Kimia Hijau (Green chemistry)
Oleh : Rahmatika Chasania Meilani
(@P04-RAHMATIKA)
Abstrak
Ilmu kimia dapat memainkan peran penting untuk mencapai peradaban yang
berkelanjutan di planet bumi. kimia hijau adalah desain produk dan proses kimia
yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. dalam hal
ini kimia hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk
menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Konsep kimia hijau mulai dikenal
global pada awal tahun 1990 setelah Environmental Protection Agency (EPA)
mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk
mencegah atau mengurangi polusi. 12 Prinsip-Prinsip dalam Green Chemistry
menurut Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of
Green Chemistry”
Kata Kunci: Kimia hijau, Green chemistry
I.
Pendahuluan
Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan,
adalah filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang menganjurkan desain
produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa
berbahaya. Sementara kimia
lingkungan adalah cabang
kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau
justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 Pollution
Prevention Act (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di
Amerika Serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk
berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini
bertujuan untuk mencegah masalah sebelum mereka terjadi.
Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau
berlaku pada kimia organik, kimia
anorganik, biokimia, kimia
analitik, dan bahkan kimia fisis.
Sementara kimia hijau tampak berfokus pada terapan-terapan industri, sebenarnya
ia berlaku juga pada sembarang cabang kimia. Kimia klik seringkali
disebut sebagai sebuah gaya sintesis kimia yang konsisten dengan tujuan-tujuan
kimia hijau. Fokusnya adalah meminimasi bahaya dan memaksimasi efisiensi
sembarang bahan kimia. Ia berbeda dengan kimia lingkungan yang berfokus pada gejala-gejala kimia
di lingkungan.
II.
Permasalahan
Pengajuan teknologi dan industri kimia yang
berkembang pesat disadari menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Dalam
beberapa proses, reaksi kimia memegang peranan penting sehingga faktor
produktivitas proses industri kimia diarahkan untuk mendapatkan hasil sintesis
sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan efek yang ditimbulkan seperti
dihasilkannya residu bahan kimia serta konsumsi energi yang sangat tinggi.
Industri kimia menyumbang 7% dari pendapatan global dan 9% perdagangan global,
dengan 80% dari output dunia diproduksi oleh 16 negara. Produksi diproyeksikan
meningkat 85% pada tahun 2020 dan hal ini akan semakin meningkat seiring
peningkatan pendapatan perkapita. Selama setengah abad terakhir, pertumbuhan
yang besar diiringi dengan pertumbuhan volume penggunaan bahan petrokimia dan
menyesuaikan kebutuhan industri farmasi. Keseluruhan produksi telah bergeser
dari komoditas utama bahan kimia untuk rumah tangga dan bahan kimia khusus.
Beberapa masalah seperti ketersediaan bahan baku petrokimia, masalah
lingkungan, pelepasan bahan beracun, penipisan bahan tak terbarukan, masalah
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang akibat paparan bahan kimia dari
masyarakat untuk bahan kimia, pelarut, dan masalah keamanan adalah hal yang
perlu menjadi bahan pertimbangan di antara keuntungan-keuntungan tersebut di
atas
III.
Pembahasan
Green chemistry atau kimia
hijau adalah berbagai teknik dan metodolgi
kimia yang berusaha mengurangi atau menghilangkan penggunaan atau produksi
bahan mentah, produk, produk samping, pelarut, reagensia,dan sebagainya yang
berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya (Anastas, 1998) dimana mulai
mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak, dimulai dari bahan dan proses
kimia yang dirancang untuk mengurangi atau menghilangkan dampak negatif bagi
lingkungan.
Green chemistry merupakan pendekatan yang sangat
efektif dengan solusi ilmiah inovatif untuk situasi dunia nyata untuk
pencegahan polusi atau pencemaran pada lingkungan. Konsep kimia hijau mulai
dikenal global pada awal tahun 1990 setelah Environmental Protection Agency
(EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional
untuk mencegah atau mengurangi polusi.
12 Prinsip-Prinsip dalam Green Chemistry
menurut Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of
Green Chemistry” yaitu:
1.
Mencegah timbul limbah
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi
limbah
2.
Desain produk bahan kimia aman
Mampu mendesain bahan kimia yang aman dengan
target utama mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan
dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah
dengan mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai
bioavailability.
3.
Desain proses sintesis aman
Metode sintesis didesain untuk menggunakan
dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia dengan meminimalkan paparan atau bahaya penggunaan bahan
kimia tersebut.
4.
Bahan baku terbarukan
Bahan mentah atau bahan baku harus bersifat
terbarukan bukan bahan habis pakai yang akan terus menipis dan mahal secara
ekonomis
5.
Katalis
katalis berperan pada peningkatan
selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan
penggunaan energi dalam suatu reaksi.
6.
Mengurangi proses derivitasi
Derivatisasi yang tidak diperlu (gugus
pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara) pada proses fisika
ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada
setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya
memperbanyak limbah.
7.
Efisiensi atom
Metode sintesis harus didesain untuk
memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses untuk
menjadi produk akhir
8.
Pelarut dan zat tambahan aman
Penggunaan zat zat tambahan (pelarut, agen
pemisah dan sebagainya) dibuat sedapat mungkin tidak berbahaya bila digunakan
9.
Efisiensi Energi
Energi untuk proses kimia harus aman dan
dampak lingkungan dengan ekonomisnya diminimalkan
10. Desain untuk mudah
degradasi
Bahan kimia harus didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, sehingga bahan kimia harus mudah
terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan (sintesis biodegradable
plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya).
11. Analisis langsung
untuk mengurangi pencemaran
Metode analisis yang dilakukan secara
real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak
diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi
analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam
prosesnya.
12. Meminimalisasi
potensi kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia
harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat
mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat
dihindari.
IV.
Kesimpulan dan Saran
Kimia
hijau merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya polusi
karena dapat digunakan secara langsung oleh para ilmuwan dalam situasi
sekarang. Konsep ini lebih memfokuskan pada cara pandang seorang peneliti untuk
menempatkan aspek lingkungan pada prioritas utama. Area penelitian dalam bidang
green chemistry ini meliputi pengembangan cara sintesis yang lebih ramah
lingkungan, penggunaan bahan baku yang terbarukan, merancang bahan kimia yang
green, serta penggunaan bioteknologi sebagai alternatif dalam industri
Konsep kimia hijau mulai dikenal global pada
awal tahun 1990 setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan
Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau
mengurangi polusi. 12 Prinsip-Prinsip dalam Green Chemistry menurut Anastas dan
Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of Green Chemistry”
Daftar Pustaka
Hidayat, A A; Kholil, Muhammad. 2018. Kimia dan
Pengetahuan Ingkungan Industri - Penerbit Wahana Revolusi. Yogyakarta.
Anastas,
P.T. dan Warner, J.C.. 1998. Green Chemistry: Theory and Practice.
New York: Oxford University Press
Unknown.
2019. Kimia hijau - Wikipedia Indnesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_hijau (Diakses 25 November 2019)
Anwar,
Muslih. 2015. Kimia Hijau / Green Chemistry – Balai Penelitian Teknologi Bahan
Alam. http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id (Diakses 25 November 2019)
Nurudin. 2017. 12 Prinsip-Prinsip Green Chemistry Untuk Mencegah Pencemaran Lingkungan. https://nurudinmz.blog.uns.ac.id/2017/03/14/12-prinsip-prinsip-green-chemistry-untuk-mencegah-pencemaran-lingkungan/ (Diakses 25
November 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.