UPAYA MENGATASI MASALAH GLOBAL (GLOBAL WARMING )
Abstrak
Pemanasan
global atau global warming sudah menjadi isu global, karena tidak hanya dialami
atau menimpa bangsa Indonesia saja, melainkan hampir seluruh warga bumi.
Masalah pemanasan global (global warming) mulai diangkat ke permukaan pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil
tahun 1992. Sebelum diselenggarakan KTT
tersebut, persoalan seputar pemanasan global (global warming) seakan
disepelekan, dan dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dalam setiap kehidupan
atau interaksi antar manusia. Akan tetapi dengan berbagai penelitian atau riset
dan ditandai dengan beragam tanda-tanda dan dampak, pemanasan global (global
warming) semakin mendapatkan perhatian secara internasional. KTT terakhir
tentang bumi yang diselenggarakan di kota Kyoto Jepang tahun 1997, semakin
mematenkan dunia bahwa pemanasan global (global warming) merupakan musuh utama
umat manusia yang mendiami bumi, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi
secara menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan.Dalam artikel ini dibahas tentang
pengertian pemanasan global, penyebab, dan dampak yang ditimbulkannya serta
upaya mengatasinya
Keywords:
pemanasan global (global warming),
upaya mengatasi, penyebab permasalahan global
PENDAHULUAN
Pemanasan global (global warming) merupakan isu global, karena tidak hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia saja, melainkan hampir seluruh warga bumi merasakan dampak yang ditimbulkannya. Pemanasan global (global warming) merupakan proses diserapnya panas matahari oleh lapisan atmosfer bumi yang sangat tipis, untuk kemudian dipantulkan kembali ke luar angkasa dalam bentuk sinar infra merah. Terjebaknya radiasi sinar infra merah kedalam atmosfer bumi yang tipis tersebut menjadikan atmosfer semakin panas. Pemanasan global (global warming) dapat diartikan juga sebagai peningkatan rata-rata temperatur udara dan air di dekat permukaan tanah di planet bumi dalam tahun-tahun terakhir ini dan diperkirakan akan terus berlangsung atau berkelanjutan.
Secara terminologi, pemanasan global (global warming) adalah suatu contoh spesifik dari istilah perubahan iklim yang lebih luas. Dapat juga mengacu pada pendinginan global. Dalam penggunaan umum, istilah ini mendasarkan pada pemanasan umum dan mengimplikasikan pengaruh manusia. UNFCCC yang merupakan Forum Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB, menggunakan istilah perubahan iklim untuk perubahan yang disebabkan oleh manusia dan tingkat perubahan iklim, untuk perubahan-perubahan lainnya.
Meningkatnya pemanasan global (global warming) sangat memprihatinkan masa depan bumi. Angka kenaikan tersebut memang tampak sedikit jika hanya dilihat sekilas. Namun, pemanasan global bukanlah fenomena sepele. Pemanasan bumi mengakibatkan begitu banyak bencana ekstrem yang menelan banyak korban. Bukan hanya itu saja. Bagi manusia, pemanasan global dapat menyebabkan risiko kejadian alergi, asma, dan wabah penyakit menular menjadi lebih umum akibat meningkatnya polusi udara, peningkatan curah hujan, serta penyebaran kuman penyakit yang dibawa serangga atau nyamuk seperti demam berdarah (DBD). Jika hal tersebut tidak segera diatasi, akibatnya bisa sangat fatal: lapisan es di kutub akan mencair dan permukaan air laut akan naik. Gelombang panaspun akan mengacaukan iklim dan menimbulkan badai dahsyat serta akan memporakporandakan bangunan di berbagai kota.
Permasalahan pemanasan global (global warming) mulai diangkat ke permukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil pada tahun 1992, dan sampai saat ini terus menjadi perhatian utama dunia (Kodra, 2004:21). Meskipun KTT Rio de Janerio telah diperbarui dengan Protokol Kyoto pada tahun 1997, namun sayangnya di antara negara- negara yang punya perhatian besar pada pemanasan global (global warming) sampai kini belum melakukan tindakan bersama secara berarti. Bahkan di antara mereka saling mempersalahkan. Di satu sisi, negara- negara yang sedang berkembang menyalahkan negara maju sebagai biang keladi atau penyebab terjadinya pemanasan global melalui pembuangan gas emisi karbondioksida yang berasal dari pabrik dan kendaraan.
Sementara negara-negara maju dengan Amerika Serikat sebagai promotornya, tidak kalah sengitnya menuding negara-negara sedang berkembang yang tidak memperhatikan lingkungan dan merusak hutan. Hutan yang dijuluki paru-paru dunia ditebang semena- mena untuk tujuan ekonomi sesaat. Pada sisi lain, negara industri secara khusus mempersoalkan penggunaan teknologi yang masih konvensional, pembangunan yang menggebu- gebu dan banyaknya kendaraan bermotor dengan sistem pembakarannya kadaluarsa dan rusak menyebabkan emisi gas karbondioksida di negara-negara berkembang sangat besar. Sebaliknya, teknologi yang canggih, hemat energi dan pemantauan polusi yang baik, menjadikan emisi karbondioksida akan menjadi sedikit dan bisa diawasi/dipantau, dengan begitu jumawanya diklaim sebagai bagian dari negara maju.
PERMASALAHAN
A.
Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Mencairnya lapisan es di kutub Utara
dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut
secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil
tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir terancam.
Permukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang yang tinggi, dan
ini berakibat kerusakan fasilitas sosial
dan ekonomi. Jika ini terjadi terus menerus maka
akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan masyarakat.
2.
Meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim
menyebabkan musim sulit diprediksi. Petani tidak
dapat memprediksi perkiraan musim tanam akibat musim yang juga
tidak menentu. Akibat musim tanam yang sulit diprediksi dan musim
penghujan yang tidak menentu maka musim produksi panen juga
demikian. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi penduduk,
kelaparan, lapangan kerja bahkan menimbulkan
kriminal akibat tekanan tuntutan hidup.
3. Punahnya berbagai jenis fauna. Flora
dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu, kelembaban,
kadar air dan sumber makanan. Kenaikan
suhu global menyebabkan terganggunya siklus air,
kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan
tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini pun
memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
4. Habitat hewan berubah
akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban
dan produktivitas primer sehingga sejumlah hewan
melakukan migrasi untuk menemukan habitat baru yang
sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim,
arah dan kecepatan angin, arus laut
(yang membawa nutrien dan migrasi ikan).
5. Peningkatan muka air
laut, air pasang dan musim hujan yang
tidak menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
6.
Ketinggian gunung-gunung
tinggi berkurang akibat mencairnya es pada
puncaknya.
7. Perubahan tekanan udara,
suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan
terjadinya perubahan arus laut. Hal ini
dapat berpegaruh pada migrasi ikan, sehingga memberi
dampak pada hasil perikanan tangkap.
8. Berubahnya habitat
memungkinkan terjadinya perubahan terhadap resistensi
kehidupan larva dan masa pertumbuhan
organisme tertentu, kondisi ini tidak menutup
kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi
organisme penyebab penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang berubah
resistensinya terhadap perubahan musim dapat meningkatkan
penyebaran organisme ini lebih luas. Ini
menimbulkan wabah penyakit yang dianggap baru.
9. Mengancam kerusakan terumbu karang
di kawasan segitiga terumbu karang yang ada di enam negara,
yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon,
Papua Nugini, Timor Leste, dan Philipina.
B.
Penyebab Pemanasan Global
Suhu rata-rata Bumi meningkat hampir dua kali lipat dari 50 tahun lalu. Kenaikan suhu memang sedikit banyak terjadi mengikuti siklus alami geografis bumi. Namun, perubahan ekstrem yang terjadi sangat cepat ini tidak bisa semata dibenarkan oleh alasan itu saja.
Para ilmuwan menyimpulkan penyebab utama pemanasan global adalah emisi gas karbon dioksida sebagai efek rumah kaca (ERK) dari aktivitas manusia. Efek rumah kaca sejatinya merupakan proses alami yang seharusnya menjadikan Bumi tempat yang nyaman untuk hidup . ERK terjadi ketika selimut gas atmosfer memerangkap sebagian panas matahari sehingga membuat Bumi sebuah planet yang hangat dan layak huni. Selama siang hari, sinar matahari akan menembus atmosfer untuk menghangatkan Bumi sebelum akhirnya kembali mendingin saat malam tiba. Namun, penurunan suhu ini tidak drastis karena sebagian panasnya tetap terperangkap di atmosfer.
Energi yang diserap atmosfer akan menjaga suhu Bumi tetap hangat. Tanpa adanya perlindungan atmosfer, Bumi tidak akan bisa dihuni makhluk hidup karena saking dinginnya. Meski begitu, aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak, dan gas alam) justru meningkatkan jumlah gas panas yang dilepaskan ke udara sehingga mengubah prinsip efek rumah kaca alami Bumi.
Semakin banyak gas panas yang diproduksi oleh manusia, semakin banyak pula panas yang diperangkap oleh atmosfer untuk dipantulkan balik ke ke bumi. Ini adalah masalah utama yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
pembahasan sebagaimana telah dipaparkan dalam pendahuluan, dan permasalahan
yang berisi penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global (global warming) maka permasalahan
terkait dengan global warming adalah
“kepedulian manusia atau masyarakat
dunia terhadap ancaman pemanasan global (global
warming) masih rendah”. Hal tersebut ditandai dengan berbagai aktivitas
atau kegiatan manusia atau masyarakat yang memicu atau menyebabkan percepatan
proses pemanasan global (global warming),
dan cara mencegah pemanasan global (global warming)
A.
Aktivitas atau Kegiatan Manusia yang
Memicu atau Menyebabkan Percepatan Proses Pemanasan Global (global warming)
Aktivitas atau kegiatan tersebut, antara lain dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari dalam hal :
1.
Masih
tingginya penggunaan alat kebutuhan berbahan baku
yang tidak mudah hancur dalam waktu singkat/cepat, seperti
pemakaian alat kebutuhan
terbuat dari plastik.
2.
Pemakaian AC berlebihan
3. Tidak ada pemisahan limbah organik dan non organik
4. Belum adanya pembatasan pemakaian bahan bakar yang memakai energi fosil (minyak bumi)
5. Alternatif bahan bakar pengganti bahan bakar yang berasal dari energi fosil belum diterapkan secara optimal
6.
Reklamasi pantai
7.
Pengambilan air tanah yang dapat menurunkan permukaan air tanah
8.
Sanksi kurang tegas terhadap pelanggar yang menimbulkan pencemaran
B.
Meminimalisasi
Dampak Pemanasan Global
Ada beberapa hal sederhana yang bisa
dilakukan untuk meminimalis pemanasan global sebagai berikut:
1.
Konservasi lingkungan, dengan melakukan
penanaman pohon dan penghijauan di lahan-lahan kritis.
Tumbuhan hijau memiliki peran dalam
proses fotosintesis, dalam proses ini
tumbuhan memerlukan karbondioksida dan menghasilkan
oksigen. Akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat dikurangi.
2.
Menggunakan energi yang
bersumber dari energi alternatif guna mengurangi
penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak
bumi dan batu bara). Emisi gas karbon yang
terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar
fosil. Kita mengenal bahwa paling banyak
mesin-mesin kendaraan dan industri digerakkan
oleh mesin yang menggunakan bahan bakar
ini. Karena itu diupayakan sumber energi
lain yang aman dari emisi gas-gas
ini, misalnya; menggunakan energi matahari, air, angin, dan
bioenergy. Di daerah tropis yang kaya akan energi
matahari diharapkan muncul teknologi yang mampu
menggunakan energi ini, misalnya dengan
mobil tenaga surya, listrik tenaga surya.
Sekarang ini sedang dikembangkan bioenergy,
antara lain biji tanaman jarak (Jathropa. sp) yang menghasilkan
minyak.
3.
Daur ulang dan efisiensi
energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan
kompor di rumah, menghasilkan asap dan
jelaga yang mengandung karbon. Karena itu sebaiknya
diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan,
misalnya dari sampah organik.
4.
Upaya pendidikan kepada masyarakat luas
dengan memberikan pemahaman dan penerapan atas prinsip-prinsip
sebagai berikut:
·
Dimensi manusia
·
Penegakaan Hukum dan Keteladanan
·
Keterpaduan
·
Mengubah Pola Pikir dan SikapEtika Lingkungan
KESIMPULAN
Pemanasan global telah menjadi
permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain
diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia
itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras
karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang
sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah
kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah
menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah
kelam yang pernah menimpa bumi ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Gore, Al. 2007. Suatu Kebenaran yang Tidak Menyenangkan,
Pemanasan Global (Global Warming ). Singapura: Asosiasi Internasional Maha
Guru Ching Hai
Gleason,
Karen K., Simon Karecki, and Rafael
Reif .2007 . Climate
Classroom; What’s up with global
warming?, National Wildlife Federation. URL diakses 22-01-2008
Murdiyarso, Daniel. 2007. Protokol Kyoto. Jakarta. Kompas Gramedia
Riyanto. 2007. Strategi
Mengatasi pemanasan Global. 3(2). 74-75
Susanta,Gatot. Hari Sutjahjo .2007. akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan
Global?. Depok. Penebar Plus
Tema yang diangkat perihal isu global sangat menarik. Pada penulisan masih ada sedikit kekurangan perihal type font dan ukuran yang tidak konsisten, penulis sebaiknya lebih teliti dan meninjau ulang sebelum dibagikan kepada pembaca.
BalasHapusIsi dari artikel tersebut menarik, tetapi kekurangannya pada ukuran penulisan font nya belum teratur. Sebaiknya sebelum di upload, diperbaiki terlebih dahulu dengan teliti.
BalasHapus