KEAJAIBAN TERIPANG
SEBAGAI OBAT ALAMI BERBAGAI PENYAKIT
Disusun oleh : Hafiz Zurrohmansyah (41620010012)
Kode Peserta : @R11-Hafiz
Teknik Industri,
Universitas Mercu Buana Jakarta
ABSTRAK
Teripang atau
sea cucumber merupakan hewan laut yang telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan
dan obat Kandungan nutrisinya yang lengkap. Secara tradisional telah dimanfaatkan
untuk berbagai penyakit melancarkan
peredaran darah akibat penyempitan pembuluh darah karena kolesterol,
melancarkan fungsi ginjal, meningkatkan metabolisme, mencegah penyakit
arthritis, diabetes melitus, hipertensi, mempercepat penyembuhan luka, dan
antiseptik tradisional. Karena manfaatnya yang cukup luas, kini produk olahan
teripang semakin berkembang seperti ekstrak teripang yang biasanya dalam bentuk
jeli atau cair yang digunakan sebagai suplemen. Indonesia sebagai negara yang
kaya akan keanekaragaman jenis teripang. Sampai saat ini teknologi pengolahan
teripang baru dalam bentuk kering dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
Sementara penelitian teripang sebagai bahan obat masih terbatas dan produk
ekstrak teripang masih diimpor dari Malaysia dan Amerika. Teripang diketahui
memiliki zat yang salah satunya berfungsi sebagai antijamur dari ekstrak
teripang secara kimia dengan pelarut terbaik untuk mengisolasi senyawa
antijamur teripang adalah metanol terhadap bakteri (C. albicans) serta
kandungan senyawa bioaktif dalam teripang mengandung senyawa alkaloid, saponin,
steroid dan triterpenoid. Ada indikasi potensi antijamur pada ekstrak teripang.
Maka penelitian ke arah bidang farmasi dan kesehatan perlu ditingkatkan.
Penelitian tersebut untuk mendukung industri farmasi yang mengolah teripang
menjadi bahan produk kesehatan yang nilai tambahnya cukup tinggi (ekonomis).
Kata
kunci : Teripang, antijamur, bioaktif, obat alami, penyakit
PENDAHULUAN
Sumber daya laut memiliki berbagai kegunaan dan
manfaat, dengan berbagai biota laut diantaranya ialah mikroorganisme, blue green algae, green algae, brown algae, red algae,
sponges, coelenterates, bryozoans, moluska, dan enchinodermata. Biota laut tersebut dapat menghasilkan berbagai
bahan alami yang berguna dan bermanfaat untuk industri farmasi (antikanker,
antibiotik, anti-inflamasi), pertanian (pestisida, fungisida, growth stimulator), kosmetik dan makanan
(zat pewarna alami), dan masih banyak lainnya. Disamping itu juga dapat
dihasilkan protein serta bahan diet sebagai sumber makanan sehat, seperti asam
lemak tidak jenuh omega 3, vitamin, asam amino, dan berbagai jenis gula rendah
kalori (Dahuri, 2003).
Diantara berbagai biota laut tersebut, teripang (enchinodermata) ialah salah satu yang
memiliki potensi besar dan mempunyai banyak kegunaan dan manfaat terutama
sebagai bahan obat-obatan. Teripang atau dikenal sebagai mentimun laut atau sea cucumber termasuk ke dalam jenis
Holothuroidae dan Stichopodidae dari bangsa Echinodermata yang merupakan hewan
tidak bertulang belakang dan bertubuh lunak. Teripang bergerak
lambat dan tidak memiliki struktur perlindungan fisik khusus untuk
mempertahakan dirinya dari serangan predator. Untuk kelangsungan hidup dan
pertahanan dirinya, teripang memproduksi metabolit sekunder dengan menghasilkan
senyawa bioaktif antara lain adalah holothurin atau dikenal sebagai saponin dan
triterpene glycoside suatu struktur serupa dengan ginseng yang aktif,
genoderma, dan tumbuh-tumbuhan tonik yang terkenal. Aktivitas-aktivitas anti
bakateri, antijamur, antitumor dan antikanker ditemukan dalam senyawa-senyawa
tersebut (Kerr, 1995; Sendih, 2006; Alfonso, et al., 2007; Farouk , et al.,
2007). Di dunia ada 1.250 spesies
teripang yang telah dideskripsikan, sedangkan di Indonesia ada 25 jenis yang
mempunyai nilai komersial yang berasal dari
perairan karang di Indonesia (Darsono, 2005) dengan ukuran panjang tubuh
teripang bervariasi tergantung umur dan jenisnya tetapi umumnya ukuran panjang
teripadang berkisar 3-150 cm (Darsono, 1998).
Teripang umumnya bertempat dan bersembunyi
ekosistem terumbu karang dengan perairan dasar yang jernih, bebas dari polusi,
air relative tenang dengan mutu air cukup baik. Habitat yang ideal bagi
teripang adalah air laut dengan salinitas 29-33% yang memiliki kisaran PH
6,5-8,5. kecerahan air 50-150 cm, kandungan oksigen terlarut 4-8 ppm, dan suhu
air 20-25o C (Wibowo et al,
1997).
Menurut
Martoyo et al. (2000) teripang yang terdapat di perairan Indonesia adalah dari
genus Holothuria, Muelleria dan Stichopus. Ketiga genus tersebut terdiri dari
23 spesies, diantaranya baru lima spesies yang sudah dimanfaatkan dan mempunyai
nilai ekonomis penting, yaitu Holothuria scabra (teripang putih atau pasir),
Holothuria edulis (teripang hitam), Holothuria vacabunda (teripang getah atau
keling), Holothuria vatiensis (teripang merah) dan Holothuria marmorata
(teripang cokelat). Namun, menurut Ibrahim (2003), spesies teripang yang
benar-benar asli dan bermutu tinggi serta paling berkhasiat adalah yang
berwarna kuning keemasan. Di Malaysia dikenal dengan sebutan Gamat Emas
(Stichopus horrens). Teripang telah lama digunakan sebagai sumber obat-obatan
tradisional dari Malaysia, teripang di malaysia dikenal dengan sebutan gamat
emas. Gamat emas diolah menjadi air gamat dan minyak gamat untuk mengobati luka
dan peradangan, meninkatkan vitalitas tubuh, dan menyembuhkan luka lambung
(Sendih, 2006; Farouk, et al.,2007).
Teripang
mengandung berbagai macam senyawa yang besarnya bervariasi tergantung spesiesnya.
Jenis teripang yang banyak digunakan sebagai obat dan makanan. Menurut
Departemen Obat dan Makanan Amerika Serikat (USDA), teripang memiliki kandungan
gizi yang lengkap, antara lain 9 jenis karbohidrat, 59 jenis asam lemak, 19
jenis asam amino, 25 komponen vitamin, 10 jenis mineral, dan 5 sterol. Walaupun
kandungan lemaknya cukup rendah, namun teripang mengandung asam lemak
multitetradonik penghambat enzim lipoksigenase yang memacu kerusakan saluran
pernafasan penyebab asma (Darmananda, 2002). Teripang mengandung kolagen yang
cukup tinggi yaitu sebesar 86% serta berbagai jenis mineral seperti kalsium,
fosfat, fosfor, kromium, magnesium, besi, natrium, dan yodium. Dalam seratus
gram bobot kering, daging teripang mengandung kalsium 118 mg, fosfor 22 mg, besi
14 mg, dan yodium 0,6 mg (Darmananda, 2006) yang mana dapat menetralisirkan
keasaman pada lambung agar tidak terjadi kanker lambung (maag kronis). Hasil
penelitian Fredalina et al. (1999) menunjukkan bahwa ekstraksi asam lemak
teripang jenis Stichopus chloronotus mengandung 11 jenis asam lemak dengan
berbagai macam pelarut etanol, metanol, dan bufer fosfat. Ekstraksi dengan
menggunakan bufer fosfat menghasilkan asam eicosapentaenoat (EPA) sebesar
25,69% dan asam dokosaheksaenoat (DHA) sebesar 3,63%. Sedangkan jika ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan air diperoleh DHA sebesar 57,55% dan EPA sebesar
7,84%. Berdasarkan kandungan asam aminonya, teripang mengandung asam amino
lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan laut, ayam, dan telor (Anonymous,
2006).
Dilihat
dari kandungan gizi dan senyawa-senyawa aktifnya, memungkinkan teripang dapat
dimanfaatkan sebagai kesehatan atau obat alami. Kini teripang sudah tidak lagi
dipandang sebelah mata, namun selayaknya menjadi perhatian kita semua dengan
mengingat potensi medis dan non medis yang tak ternilai di dalamnya. Sehingga
dapat memanfaatkan teripang dengan cara yang baik.
PERMASALAHAN
Berdasarkan pendahuluan
yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
:
1. Apakah kandungan kolagen dalam teripang emas dapat
menangani maag dan mencegah penyakit lambung?
2. Apakah benar teripang dapat menjadi bahan
nutraceutical (produk kesehatan)?
3. Peran bahan kimia terhadap ektrak teripang dan
manfaatnya?
PEMBAHASAN
1. Apakah kandungan
kolagen dalam teripang emas dapat menangani maag dan mencegah penyakit lambung?
Maag
lambung merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan makanan yang ditandai
dengan rasa perih didaerah lambung. Bahkan hal ini pernah dikemukakan oleh Tjay
dan Rahardja (2007) yang menyatakan bahwa gejala-gejala umum berupa gangguan
pada pencernaan adanya rasa nyeri serta rasa panas pada ulu hati dan dada,
mual, kadang disertai muntah dan perut kembung.
Bahkan
gangguan lambung bisa disebabkan karena stress. Stres menyebabkan perubahan hormonal
di dalam tubuh yang selanjutnya akan merangsang sel-sel di dalam lambung
memproduksi asam dalam jumlah berlebihan. Ditambah lagi ketika seseorang
mengalami stress pertahanan tubuh di lapisan lambung melemah. Keadaan ini
disebabkan lambung tidak dapat mensekresi cukup lendir untuk melindungi
permukaan lambung dari asam lambung. Jika keadaan ini terus-menerus terjadi,
akan timbul luka pada lambung dan jika dibiarkan akan terjadi pendarahan
lambung. Secara umum, maag atau gastritis (radang lambung) merupakan penyakit
yang menyebabkan peradangan pada lambung akibat produksi asam lambung yang
berlebih.
Penyakit
maag ini biasanya menyerang orang dengan pola makan yang tidak teratur dan
kurang menjaga kebersihan. Hal ini dikemukakan pula oleh Riyanto (2008) Bahwa
peningkatan produksi asam lambung dapat terjadi karena makanan atau minuman
yang mrangsang lambung seperti makanan yang pedas atau asam, kopi dan alkohol,
serta jadwal makan yang tidak teratur. Selain zat asam lambung, penyakit maag
juga dapat disebabkan oleh bakteri Helycobacter pylori, yanitu organisme renik.
Ketika zat asam lambung tinggi, bakteri lain akan mati, tapi bakteri
Helycobacter pylori tidak mati, bahkan bertahan hidup dan berkembang biak.
Helycobacter pylori adalah bakteri yang tahan asam yang dapat hidup di pH 2
sampai 4. Jadi, bakteri ini tidak akan mati, ketika produksi asam lambung
sangat tinggi. Bakteri ini dapat membuat dinding lambung iritasi, sehingga
mengakibatkan lambung mengalami peradangan dan luka. Jadi, akan terasa perih dibagian
ulu hati bagi penderita yang mengalaminya
Dalam
teripang emas (Stichopus variegatus) terkandung banyak sekali nutrisi yang baik
untuk tubuh, diantaranya protein, kolagen, mineral, mukopolisakarida,
glucasaminoglycans (GAGs), antiseptik alamiah, glucosamine dan chondroitin,
saponin, omega, asam amino, lektin, vitamin dan mineral, gamapeptide. Teripang
emas (Stichopus variegatus) memiliki kandungan “Sel Growth Factor” (faktor
regenerasi sel) sehingga mampu merangsang regenerasi/ pemulihan sel dan jaringan
tubuh manusia yang telah rusak atau sakit bahkan membusuk, sehingga menjadi
sehat pulih kembali.
Penelitian
Ridzwan Hasyim dari departemen ilmu biokomia universitas kebangsaan Malaysia,
membuktikan bahwa teripang emas memiliki kandungan kolagen yang dapat
mengurangi masalah lambung. Kolagen pada teripang mampu mencegah produksi
berlebih dari asam lambung, sehingga erosi selaput lendir pada lambung dapat
dihindari. Zat alkaloid Curcumin sebagai anti kuman berfungsi utuk merangsan
dinding kantung empedu mengeluarkan cairan empedu. Sehingga sistem pencernaan
bekerja lebih sempurna. Selain itu mampu mencegah terjadinya kanker lambung
sebagai gejala lanjutan dari penyakit asam lambung. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang dikemukakan oleh Martoyo, dkk (2006) bahwa ekstrak murni
teripang mempunyai kecenderungan menghasilkan holotoksin yang efeknya sama dengan
antimicyne dengan kadar 6,25-25 mg/ml. Pada tubuh teripang terkandung sekitar
80% kolagen yang memiliki kemampuan meregenerasi sel untuk penyembuhan berbagai
macam penyakit.
2. Apakah benar teripang
dapat menjadi bahan nutraceutical?
Tentunya
teripang dapat menjadi bahan untuk nutraceutical, karena teripang juga kaya
akan zat besi yang dibutuhkan untuk melakukan pembentukan sel darah merah,
serta kalium penting dalam pencegahan dan perawatan hipertensi. Salah satu
unsur mineral yang penting adalah kromium yang mampu merangsang kelenjar
pankreas untuk menghasilkan insulin. Insulin ini ialah senyawa yang dapat
menyerap kelebihan glukosa dalam darah, sehingga ekstrak teripang dapat
membantu para penderita diabetus melitus untuk mempertahankan kadar glukosa dalam
darah, sedangkan yodium dapat mencegah penyakit gondok (Admin, 2008).
Kemampuan
teripang dalam meregenerasi sel menjadi dasar utama bahwa teripang dapat
menyembuhkan luka. Hidup di lingkungan yang keras seringkali menyebabkan
dinding tubuh teripang terpecah atau luka pada organ tubuhnya. Namun teripang
dapat meregenerasi dirinya sendiri dalam waktu 10–90 hari sehingga utuh
kembali. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor regenerasi sel (cell growth
factor), yang mampu merangsang regenerasi untuk pemulihan sel atau jaringan
tubuh yang rusak. Kandungan protein teripang yang tinggi dapat meningkatkan
regenerasi sel-sel mati akibat luka sehingga mampu menyembuhkan luka.
Selain
itu, protein dapat juga berfungsi untuk memperkuat sistem daya tahan tubuh
serta menghasilkan hormon dan enzim untuk melancarkan metabolisme (Lehninger,
1994). Kolagen yang merupakan jaringan pengikat dalam tulang dan kulit dapat
dimanfaatkan untuk kecantikan kulit serta dapat meningkatkan regenerasi sel-sel
mati akibat luka sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Oleh karena itu,
teripang dapat dimanfaatkan sebagai kosmetik dan salep untuk menyembuhkan luka.
Bahkan
Kandungan asam lemak teripang seperti asam eicosapentaenoat (EPA) dan
asam dokosaheksaenoat (DHA) merupakan
asam lemak yang sangat diperlukan oleh tubuh kita. Kedua asam lemak ini
dilaporkan mampu mencegah timbulnya penyakit kardiovasculer, diabetes, dan
tekanan darah tinggi. Secara khusus EPA dapat menurunkan jumlah fibrinogen
sehingga kekentalan darah menurun dan membuat aliran darah lebih baik. EPA juga
dapat menurunkan kadar lemak dalam darah sehingga mengkonsumsi ekstrak teripang
dapat mencegah penyakit arterosklerosis, sedangkan DHA berperan utama dalam
perkembangan sistem syaraf dan dapat meningkatkan kemampuan memori dan daya
pembelajaran, serta berfungsi sebagai anti alergi.
Teripang juga mengandung
mukopolisakarida berupa glikosamin sulfat dan kondroitin sulfat. Glukosamin
adalah suatu unsur pokok dari glikoprotein, proteoglikan, dan glikoaminoglikan
yang berperan dalam sintesis proteoglikan. Glukosamin dapat menurunkan proses
proteolitik kartilago dan membentuk kembali glukaminoglikan yang rusak. Di
samping itu, senyawa ini dapat mencegah terjadinya penggumpalan dan pembekuan
darah. Pada konsentrasi 5 µg/ml, glukoaminoglikan mampu menyembuhkan stroke
isemik otak dan penyakit jantung isemik. Sementara kondroitin sulfat adalah
suatu derivat komponen tulang rawan. Kondroitin sulfat baik secara oral maupun
injeksi dapat membantu meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi rasa nyeri
pada sendi. Kombinasi penggunaan glukosamin sulfat dan kondroitin sulfat
menunjukkan efek yang potensial dalam merangsang produksi proteoglikan dan asam
hialuronat serta menghambat enzim proteolitik yang dapat merusak tulang rawan.
Maka oleh karena itu, ekstrak teripang dapat menyembuhkan radang sendi,
rematik, dan osteoarthritis.
3.
Peran bahan kimia pada ektrak teripang dan manfaatnya?
Penyakit infeksi pada manusia yang disebabkan oleh jamur
Candida albicans. Pengobatan terhadap Candida albicans secara kimia dapat
menimbulkan resistensi dan efek samping. Candida adalah flora normal pada
saluran pencernaan, selaput mukosa, saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit,
dan di bawah kuku. C. albicans dapat menjadi patogen dan menyebabkan infeksi seperti
septikemia, endokarditis, atau meningitis. Pengobatan terhadap C. albicans
dapat menggunakan antijamur berbahan kimia. Namun dapat menimbulkan resistensi
dan efek samping.
Antijamur alami dapat ditemukan dalam tubuh teripang.
Ekstrak teripang mengandung senyawa triterpen glikosida baru, bersama dengan 2
glikosida yang telah dikenal yaitu holothurin A dan holohurin B telah
diidentifikasi dari fraksi n butanol. Senyawa holothurin B menunjukkan
aktivitas antijamur yang lebih baik melawan 20 isolat jamur secara in vitro.
Holothuria scabra secara spesifik mengandung sapogenin steroid, triterpen
glikosida, dan holostan yang berfungsi sebagai antibakteri, antimikroba, dan
antijamur (Bordbar et al., 2011).
Senyawa
yang terkandung dan diduga berperan sebagai antijamur dalam H. scabra adalah
alkaloid, saponin dan triterpen seperti yang ada pada ekstrak metanol. Ekstrak
etil asetat hanya mengandung saponin dan triterpen sehingga aktivitas
antijamurnya lebih kecil daripada ekstrak metanol. Kemampuan saponin sebagai
antijamur diperkuat oleh Cowan (1999) yang menyatakan bahwa saponin
berkontribusi sebagai antijamur dengan mekanisme menurunkan tegangan permukaan
membran sterol dari dinding sel C. albicans, sehingga permeabilitasnya
meningkat. Hardiningtyas (2009) menambahkan, saponin merupakan golongan senyawa
yang dapat menghambat atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan
membran sterol. Efek utama saponin terhadap bakteri adalah adanya pelepasan
protein dan enzim dari dalam sel.
Saponin
dihasilkan sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri secara kimiawi
bagi teripang di alam. Selain diduga sebagai pertahanan diri dari predator,
juga diyakini memiliki efek biologis, termasuk diantaranya sebagai anti jamur,
sitotoksik melawan sel tumor, hemolisis, aktivitas kekebalan tubuh, dan anti
kanker. Adanya satu atau lebih senyawa bioaktif dalam tubuh teripang juga
memungkinkan kemampuan antijamur semakin besar. menambahkan, interaksi dari
senyawa saponin dan alkaloid diduga menimbulkan efek antijamur, walaupun
mekanismenya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Riguera (1997) dalam
Nurjanah.
Menurut
Gholib (2009), alkaloid merupakan senyawa yang bersifat antimikroba, yaitu
menghambat esterase dan DNA serta RNA polymerase, menghambat respirasi sel. Alkaloid
merupakan aktivator kuat bagi sel imun yang menghancurkan bakteri, virus,
jamur, dan sel kanker. teripang terbukti mampu menjadi agen antijamur,
antibakteri, dan sitotoksik. Senyawa antijamur alami dari teripang dan hewan
laut lainnya menjadi salah satu sumber obat antijamur baru yang dapat
dikembangkan karena potensinya yang besar.
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teripang yang selama ini, mempunyai
potensi sebagai suplemen dan obat karena kandungan nutrisinya yang lengkap sehingga
dapat digunakan sebagai suplemen untuk mencegah berbagai macam penyakit.
Melihat potensi pemanfaatannya yang cukup besar serta ketersediaan sumberdaya
teripang dengan keragaman jenis spesies. Seharusnya industri farmasi untuk
mengolah teripang menjadi makanan suplemen berada di Indonesia. Hal ini juga
didukung dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan sehingga
prospek pasar ekstrak teripang sangat menjanjikan. Serta teripang emas memiliki
kandungan kolagen dan protein yang dapat menetralisir keasaman pada lambung
agar tidak terjadi kanker lambung (maag kronis). Disamping itu, teripang
merupakan sumber bioaktif yang berkhasiat sebagai antibakteri, antifungi,
antikanker, antihipertensi, antithrombotik, antinosiseptif dan anti-inflamasi. Dengan
metanol adalah pelarut terbaik untuk mengisolasi senyawa antijamur dari
Holothuria scabra yaitu senyawa alkaloid, saponin, steroid, dan triterpen.
Penggunaan konsentrasi terbaik ekstrak H. scabra untuk uji aktivitas antijamur
adalah 7 mg/ml dalam pelarut metanol. Maka manfatkanlah teripang dengan baik
agar manfaat dan kegunaannya dapat dimanfaatkan dan digunakan dengan baik juga.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous. 2004. http://gamatemas.dumei.com
Dahuri R. 2005. Menggali Bahan Baku Obat di dalam
Laut. Departemen Perikanan dan Kelautan.
Darsono, Pepto. 1995. Kandungan Substansi Bioaktif
pada Teripang. Jurnal Oseana Volume XVIII Nomor 3: 87-94. http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xviii(3)87-94.pdf
Dharmananda S. 2003. Sea cucumber: food and medicine.
Institute for Traditional Medicine. Oregon: Portland.
Ibrahim J. 2003. Gamat emas sasar perolehan RM 10
juta. http://sas7882.org/Documents/AlumniPress/SyidAyob-UtusanMalaysia
131003.pdf
Kaswandi MA, Lian HH, Nurzakiah S, Ridzwan BH, Ujang
S, Samsudin MW, Jasnizat S, Ali AM. 2000. Crystal saponin from three sea
cucumber genus and their potential as antibacterial agents. 9 th Scientific
Conference Electron Microscopic Society, 12-14 Nov 2000, Kota Bharu, Kelantan.
273-276.
Kustiariyah. 2006. Isolasi, karakterisasi dan uji
aktivitas biologis senyawa steroid dari teripang sebagai aprodisiaka alami
[tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, IPB. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/view/963
Martoyo, J.
(1996). Budi daya teripang.
Jakarta, dari Niaga Swadaya.
Pranoto, E. N., Ma'ruf,
W. F., & Pringgenies, D. (2012). Kajian aktivitas bioaktif ekstrak teripang
pasir (Holothuria scabra) terhadap jamur Candida albicans. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan, 1(2),
1-8. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/651
Sahir, A. I. N.
Pemanfaatan teripang emas untuk mencegah dan menangani penyakit maag dan tukak
lambung. https://www.academia.edu/39102883/PEMANFAATAN_TERIPANG_EMAS_UNTUK_MENCEGAH_DAN_MENANGANI_PENYAKIT_MAAG_DAN_TUKAK_LAMBUNG
Sendih, S.
(2006). Keajaiban Teripang;
Penyembuh Mujarab, depok dari Laut. AgroMedia. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=L7j-dQOPZO8C&oi=fnd&pg=PT10&dq=Keajaiban+Teripang%3B+Penyembuh+Mujarab&ots=QUzM7DFgTP&sig=CISSsgBletfzy1CbslRDEcim16c&redir_esc=y#v=onepage&q=Keajaiban%20Teripang%3B%20Penyembuh%20Mujarab&f=false
Suryaningrum, T. D.
(2008). Teripang: potensinya sebagai bahan nutraceutical dan teknologi
pengolahannya. Squalen, 3(2), 63-69. https://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/squalen-bulletin/index.php/squalen/article/view/160
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.