ABSTRAK
Kimia merupakan salah satu ilmu dasar yang perannya
begitu besar dalam menentukan arah dan laju pembangunan saat ini. Hampir tidak
ada pemanfaatan sumber daya dalam rangka pembangunan yang tidak melibatkan
kimia. Dengan paradigma baru
yang mengubah konsep pembangunan dari konsep lama menjadi pembangunan
berkelanjutan, maka kimiapun harus berbenah diri untuk tetap dapat menopang dan
berperan aktif dalam paradigma baru ini. Dalam perkembangannya, kimia yang
diarahkan untuk dapat menunjang pembangunan yang berkelanjutan diistilahkan dengan
Kimia Berkelanjutan (Sustainable Chemistry). Istilah lain yang maknanya senada dengan Kimia
Berkelanjutan, yaitu Kimia Hijau atau Green Chemistry.
PEMBAHASAN
Kimia hijau adalah kesatuan prinsip yang akan membantu
dalam mengurangi penggunaan substansi yang digunakan dalam proses produksi dan
penggunaan bahan kimia dengan prinsip penghematan dan berkelanjutan. Kimia
hijau dapat digunakan untuk melindungi lingkungan dengan mengubah proses kimia
yang tidak menyebabkan polusi atau peduli dengan lingkungan.
Tujuan dirancangnya konsep kimia hijau adalah untuk
meminimalkan kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan manusia yang
disebabkan karena pencemaran lingkungan karena zat kimia. Caranya bukan dengan
menghilangkan proses kimia, melainkan dengan merubah proses kimia agar
meminimalkan pencemaran. (Bharati V. Badami, 2008)
Kimia Hijau yang digagas oleh Anatas dan Warner
memiliki 12 prinsip. Dimana dengan penerapan 12 prinsip ini diharapkan dapat menjadi
alternatif untuk meminimalisir penggunaan bahan kimia dalam reaksi yang dapat
mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.
1) Pollution Prevention (Pencegahan pencemaran)
Lebih baik mencegah dihasilkannya limbah daripada
membersihkan atau memproses limbah setelah dihasilkan. Salah satu caranya
adalah dengan pemilihan metode yang tepat untuk suatu sintesis kimia, sehingga
produk yang dihasilkan lebih banyak daripada oleh produknya. Atau bisa juga
dengan metode recycle zat kimia. Dimana zat sampingan yang dihasilkan dari
reaksi kimia dapat digunakan kembali ke dalam reaksi kima tersebut.
2) Atom Economy (Ekonomi Atom)
Metode sintesis seharusnya didesain untuk
memaksimalkan penggabungan semua materi yang dipakai dalam proses
pembuatan produk akhir yang diinginkan.
3) Less Hazardous Chemical Synthesis (Meminimalkan Sintesis Kimia
yang Toksis)
Jika memungkinkan, metode sintesis seharusnya
dirancang dengan menggunakan senyawa yang memiliki toksisitas serendah mungkin
bagi kesehatan manusia dan lingkungan
4) Designing Safer Chemicals (Mendesain Produk Kimia dengan
Toksisitas yang Sekecil Mungkin)
Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga
menghasilkan fungsi sebagaimana yang diinginkan dan memberikan efek toksisitas
seminimal mungkin.
5) Safer Solvents and Auxiliaries (penghematan pelarut dan senyawa
pembantu lainnya)
Pelarut dan senyawa senyawa pembantu lainnya digunakan
sehemat mungkin dan dipilih yang paling aman. Kebanyakan pelarut
bersifat mudah terbakar atau beracun, dan hampir semuanya merupakan senyawa
organik yang mudah menguap sehingga menyumbang pencemaran udara. Penemuan
pelarut yang ramah lingkungan dan bersahabat bagi kesehatan manusia atau
pelarut hijau sebagai pengganti pelarut tradisional merupakan hal yang lebih
baik. Cairan - cairan ion (garam - garam organik dalam wujud cair dalam suhu
kamar) dan air merupakan pelarut ramah lingkungan yang saat ini dikenal.
6) Design for Energy Efficiency (penghematan energi)
Energi yang diperlukan dalam proses kimia harus
sehemat mungkin dan harus dikenal dengan baik pengaruhnya pada manusia dan
lingkungan. Jika memungkinkan dapat dilakukan pada suhu dan tekanan kamar.
7) Use of Renewable Feedstocks (penggunaan bahan yang dapat
diperbaharui)
Bahan dasar jika secara teknis dan ekonomi memungkinkan,
harus digunakan bahan yang dapat terbaharukan. Contohnya adalah
penelitian Michigan State University berhasil mengganti benzene dan asam nitrat
yang menghasilkan pencemar oksida nitrogen dalam produksi asam adipat dan
katekol dengan glukosa dan air (US EPA,2004c).
8) Reduce Derivatives (menghemat derivative)
Tahapan reaksi yang timbul karena penggunaan gugus penutup,
pelindung dan pembuka, serta modifikasi sementara dalam suatu proses kimia
harus dicegah atau diminimalkan, karena setiap tahapan reaksi sering memerlukan
tambahan pereaksi, energi, dan dapat menghasilkan limbah.
9) Catalysis (penggunaan katalis)
Penggunaan katalis dapat mengurangi konsumsi energi,
bahan dasar, pereaksi dan waktu reaksi, dan dapat juga menghasilkan reaksi yang
lebih aman. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa ikut
bereaksi. Dengan digunakannya katalis dalam suatu reaksi kimia, maka akan mempercepat
proses reaksi, menghemat energy, dan katalis dapat digunakan kembali dalam
reaksi (recycle).
10) Design for Degradation (desain degradasi produk)
Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga
pada akhir penggunaannya dapat terurai menjadi hasil yang tidak berbahaya. Banyak produk
kimia yang tidak mudah terurai secara ilmiah dan penanganannya menjadi berbahaya.
11) Real-time analysis for Pollution Prevention (analisis pencegahan
pencemaran)
Metode analisis kimia yang ada perlu diperbarui agar
memungkinkan pemantauan dan kontrol proses seketika, sebelum terjadinya
pembentukan senyawa berbahaya.
12) Inherently Safer Chemistry for Accident Prevention (meminimalkan
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja)
Senyawa yang digunakan dalam reaksi harus dipilih
untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan, seperti timbulnya api atau kebakaran
dan ledakan.
Ada lima masalah dunia yang dapat diperbaiki Green Chemistry:
1) Masalah Kekurangan Energi
Masalah kekurangan energi di dunia, dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang tak dapat diperbaharui dan berpotensi merusak lingkungan
seperti karbondioksida, menipisnya lapisan ozon, dampak penambangan serta bahan
beracun di sekitar kita. Untuk masalah kekurangan energi ini Green Chemistry dapat
menjadi pendorong dalam pembuatan energi alternative seperti photovoltaics,
rekayasa bahan bakar hidrogen, bahan bakar nabati atau biologis dan yang
lainnya.
2) Masalah Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim, kenaikan suhu lautan , kimia
stratosfir, dan pemanasan global adalah bidang kajian yang digarap oleh
teknologi Green Chemistry.
3) Masalah Sumberdaya alam yang kian menipis
Eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam tak
terbaharui, menyebabkan ketidakseimbangan pada skala yang memprihatinkan .Oleh
karena itu pemakaian bahan bakar fosil menjadi isu utama dalam
kajian Green Chemistry. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
melalui Green Chemistry ialah sintesis bahan bakar yang dapat
diperbaharui secara berkesinambungan baik dari segi ekonomi dan teknologi
seperti: Teknologi biomassa, Teknologi nanosains, Biosolar, Efisiensi
Karbondioksida , Zat chitin dan Pengolahan Limbah.
4) Masalah Kekurangan pangan
Ketika terjadi kelangkaan pangan maka aliran
distribusi pun melemah .Sayangnya metoda pertanian sekarang ini tak mampu lagi
mengatasi masalah pangan di masa mendatang. Untuk itu perlu adanya metoda
baru dalam mengatasi masalah pangan ini dan Green Chemistry secara
sains dapat berperan dalam teknologi produksi makanan masa depan dengan cara:
Pertama, mengembangkan sejenis pestisida yang hanya berpengaruh pada organisme
yang menjadi target dan dapat secara mudah terdegradasi menjadi zat tak berbahaya.
5) Masalah Alam Lingkungan yang semakin terpolusi
Penerapan Green Chemistry pada sendi-sendi
penelitian dan proses produksi yang dilakukan secara konsisten dan tepat, dapat
mengurangi bahkan menghilangkan senyawa beracun yang berdampak manusia, biosfir
dan lingkungan sekitar.
KESIMPULAN
Terdapat 12 prinsip kimia hijau yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehingga dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
secara luas dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Anastas, P.,dan Warner, J.C., 1998, Green Chemistry, Theory and
Practice, Oxford University Press, Oxford.
Ulfah., Maria, dkk, Konsep Pengetahuan Lingkungan Green Chemistry
Pada Program Studi Pendidikan Biologi, Semarang.
https://dokumen.tips/amp/documents/makalah-green-chemistry.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.