the bonded particles. With these chemical bonds, both the chemical and physical properties of the compound, such as being able to conduct electricity, polarity, reactivity, molecular shape, color, high boiling point magnetic properties can be explained through various theories of these chemical bonds.
One of the theories of chemical bonding is the “Molecular Bonding”. With the presence of these molecular bonds, the physical and chemical properties of a compound or complex ion formed from chemical bonds can be explained, such as differences in the boiling point of a compound and solubility.
Keywords: theory, chemical bonds, compounds.
Pendahuluan
Senyawa kimia dapat terbentuk melalui proses dari unsur-unsur yang
bereaksi. Reaksi tersebut berdasarkan sifat dan struktur dari suatu unsur.
Syarifuddin,
Nuraini (1994), Dalam ilmu kimia dibahas tentang ikatan kimia. Ikatan kimia
merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antara partikel-artikel
yang berikatan. Dengan adanya ikatan kimia tersebut maka baik sifat kimia
maupun sifat fisika dari senyawa, seperti dapat menghantarkan listrik,
kepolaran, kereaktifan, bentuk molekul, warna, sifat magnet titik didih yang
tinggi dapat dijelaskan melalui berbagai teori ikatan kimia tersebut.
Rumusan Masalah
- Apa yang pengertian dari ikatan kimia?
- Apa sajakah jenis-jenis ikatan kimia?
- Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kimia?
- Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari ikatan kimia.
- Untuk mengetahui seluruh jenis-jenis ikatan kimia.
- Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya ikatan kimia.
Menurut Ainur, dkk. (2013), Ikatan kimia merupakan
ikatan yang terjadi antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan
membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi.
Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan
yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur
cenderung membentuk struktur elektron stabil.
Walter Kossel dan Gilbert
Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas
mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron
terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga
susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia.
Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas
mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah octet. Sementara
itu, atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai dengan boron
cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah
Duplet. Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit
terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom
untuk berikan dengan atom lain.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
Ikatan ion = heteropolar.
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logamlogam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang 5 memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Contoh ikatan ionik ialah reaksi Natrium sebagai kation dan klorin sebagai anion, berikut di bawah ini:
Ikatan
ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat
sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan
ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation
terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang
disyaratkan dalam aturan Lewis
Sifat-sifat
ikatan ionik adalah:
- Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
- Memiliki titik leleh yang tinggi
- Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektroli
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam inti kedua atom. Tarik menarik elektron ini yang menyebabkan kedua atom terikat bersama. Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya.
Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O adalah H memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H mengikuti kaidah oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O. Berikut di bawah ini reaksi ikatan kovalen:
Struktur Lewis atau Rumus Struktur Senyawa Kovalen
Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar
atom dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan
kovalen dan ikatan kovalen koordinat. Cara atom-atom saling mengikat dalam
suatu molekul dinyatakan dengan rumus bangun atau rumus struktur.
Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis, setiap pasangan
elektron ikatan pada rumus lewis digambarkan dengan sepotong garis Ikatan
kovalen terdiri atas ikatan kovalen polar, kovalen non polar, dan kovalen
koordinasi.
a. Kovalen
polar
Senyawa kovalen dikatakan
polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan
demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi pengutuban
muatan. Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan
Elektron Ikatannya (PEI) cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan.
Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda
keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai
momen dipol.
b. Kovalen
non polar
Senyawa kovalen dikatakan non polar
jika senyawa tersebut tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan
demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen tidak terjadi pengutuban
muatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan
Elektron Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan.
Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan
nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.
a. Kovalen
koordinasi
Ikatan
kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk dari pemakaian bersama
elektron yang hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang lainnya
tidak menyumbangkan elektron. Ikatan ini dapat terjadi jika atom penyumbang
memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB).
Contoh ikatan kovalen koordinasi adalah ammonia (NH3) yang bereaksi dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3BCl3. Atom N dalam NH3 sudah memenuhi kaidah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di lain pihak, atom B dalam BCl3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun belum memenuhi kaidah oktet. Dalam hal ini, atom N (dari NH3) dan atom B (dari BCl3) dapat berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari atom N.
SimpulanIkatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Ikatan kimia terjadi melalui ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam. Dengan adanya ikatan kimia tersebut maka baik sifat kimia maupun sifat fisika dari senyawa, seperti dapat menghantarkan listrik, kepolaran, kereaktifan, bentuk molekul, warna, sifat magnet titik didih yang tinggi dapat dijelaskan melalui berbagai teori ikatan kimia tersebut.
Daftar Pustaka
Ainur, dkk. 2013. Ikatan Kimia 2. Jakarta: Universitas
Gunadarma. Dalam https://www.academia.edu/22158221/Makalah_ikatan_kimia
(diakses pada 3 Oktober 2021)
Syarifuddin, Nuraini. 1994. Ikatan Kimia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University
Yulianta, Heri. 2016. Materi Ikatan Kimia Untuk SMA/MA. Yogyakarta: UNY. Dalam https://eprints.uny.ac.id/41796/1/produk.pdf (Diakses pada 3 Oktober 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.