Penyebab
dan Perlambatan Proses Pembusukan Tomat
Oleh : Dinda Damarisa Anggadewi (@SO3-Dinda)
Abstrak
Abstract
Tomato
is one of the fruits that easily rot due to its high water content. There are many ways you can slow down the
process of rotting tomatoes. This
article aims to find out what can be done to slow down the process of rotting
tomatoes. Among the ways to slow down
the process of damaging tomatoes is to keep tomatoes at the right temperature
and so on. By knowing how to slow down
the process of rotting tomatoes, hopefully this can help us know how to keep
fresh tomatoes longer.
Keywords : tomat, pembusukan, pencegahan, penyimpanan,
hortikultura
Pendahuluan
Pembusukan
merupakan perubahan secara kimia yang membuat objek mengalami perusakan
susunan/struktur yang disebabkan oleh adanya reaksi kimia yang bersumber dari
dalam dan luar yang dilakukan oleh dekomposer. Pembusukan pada bahan makanan
terjadi karena adanya pengaruh bakteri pembusuk dan lebih sering terjadi pada
bahan makanan yang basah dan lembab. Hal ini disebabkan karena kandungan air
yang cukup tinggi dapat mempercepat proses pembusukan.
Tomat
termasuk dalam jenis tumbuhan dari keluarga Solanaceae dan memiliki nama ilmiah
Lycopersicum esculentum. Tomat dikenal kaya akan vitamin dan
antioksidan. Tomat memiliki kandungan air yang tinggi, yaitu sebesar 94% air
dari berat total pada tomat merah dan 93% air dari berat totalnya pada tomat
hijau, sehingga tomat berkemungkinan besar mengalami proses pembusukan lebih
cepat.
Daya
simpan tomat yang sebentar disebabkan oleh banyak faktor, baik itu internal
maupun eksternal. Maka dari itu, penting untuk mengetahui faktor pembusukan tomat agar menemukan cara
pencegahan pembusukan tomat yang efektif.
Permasalahan
Proses
kerusakankan buah dimulai sejak buah tersebut dipanen. Setelah dipanen, buah
tetap melakukan fisiologis sehingga dapat disebut sebagai jaringan yang masih
hidup. Adanya aktifitas fisiologis menyebabkan buah akan terus mengalami
perubahan yang tidak dapat dihentikan dan hanya dapat diperlambat sampai batas
tertentu. Tahap akhir dari perubahan pasca panen adalah kelayuan/pembusukan. Lingkungan
seperti suhu, kelembaban udara, cahaya dan polutan juga merupakan faktor
penyebab proses pembusukan pada buah.
Berikut merupakan
penjelasan beberapa faktor penyebab proses pembusukan :
1. Laju Respirasi
Respirasi
berlangsung untuk memperoleh energi untuk aktivitas hidupnya. Dalam proses
respirasi, bahan tanaman terutama kompleks karbohidrat dirombak menjadi bentuk
karbohidrat yang paling sederhana (gula) selanjutnya dioksidasi untuk menghasilkan energi. Hasil
sampingan dari respirasi ini adalah CO2, uap air dan panas. Air yang dihasilkan
ditranspirasikan dan jika tidak dikendalikan produk akan cepat menjadi layu.
2. Transpirasi
Transpirasi
adalah pengeluaran air dari dalam jaringan produk nabati. Transpirasi
dipengaruhi oleh faktor internal (morfologis/anatomis, rasio permukaan terhadap
volume, kerusakan fisik, umur panen) dan faktor eksternal (suhu, RH, pergerakan
udara dan tekanan atmosfir). Transpirasi yang berlebihan menyebabkan produk
mengalami pengurangan berat, daya tarik, nilai tekstur dan nilai gizi.
3. Produksi Etilen
Etilen
adalah senyawa organik sederhana yang dapat berperan sebagai hormon yang
mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan kelayuan. Keberadaan etilen akan
mempercepat tercapainya tahap kelayuan (senesence).
4. Kerusakan Patologis dan Kerusakan Fisik
Kerusakan
produk nabati dapat terjadi karena aktivitas bakteri atau jamur, dan akibat
serangan mikroorganisme ini timbul kerusakan fisik dan fisiologis.
Sebaliknyapun akibat kerusakan fisik karena penanganan yang tidak benar bisa
juga memicu pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme
pembusuk yang menyebabkan susut pascapanen buah dan sayuran secara umum
disebabkan oleh jamur dan bakteri. Pembusukan pada buah-buahan umumnya sebagai
akibat infeksi jamur dan hal ini diperkirakan disebabkan oleh pH yang rendah
(kurang dari 4.5) atau keasamannya yang tinggi.
5. Kondisi Lingkungan
Suhu
adalah faktor sangat penting yang paling berpengaruh terhadap laju kemunduran
dari buah pascapanen. Buah yang dihadapkan pada suhu yang tidak sesuai dengan
suhu penyimpanan optimal menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan fisiologis.
Selain berpengaruh terhadap peningkatan produksi etilen, penurunan O2 dan
peningkatan CO2, suhu juga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan mikroorganisme
dan perkecambahan spora.
Pembahasan
Tomat
adalah buah yang rentan busuk. Tomat akan mudah membusuk apabila telah terkena
sinar matahari secara langsung. Tomat yang belum cukup matang akan memiliki
daya simpan sekitar 1-2 hari hingga membusuk, sedangkan tomat yang sudah matang
hanya dapat bertahan beberapa hari saja pada suhu kamar tanpa terpapar sinar
matahari secara langsung, dapat bertahan 2-3 hari apabila disimpan pada lemari
pendingin, dan dapat bertahan selama 2 bulan jika disimpan dalam freezer.
Usaha yang dapat dilakukan untuk memperlambat proses pembusukan adalah dengan memperlambat
respirasi dan menangkap gas etilen yang terbentuk.
Berikut beberapa
penjelasan mengenai cara memperlambat proses pembusukan pada tomat :
1. Jangan buang tangkai tomat
Tangkai pada tomat berfungsi sebagai penghambat
masuknya bakteri ke dalam buah. Dengan tangkai tersebut, tomat tidak akan cepat
matang dan mudah busuk karena masuknya bakteri. Adanya tangkai juga memungkinkan tomat memiliki kualitas rasa
dan nutrisi yang bagus.
Tetapi, tidak semua pasar atau swalayan menjual
tomat yang masih memiliki batang. Untuk menyiasatinya,
tempelkan plester atau selotip pada pangkal buah.
2. Simpan di suhu yang tepat
Simpan tomat dalam wadah terbuka dengan suhu sekitar
13-21 derajat Celcius. Pada suhu ini metabolisme oksidatif
seperti respirasi berjalan lebih sempurna dan lebih terkendali.
3. Simpan
tomat dengan posisi stem side down
Stem side down adalah cara menyimpan tomat dengan posisi pangkal buah berada di bawah. Cara ini dilakukan untuk mencegah masuknya oksigen ke dalam tomat, karena oksigen yang masuk ke dalam tomat akan mempercepat proses pembusukan.
4. Simpan dalam plastik untuk tomat yang sudah terlalu matang
Tomat
yang sudah terlalu matang memiliki ciri warna kulit yang semakin memerah dan tekstur buah yang lunak. Cara
menyimpannya adalah ambil tomat yang akan disimpan dan pastikan dalam keadaan
kering. Buang tangkainya dan letakkan pada plastic, lalu tutup rapat dan
masukkan ke dalam kulkas. Dengan car aini, tomat yang sudah terlalu matang
dapat terjada warna dan tekstur alaminya selama 2-3 hari.
5. Penyimpanan Hortikultura
Cara
penyimpanan hortikultura berhasil bila
mampu mereduksi laju proses pematangan, atau menunda dimulainya proses
pematangan dan sekaligus mencegah terjadinya pembusukan dan penyimpangan
sehingga kesegaran selalu dapat dijaga. Penyimpanan dengan cara ini ditujukan
agar kesegaran tomat dapat terjaga sampai ketangan konsumen.
Cara
ini dapat dicapai dengan cara merubah kondisi lingkungan produk hortikultura
segera setelah dipanen, dengan cara menurunkan suhu, penggunaan bahan kimia,
mengubah komposisi udara atau gabungan dari cara-cara tersebut.
Penyimpanan
Modified Atmosphere (MA) adalah penyimpanan buah atau sayur segar dalam
atmosfer atau udara dengan komposisi CO2 tinggi dan O2 rendah yang diatur pada
awal penyimpanan, atau tidak diatur sama sekali atau digunakan kemasan/film
tertentu yang dapat mengatur sendiri komposisi udara di dalamnya.
Pengaruh
konsentrasi O2 rendah antara lain adalah dapat menyebabkan laju respirasi dan
oksidasi sustrat menurun dan mengakibatkan CO2 turun, pemotongan tertunda, perombakan
klorofil tertunda, produksi C2H4 rendah, laju pembentukan asam askorbat
berkurang, laju degradasi senyawa pektin terlambat, perbandingan asam-asam
lemak jenuh berubah, pembusukan berkurang, jika O2 sangat rendah terjadi
fermentasi, terjadi pematangan O2 harus ada karena diperlukan untuk sintesis
C2H4 serta diperlukan juga reaksi lain untuk pemotongan.
Pengaruh
penyimpanan buah/sayur segar dalam atmosfer dengan komposisi CO2 tinggi dan O2
rendah antara lain dapat menyebabkan respirasi terhambat, asam tertimbun,
pembentukan asetaldehida, peningkatan jumlah gula, penurunan jumlah zat yang
larut dalam alkali, jumlah pektin total tinggi, dan proses perombakan klorofil
dihambat. Respirasi terhambat karena ketersediaan O2 rendah dan CO2 tinggi, hal
ini mengakibatkan pematangan dapat dihambat sehingga umur penyimpanan buah dan
sayur dapat diperpanjang. Proses penimbunan asam dikarenakan kegiatan respirasi
menurun, peningkatan penambahan CO2 atau enzim menjadi tidak begitu aktif.
Kondisi
penyimpanan (CO2, O2) masing-masing produk berbeda-beda. Misalnya untuk tomat
paling baik disimpan dengan komposisi [O2 ] = 3%; [CO2] = 0%; suhu 13°C. Dengan
komposisi CO2 dan O2 yang tepat masa simpan tomat dapat tercapai selama 6
minggu.
Kandungan air dalam buah tomat yang tinggi menyebabkan
tomat mudah mengalami proses pembusukan. Proses pembusukan sendiri dapat terjadi
karena laju respirasi, transpirasi, produksi etilen, kerusakan patologis dan
kerusakan fisik, dan kondisi lingkungan. Dengan diketahuinya faktor penyebab
proses pembusukan, langkah-langkah perlambatan proses pembusukan pada tomat
yang tepat dapat ditentukan, seperti
tidak membuang tangkai tomat, menyimpan di suhu dan posisi yang tepat,
menyimpan di dalam plastik untuk tomat yang sudah terlalu matang, dan melakukan
penyimpanan hortikultura agar tomat tetap segar saat sampai ketangan konsumen.
Ayuning, N. D. (2019, May 7).
Retrieved from idntimes:
https://www.idntimes.com/food/dining-guide/nuke-diah-ayuning/begini-cara-efektif-simpan-tomat-supaya-tahan-lama-exp-c1c2/5
Ir. I Made S. Utama, M. (2001). Penanganan
Pascapanen Buah dan Sayuran Segar.
Santoso, S. (2006). Teknologi
Pengawetan Bahan Segar.
Komentar : Artikel yang ditulis sudah cukup menarik dan jelas dalam penjelasan setiap bagian. Dengan memfokuskan penyebab dan mencegah pembusukan tomat.
BalasHapusKritik : Tidak ada kririk yang bisa saya ungkapkan
Saran : Perkaya lagi sumber daftar pustaka agar lebih banyak permasalahannya