WUJUD GAS DAN HUKUMNYA
@KEL-P04,@P12-AROLVO,@P14-AHMAD,@P15-RUSDI
Abstrak
Sebuah partikel, atom atau molekul yang bebas akan berupa
gas, tetapi bila sejumlah besar partikel itu berdekatan dan bergabung dapat
berbentuk cairan atau padatan. Penggabungan itu bergantung pada besarnya daya
tarik antara partikel tersebut. Setiap besaran dapat diukur dengan cara dan
alat tertentu. Hubungan antara besaran-besaran itu disebut hukum gas.
Hukum-hukum tersebut dapat dijelaskan dengan teori kinetik gas ideal. Gas yang
menyimpang dari hukum tersebut disebut gas nyata.
Kata Kunci: Hukum gas, Gas ideal,
Wujud gas
I. PENDAHULUAN
Pada saat tertentu, zat
hanya berada dalam satu wujud saja. Tetapi zat dapat berubah dari wujud wujud
satu ke wujud yang lain (padat/cair/gas). Partikel gas selalu bergerak secara
bebas ke segala arah, akibatnya gas akan mengisi ruangan yang dapat
dimasukinya. Oleh karena itu, menyimpan bejana harus dalam bejana (ruang)
tertutup rapat. Suatu sistem gas akan mempunyai suhu tertentu. Partikel itu
mempunyai volume dan jumlah partikel tertentu. Partikel itu mempunyai energy
kinetik yang menyebabkan ruangan memiliki suhu tertentu. Gerakan itu
menimbulkan tekanan terhadap dinding bejana.
II. PEMBAHASAN
Suatu gas mempunyai besaran yang
dapat berubah nilainya. Besaran tersebut diantaranya:
a. Volume
Volume gas sama dengan ukuran
ruang yang ditempatinya, dengan kerapatan homogen. Cara mengukur volume gas
bergantung pada bentuk ruang.
b. Tekanan gas
Karena partikel gas selalu
bergerak, maka terjadi tabrakan dengan dinding bejana dengan kerapatan sama.
Tabrakan itu dirasakan sebagai gaya persatuan luas disebut tekanan.
c. Suhu
Partikel cairan mempunyai energi
kinetik yang dapat diperbesar dengan member kalor. Cairan yang energy
kinetiknya besar akan bersuhu lebih tinggi.
d. Jumlah partikel
Suatu sistem selalu mengandung
sejumlah partikel yang harus dinyatakan dalam mol (6,02 x 10²³ partikel)
Variabel gas mempunyai hubungan
satu sama lain. Hubungan itu disebut hokum gas yang dapat dinyatakan dalam
persamaan. Hukum itu hanya berlaku bila gas
bersifat ideal, yaitu bila tekanan sekitar 1 atm atau lebih
rendah.
a. Hukum Boyle (1662)
“Pada suhu tetap, volume yang
ditempati suatu gas berbanding terbalik dengan tekanan gas tersebut.”
Keterangan:
Secara matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
Secara matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
Bila tekanan diubah maka volum gas juga berubah maka rumus di
atas dapat ditulis sebagai berikut:
P1 = tekanan gas
mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)
P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)
V1 = volum gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volum gas akhir (m3, cm3)
P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)
V1 = volum gas mula-mula (m3, cm3)
V2 = volum gas akhir (m3, cm3)
b. Hukum Charles (1787)
“Pada tekanan tetap, volume gas
berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.”
Keterangan:Secara matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
V: volume gas (m3),
T: temperatur gas (K), dan
k: konstanta.
c. Hukum Gay-Lussac
“Tekanan suatu gas dengan massa
tertentu berbanding lurus dengan suhu mutlak, bila volume dijaga tetap.”
|
Secara matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas
pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
d. Hukum Gabungan
Hukum Boyle, Charles, dan
Gay-Lussac secara matematis dapat digabung menjadi satu hukum, yang disebut
hokum gabungan. Hukum ini lebih umum dan mencakup ketiga hukum terdahulu. Jika
T₁=T₂ maka menjadi hokum Boyle. Jika P₁=P₂ akan menjadi hokum Charles
dan jika V₁=V₂ akan menjadi hukum Gay-Lussac.
Keterangan:Secara matematika, hukum itu dapat dinyatakan:
T1 : suhu mutlak gas
pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 = volum gas mula-mula
(m2)
V2 = volum gas akhir (m2)
V2 = volum gas akhir (m2)
e. Hukum Tekanan Parsial
Dalton
“Tekanan total campuran gas
adalah jumlah tekanan parsial semua komponennya.”
Secara matematika, hukum itu
dapat dinyatakan:
P total = Pa + Pb + Pc +
… (maka)
Jika tekanan total gas dan
jumlah mol masing masing gas dalam campuran diketahui kita bisa menghitung
tekanan parsial gas tersebut dengan menggunakan rumus berikut:
Pa
= ) x
P total
f. Hukum Avogadro
Avogadro mempelajari reaksi
-reaksi gas. Dari pengamatannya terhadap jumlah pereaksi dan hasil reaksi pada
tekanan dan suhu yang sama didapatkanlah persamaan yang dirumuskan dalam
hukumnya yang berbunyi:
"Pada suhu dan tekanan
yang sama, gas - gas yang volumenya sama mempunyai jumlah molekul yang
sama"
Secara matematika, hukum itu
dapat dinyatakan:
Jumlah partikel = V atau n = V
Jika ada dua gas yang berada
pada keadaan suhu dan tekanan yang sama, maka berlaku rumus:
Keterangan:
V1 = volum gas 1
V2 = volum gas 2
V2 = volum gas 2
n1 = mol 1
n2 = mol 2
III. KESIMPULAN
Hubungan antar volume,
tekanan, suhu, dan mol gas disebut hukum gas, diantaranya adalah hukum Boyle,
hukum Charles, hukum Gay Lussac, hukum Avogadro dan tekanan parsial Dalton.
Hukum tersebut dapat dijelaskan dengan teori kinetik gas ideal yang bertolak dari
asumsi bahwa tidak terdapat interaksi antar partikel. Hubungan volume, tekanan,
suhu, dan mol gas nyata dapat ditentukan dengan beberapa rumus, antara lain
dengan persamaan van der Waals.
DAFTAR PUSTAKA:
S, Syukuri, 1999, Kimia Dasar 2, Bandung ITB, halaman 266 – 288.
Anonim, 2017, Wujud Zat, Online di http://tpb.ipb.ac.id/
Chandra, Agus, Fany, 2018, Zat dan Wujudnya di http://file.upi.edu
Anonim. Hukum Boyle di https://fisikazone.com
Wahyu, Endah. Hukum Charles di https://endahwrn.wordpress.com
Vernandes, Andrian.
Hukum-Hukum Gas di https://www.avkimia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.