Plastik
yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan berbagai gangguan
kesehatan, karena dapat mengakibatkan pemicu kanker dan kerusakan
jaringan pada tubuh manusia (karsinogenik).
Selain itu plastik pada umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan) oleh mikro organisme. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah.
Selain itu plastik pada umumnya sulit untuk didegradasikan (diuraikan) oleh mikro organisme. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah, air tanah.
Oleh : Bowo Priambudi
ABSTRAK
Meningkatnya
kebutuhan akan bahan yang dapat terurai secara hayati ditandai oleh
pengguna
minat
bagi Industri
di bidang pengemasan ramah lingkungan.
khususnya
bahan polimer biodegradable (lebih dikenal sebagai
biocomposites).
Tingkat
kepercayaan yang tinggi bahwa bahan polimer biodegradable akan
mengurangi
kebutuhan untuk produksi polimer sintetik (sehingga mengurangi
polusi)
dengan
biaya rendah, sehingga akan berdampak positif, baik bagi perekonomian
maupun
lingkungan
hidup.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Imogen Napper dan Richard Thompson di
University of Plymouth, Inggris, plastik biodegradable tidak terurai
setelah tiga tahun dibiarkan di alam bahkan masih utuh seperti sedia
kala. Napper dan Thompson meletakkan empat jenis plastik
(compostable, biodegradable, oxo-degradable, dan plastik polythene
konvensional) pada tiga kondisi, dikubur di tanah, dibiarkan di udara
terbuka, dan ditenggelamkan di laut. Semua plastik masih utuh seperti
sedia kala dalam jangka waktu tiga tahun setelah pertama kali
penelitian dilakukan.
Kata
Kunci : Pencemaran Plastik
https://storage.googleapis.com/planet4-indonesia-stateless/2019/11/4f915f2f-2_gp0sttp26_high_res-1024x683.jpg
|
- Pendahuluan
Limbah
plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran
lingkungan khususnya bagi pencemaran tanah. Bahan plastik merupakan
bahan organik yang tidak bisa terurai oleh bakteri. Dan alangkah
baiknya jika limbah plastik tersebut dapat digunakan lagi dengan cara
mendaur ulang dan dijadikan produk baru. Vesilind et al (2003)
menyatakan bahwa dalam implementasi sebuah
manajemen
atau pengelolaan
sampah dalam sebuah komunitas, hal pertama yang dilakukan adalah
dengan melakukan reduksi sampah langsung pada sumber penghasil
sampah.
- Permasalahan
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Imogen Napper dan Richard Thompson di
University of Plymouth, Inggris, plastik biodegradable tidak terurai
setelah tiga tahun dibiarkan di alam bahkan masih utuh seperti sedia
kala. Napper dan Thompson meletakkan empat jenis plastik
(compostable, biodegradable, oxo-degradable, dan plastik polythene
konvensional) pada tiga kondisi, dikubur di tanah, dibiarkan di udara
terbuka, dan ditenggelamkan di laut. Semua plastik masih utuh seperti
sedia kala dalam jangka waktu tiga tahun setelah pertama kali
penelitian dilakukan.
- Pembahasan
Menurut Asosiasi
Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS), konsumsi
plastik nasional masih didominasi oleh plastik kemasan sebesar 65%.
Dari total permintaan plastik kemasan, sekitar 60% diserap oleh
industri makanan dan minuman.Industri minuman, misalnya, merupakan
salah satu sektor yang pertumbuhannya paling cepat di Indonesia.
Industri minuman di Indonesia tumbuh 22,74% pada semester satu 2019.
Ketika industri terus bertumbuh, maka volume sampah plastik pun akan
meningkat. Tahun 2050, diperkirakan akan ada 12 miliar ton sampah
plastik di lingkungan. World Economic Forum pun menaksir lebih dari
32% sampah plastik tidak tertangkap atau tertangani dan menjadi
sampah yang berujung mengotori daratan dan lautan.
Ancaman Polimer
Sintetik Bagi Lingkungan
Dalam kehidupan
sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan polimer
sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus
makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, dan
alat-alat rumah tangga. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil,
misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik
dan kantong plastik .
Barang-barang
tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam
bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air
yang menyebabkan banjir. Bila plastic dikubur maka akan membuat tanah
itu menjadi tak subur dan tak dapat ditanami.
Menurut Jenna
Jambeck setiap tahunnya 3,2 juta ton sampah plastik di Indonesia
tidak terkelola. Sekitar 0,48-1,29 juta ton diantaranya mencemari
laut. Sementara menurut Sustainable Waste Indonesia, di Indonesia
hanya 9% sampah plastik yang didaur ulang.
• Untuk
mengurangi pencemaran plastik :
A. Kurangi
penggunaan plastic
B. Sampah
plastik harus dipisahkan dengan sampah organik, sehingga dapat
didaur, ulang.
C. Jangan
membuang sampah plastik sembarangan.
Beberapa metode daur
ulang sampah Plastik
1. Menerapkan
Economy Circular
https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/10/proses-bottle-fix-5d4e61f40d823045534ce014.png?t=o&v=555
|
Untuk prosesnya,
dimulai dengan pengumpulan sampah plastik, lalu dilanjutkan ke Unit
Bisnis Daur Ulang atau RBU (Recycling Business Unit), kemudian sampah
plastik dibawa ke Pabrik Biji Plastik untuk dicacah, dan terakhir
biji plastik hasil cacahan tersebut diolah kembali menjadi kemasan
baru dan diisi dengan air mineral.
2. Pengolahan Limbah
Plastik Menggunakan Metode Fabrikasi
Langkah-langkah
pengolahan limbah plastik dilakukan de fabrikasi di antaranya
(1) pemotongan yang
merupakan tahapan pembuatan sampah kemasan plastik menjadi
potongan-potongan kecil. Proses ini bertujuan untuk menyamarkan label
produk, gambar, serta tulisan yang terdapat pada kemasan plastik
sehingga produk yang dihasilkan tidak terlihat sebagai produk daur
ulang dari sampah kemasan plastik,
(2) pemanasan dan
pelunakan, dilakukan pada potongan-potongan sampah kemasan plastik
hasil dari proses pemotongan menggunakan mesin kempa dan heat gun.
Tahapan ini bertujuan merekatkan potongan-potongan sampah kemasan
plastik menjadi bentuk lembaran sehingga memudahkan pengaplikasian
material tersebut di proses-proses selanjutnya,
(3) pembentukan dan
pencetakan, dimana proses pembentukan dilakukan dengan cara
melunakkan material sampah plastik menggunakan teknik heat transfer
kemudian dicetak. Pencetakan material sampah kemasan plastik
dilakukan seperti proses pembentukan keramik menggunakan cetakan
master yang terbuat dari material tahan panas seperti gypsum, silicon
rubber, kayu, batu, dan sebagainya,
(4) pengerjaan
menanggunakan mesin atau machining adalah proses pembentukan material
daur ulang dilakukan menggunakan alat pertukangan baik yang sederhana
maupun yang canggih untuk mencapai suatu kondisi material yang
diinginkan, dan
(5) penghalusan atau
proses finishing merupakan proses terakhir yang dilakukan setelah
melalui proses-proses sebelumnya. Pada proses finishing, dilakukan
pelapisan clear spray.
Pentingnya tanggung
jawab konsumen dan industri terhadap lingkungan harus terus
ditingkatkan. Bagi sektor industri yang memproduksi bahan plastik
biodegradable, ini adalah kunci keuntungan, sebab biopolimer dapat
mengurangi emisi karbon dioksida selama proses pembuatan, dan
mengurangi/menurunkan bahan organik setelah pembuangan. Meskipun
plastik sintetis adalah pilihan yang lebih layak secara ekonomis
dibandingkan dengan plastik biodegradable, akan tetapi peningkatan
ketersediaan plastik biodegradable akan memungkinkan banyak konsumen
untuk memilihnya atas dasar plastik biodegradable miliki bertanggung
jawab terhadap lingkungan dan ramah lingkungan. Plastik biodegradable
yang mengandung pati dan/atau serat selulosa tampaknya yang paling
mungkin akan mengalami pertumbuhan yang positif dalam penggunaannya.
Dibutuhkan
sebuah cara efektif agar dalam aktivitas ini, sampah plastik yang
terkumpul sudah terpisah berdasarkan kategori jenis plastik, sehingga
proses daur ulang di tingkat selanjutnya dapat dilakukan lebih
efisien. Pengelolaan daur ulang sampah plastik yang ergonomis dan
terintegrasi dengan baik akan dapat membantu kegiatan atau program
strategis dalam upaya pengurangan jumlah sampah plastik yang efektif.
https://blog.ruangguru.com/plastik
https://www.kompasiana.com/fmanfirmansyah/5d4c62640d82302b1b7cece2/menilik-solusi-terbaik-dari-peliknya-polemik-plastik?page=all
https://www.kompasiana.com/fmanfirmansyah/5d4c62640d82302b1b7cece2/menilik-solusi-terbaik-dari-peliknya-polemik-plastik?page=all
Agung Aldiyanto F (@Q14-Agung)
BalasHapusArtikel yang cukup jelas, ini menjelaskan pentingnya meminimalisir penggunaan plastik dan cara daur ulangnya.