Oleh : Jessica Chresstella
ABSTRAK
Perkembangan dan kemajuan
Teknologi dan Industri didorong dari keinginan manusia untuk mencapai kehidupan
yang lebih sejahtera. Dengan adanya kemajuan teknologi dan industri maka dapat
membantu manusia menjadi lebih mudah dalam menjalani kehidupan. Namun
perkembangan teknologi dan industry ini juga menyisakan dampak negatif. Dampak
Negatif yang menjadi masalah terbesar saat ini adalah limbah yang dihasilkan
yang menyebabkan terjadinya berbagai jenis pencemaran lingkungan. Timbulnya
berbagai macam pencemaran inin telah mengambil alih perhatian banyak orang
untuk mendukung minimalisasi limbah industri atau kerusakan lingkungan dengan
mengembangkan teknologi bersih (clean technology) berdasarkan konsep kimia
hijau (green chemistry).
Kata Kunci : Kimia Hijau, Prinsip Kimia Hijau
Sumber Gambar : https://pt.slideshare.net/yuliflamminho/green-chemistry-26397033/7 12 Prinsip Kimia Hijau |
PENDAHULUAN
Green
chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk
ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan produksi
zat-zat (substansi) toksik dan atau berbahaya (Utomo, 2010)
Green
chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat
berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi)
kimia. Sedangkan, environmental chemistry lebih menekankan pada fenomena
lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia (Nurma, 2008).
Menurut
Utomo (2010), Konsep green chemistry terdiri dari 12 prinsip, yaitu:
1.
Lebih
mengedepankan usaha mencegah timbulnya limbah dibanding usaha menangani limbah
yang dihasilkan dalam proses produksi.
2.
Efisiensi
atom
3.
Mengurangi
pemakaian bahan kimia barbahaya dan atau toksik
4.
Mendesain
produk yang lebih ramah lingkungan
5.
Meningkatkan
usaha penggunaan pelarut dan bahan kimia lain yang tidak berbahaya
6.
Mendesaian
pemakaian energi yang efisien
7.
Lebih
mengutamakan penggunakan bahan dasar yang dapat diperbaharui.
8.
Melakukan
proses sintesis yang relatif lebih pendek (menghindari proses penurunan hasil
sintesis)
9.
Mengutamakan
reaksi katalisis dibandingkan reaksi stoikiometrik
10.
Mendesain
produk yang dapat didegradasi (didaur ulang)
11.
Melakukan
metode analitik pada usaha pencegahan polusi
12.
Minimalisasi
potensi kecelakan kerja.
Sumber Gambar : https://www.pngdownload.id/png-t348rr/ Kimia Hijau |
PEMBAHASAN
Menurut Sidjabat (2008) , Salah satu
teknologi bersih yang sudah berkembang dan terus dikembangkan untuk dapat
mengurangi pencemaran atau limbah industri adalah teknologi katalitik atau
dengan peran katalis Teknologi bersih adalah suatu konsep dari kimia hijau
(green chemistry) dan merupakan suatu teknologi yang dapat:
a. Menghemat
bahan mentah (umpan) dan energi; mereduksi toksisitas (atau bahaya) dari
bahanbahan yang digunakan dalam suatu proses; mereduksi jumlah dan/atau
toksisitas (bahaya) limbah dari proses industri dan emisinya.
b. Memproduksi
produk (dan pengemasannya) dengan mengkonsumsi sedikit bahan baku dan sedikit
energi selama digunakan, menghasilkan sedikit emisi dan limbah, mudah digunakan
kembali, dapat diperoleh kembali atau mudah didaur ulang setelah digunakan, dan
mempunyai dampak kecil jika dibuang ke lingkungan.
Untuk meminimalisasi limbah
dari suatu proses kimia maka perlu pertimbangan aspek-aspek berikut:
a.
Faktor Lingkungan , Faktor E (Environmental
Factor)
b.
Utilisasi Atom
c.
Peran Katalisis (Proses Katalitik)
Katalis bekas (spent
catalyst) dapat diolah dengan cara perolehan kembali logam-logamnya
(reclaiming), regenerasi dan/atau ditimbun dalam tanah(landfill) sehingga tidak
menjadi masalah dalam lingkungan.
Contoh aplikasi dari Kimia
Hijau di industri:
Waterbased coating (cat waterbased) adalah
bahan finishing yang menggunakan air sebagai pelarut utama. Berbeda
dengan solvent base finishing material,
waterbased coating ini hanya sedikit mengeluarkan emisi gas pada saat
proses pengeringannya sehingga tidak akan mengotori udara lingkungan.
Adanya isu yang berkembang saat ini mengenai keselamatan
lingkungan ditambah dengan harga solvent yang semakin mahal,
telah membuat produk-produk yang berbasiskan air menjadi pilihan yang sangat
menarik. Tingginya dorongan untuk mengunakan waterbased material ini
juga telah mendorong industri finishing material untuk mengembangkan produk ini
sehingga produk yang dihasilkan menjadi semakin baik.
Keuntungan waterbased coating
- Waterbased
coating ini relatif aman.
Semua solvent dan solvent
base material merupakan bahan yang mudah terbakar. Sedangkan waterbased material
menggunakan air sebagai solvent utama tentu merupakan bahan
yang jauh lebih aman dibandingkan solvent base material.
- Waterbase
coating merupakan bahan yang
lebih ramah lingkungan
Waterbased yang menggunakan air sebagai pelarut utama
memang masih mengeluarkan solven, tetapi tentu saja dalam jumlah yang jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan material finishing dengan pelarut thinner
atau solven.
- Waterbased material memiliki nilai tambah sebagai bahan yang
dianggap lebih ramah lingkungan
Kekurangan cat waterbased
- Aplikasi yang relatif sulit
Air merupakan bahan yang relatif lebih sulit
untuk menguap dibandingkan dengan solven. Pengeringan cat ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan waktu proses pengeringan terjadi.
- Penampilan finishing yang agak buram.
Lapisan coating dari waterbase ini
akan menghasilkan lapisan film yang sedikit buram dan warna finishing yang
dihasilkan tidak bisa sejernih seperti pada lapisan film yang dihasilkan oleh
cat jenis NC.
KESIMPULAN DAN SARAN
Limbah merupakan masalah
serius yang bisa mengancam kualitas kesehatan manusia dan lingkungan. Fokus
penanganan limbah mestinya tidak lagi pada usaha pengolahan limbah tetapi pada
usaha pengurangan sumber limbah. Konsep tersebut yang ditawarkan oleh green chemistry.
Dalam green chemistry, pemakaian bahan dan reagen kimia yang berpotensi
menimbulkan limbah dikurangi atau diganti. Pemakaian katalis dalam reaksi kimia
lebih diutamakan karena bisa memperpendek rute reaksi sehingga limbah yang
dihasilkan juga menurun. Salah satu pengejawantahan green chemistry yang bisa
dilakukan di dunia pendidikan tinggi adalah dengan menggalakkan penelitian yang
berbasis katalis. Dengan demikian pemakaian bahan dan reagen kimia dapat
diminimalkan dan konsep lebih baik mencegah daripada mengobati dapat
dilaksanaka (Utomo, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Atep Afia dan
Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Linngkungan Industri.
Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi
Sidjabat, O. (2008).
Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam Meminimalisasi Limbah
Industri. Lembaran Publikasi Minyak dan
Gas Bumi, 42(1), 45-50. (http://203.189.89.59/ojs/index.php/LPMGB/article/view/201 diakses 20 Februari 2020)
Utomo, M. P. (2010). Green
Chemistry dengan Kimia Katalisis.( http://www.academia.edu/download/51871348/08_green_chemistry.pdf
diakses 20 Februari 2020)
Nurma. 2008. Green Chemistry.
http://nurma.staff.fkip.uns.ac.id/ (diakses pada tanggal 20 Februari 2020)
Cat waterbase (waterbased coating).2014. Woodworking Indonesia.
http://www.information.wisno.co.id/2014/07/cat-waterbase-waterbased-coating.html
diakses 20 Februari 2020
@Q04-ADESITA
BalasHapusApa kelebihan dari penerapan prinsip kimia hijau ?
Untuk penulisan Daftar Pustaka sudah sesuai standar APA
Artikel sangat bermanfaat