ABSTRAK
Hujan asam adalah sebuah masalah lingkungan yang sangat serius dan benar
benar harus dipikirkan pemecahan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang
secara berangsur angsur mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini
umumnya dan khususnya manusi.
Hujan secra alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Pengendalian hujan asam melalui pemanfaatan zat ramah lingkungan, meminimalisir pencemaran. Penghematan energi dan menangkap zat pencemar untuk dijadikan alternatif yang bermanfaat.
Hujan secra alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Pengendalian hujan asam melalui pemanfaatan zat ramah lingkungan, meminimalisir pencemaran. Penghematan energi dan menangkap zat pencemar untuk dijadikan alternatif yang bermanfaat.
KATA KUNCI : Hujan Asam, Karakteristik,
Proses, Dampak, Upaya.
I. PENDAHULUAN
Hujan asam mempunyai pengertian sebagai segala bentuk hujan
yang memiliki tingkat keasaman atau pH dibawah normal, yakni dibawah 5,6.
Secara umum, hujan yang turun di wilayah Indonesia memiliki pH normal sekitar
6. Dan hujan asam ini mempunyai kandungan pH di bawah kadar normal tersebut.
Asamnya hujan ini dikarenakan adanya kandungan karbondioksida atau CO₂ yang larut dengan air hujan tersebut dan
memiliki bentuk sebagai asam lemah.
Hujan asam
adalah hujan yang bersifat asam dari pada hujan biasa (Hunter BT, 2004 dalam
Rahardiman, Arya. 2009).
II. RUMUSAN MASALAH
Ada beberapa
rumusan yang ingin dibahas dalam makalah yang akan membahas tentang hujan asam,
antara lain:
- Bagaimana karakteristik hujan asam?
- Bagaimanakah proses terbentuknya hujan asam?
- Bagaimanakah dampak atau akibat yang ditimbulkan
oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan?
- Upaya apasajakah yang dapat ditempuh untuk
mengurangi dan menegah terjadinya hujan asam?
1. Karakteristik Hujan Asam
Beberapa ciri atau
karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah sebagai
berikut:
· Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7
· Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di dalam polusi udara.
· Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida
dan nitrogen oksida yang ada di atmosfer
· Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
· Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah
· Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh yang
rendah
2. Proses
Terbentuknya Hujan Asam
Deposisi
asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang ada do
atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau,
hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju,
atau butiran-butiran cairan (aerosol),
ataupun jatuh bersama angin.
Asam-asam
tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi
pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor.
Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu
penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor
hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang
terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana
seperti dibawah ini.
2.1
Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)
Gas
SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi
photokatalitik di atmosfer, akan membentuk asamnya.
SO2
+ OH → HSO3
HSO3
+ O2 → HO2 + SO3
SO3
+ H2O → H2SO4
Selanjutnya
apabila diudara terdapat Nitrogen monoksida (NO) maka radikan hidroperoksil (HO2)
yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO +
HO2 → NO2 + OH
Pada
reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO
diudara, maka reaksi radikal hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin
banyak SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
2.2 Pembentukan
Asam Nitrat (HNO3)
Pada
siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida dengan
radikal hidroksil.
NO2
+ OH → HNO3
Sedangkan
pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan ozon
NO2
+ O3 → NO3 + O2
NO2
+ NO3 → N2O5
N2O5
+ H2O → HNO3
Didaerah
peternakan dan pertanian akan concong menghasilkan asam pada tanahnya mengingat
kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung
urea. Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia
yang terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Disisi
lain amoniak yang menguap ke udara dengan uap air akan membentuk ammonia hingga
memungkinkan penetralan asam yang ada di udara.
HNO3
sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan asam
keras dan reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. Oleh
sebab itu, presipitasinya akan merusak tanaman terutama daun (Manahan, 1994
dalam Rahmawaty, 2002).
2.3 Pembentukan
Asam Chlorida (HCl)
klorida
biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya melibatkan Chloroflorocarbon (CFC)
dan radikal oksigen O*
CFC
+ hv(UV) → Cl* + produk
CFC
+ O* → ClO + produk
O* +
ClO → Cl* + O2
Cl +
CH4 → HCl + CH3
Reaksi
diatas merupakan bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan
ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya
berkisar antara 62 persen oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat dan 6 persen
Asam Chlorida.
Mekanisme
proses terbentuknya hujan asam, dapat diamati pada Gambar berikut:
Proses
terjadinya hujan asam
(Sumber
: https://taklupa.com/proses-terjadinya-hujan-asam/)
Diakses : 02 Februari 2020
3. Dampak Hujan Asam
Terhadap Kehidupan Manusia dan Lingkungan
Terjadinya
hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan
dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya
pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :
a.
Danau
Kelebihan
zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi
ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup,
sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam
di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar
dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau.
Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di
sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang
menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
b. Tanah
Efek
tidak langsung dari hujan asam adalah efek terhadap tanah. Gejala ini
menyebabkan terjadinya pencucian mineral seperti Ca, Mg, dan Potassium,
yang merupakan yamg merupakan mineral utama bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Mineral tersebut digantikan oleh logam berat seperti Al, yang justru
menghambat pertumbuhan akar dan menghambat penyerapan air. Tanaman kemudian
mulai mati, karena kekurangan air. Adanya pelapukan dalam batang menandakan
terjadinya kerusakan sistem transportasi air pada tanaman. Dr. Ulrich dari
Universitas Gottingen (Jerman) menyimpulkan bahwa hujan asam menghambat
beberapa pohon spruce dan beech mencapai umur lebih dari 30 – 40 tahun
(Nandika, Dodi.,2004).
c. Tumbuhan
Tanaman
dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun
rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan
dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih
sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Hujan
asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut
sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan
zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi.
Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan
dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit,
kekeringan dan mati.
d.
Kesehatan Manusia
Dampak
deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang
nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa NOx
dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi
kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran
yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi
buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang
yang sehat.
4. Upaya-Upaya Untuk
Mengurangi dan Mencegah Dampak Dari Hujan Asam
Usaha
untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung
sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya
pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.
a. Menggunakan
Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah
b. Pengendalian
Pencemaran Selama Pembakaran
c. Pengendalian
Setelah Pembakaran
d. Mengaplikasikan
prinsip 3R (Reuse, Recycle,
Reduce)
e. Melakukan
Reboisasi atau penanaman kembali
IV. PENUTUP
Kesimpulan
1.
Hujan
asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan
secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida di
udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
2.
Hujan
asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk
sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah
larut sehingga jatuh bersama air hujan. Secara sedehana, reaksi pembentukan
hujan asam sebagai berikut: Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan
udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan
melalui pembakaran.
3.
Adapun
beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat asam
pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, hujan asam yang
larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum
pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan
terganggunya kesehatan manusia.
4.
Usaha
untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung
sedikit zat pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya
pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi
serta penambahan zat kapur.
V. DAFTAR PUSTAKA
Fatma, Desy. (2016). Hujan Asam : Pengertian,
Proses, Manfaat, dan Dampaknya. https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/hujan-asam
(diakses : 02 Februari 2020)
Harjanto, N.T., 2008. Dampak Lingkungan Pusat Listrik Tenaga Fosil Dan Prospek
Pltn Sebagai Sumber Energi Listrik Nasional. Pusat Teknologi Bahan
Bakar Nuklir, BATAN. Diperoleh dari: http://www.batan.go.id/ptbn/php/pdf-publikasi /PIN/
pin-pdf/ 06Anto.pdf. (diakses : 02 Februari 2020)
Sumahamijaya,I., 2009. Hujan Asam
Menghancurkan Bumi.
Diperoleh dari http://majarimagazine.com/2009/03/
hujan – asam – mencegah – global – warming-menghancurkan- bumi/. (diakses : 02 Februari 2020)
Galih mawardi Q13
BalasHapusCukup bagus cara penulisannya.artikel yg menarik