.

Senin, 11 November 2019

BAHAYANYA DETERJEN TERHADAP LINGKUNGAN

PENCEMARAN AIR LIMBAH DETERJEN

@P21-WIDY, @Proyek07

Abstrak
Air merupakan salah satu senyawa penting yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia. Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Air merupakan zat yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu air merupakan kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan manusia (Pandia, dkk 1995).

Kata kunci : Air limbah deterjen

I.Pendahuluan

Dalam kehidupan manusia, air dapat dipakai untuk berbagai macam kegiatan, seperti pemakaian dalam industri. Salah satu kegiatan industri menggunakan air yang marak saat ini adalah industri pencucian pakaian / laundry. Selain memberikan manfaat positif terhadap manusia, kegiatan laundry ini juga menghasilkan dampak negatif yaitu limbah.

II.Permasalahan

Tingginya kadar fosfat yang terkandung dalam limbah cair pencucian pakaian atau laundry mengakibatkan dampak yang buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan bila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang kebadan air. Karbon aktif banyak digunakan sebagai adsorben pemurnian gas, pemurnian pulp, penjernihan air, pemurnian minyak, katalis, dan sebagainya. Oleh karena itu dapat dirumuskan masalah seberapa besar penurunan kadar fosfat pada limbah cair pencucian pakaian atau laundry dengan menggunakan ketebalan karbon aktif.

III.Pembahasan

1.Pengertian

Air limbah pencucian pakaian / laundry termasuk polutan atau zat yang mencemari lingkungan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan detergen tergolong keras. Detergen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Anonimous, 2009).
Salah satu efek negatif yang dihasilkan detergen pada limbah pencucian pakaian atau laundry adalah menyebabkan terjadinya proses eutrofikasi di perairan.

2.Jenis-jenis deterjen

A. Detergen jenis keras
Detergen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme meskipun bahan    tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air. Contoh: Alkil Benzena Sulfonat (ABS).
B. Detergen jenis lunak
Detergen jenis lunak, bahan penurun tegangan permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme, sehingga tidak aktif lagi setelah dipakai . Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).

3.Bahaya Deterjen terhadap Lingkungan dan Kesehatan

A. Mengandung Senyawa Turunan Minyak Bumi

Deterjen konvensional terbuat dari berbagai macam senyawa kimia seperti builder, Pewangi buatan, dan yang paling berbahaya adalah surfaktan. Surfaktan merupakan senyawa turunan minyak bumi yang berfungsi untuk menurunkan tegangan pada permukaan air atau membuat lebih permukaan menjadi lebih basah sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak juga lemak. Semua senyawa ini merupakan senyawa yang berasal dari sumber daya yang tidak dapat diperbarui (minyak bumi), beracun, dan berbahaya bagi lingkungan.

B. Memicu Eutorfikasi dan Pencemaran Air

Senyawa phosphate merupakan salah satu penyebab pencemaran air terbesar. 42% dari penyakit manusia dan hewan disebabkan oleh senyawa ini. Menurut Prof Narinder K. Kauschik, Professor Emeritus untuk environmental biology di Canadian University of Guelph,masalah utama adalah senyawa phosphate yang menyebabkan eutrofikasi pada ekosistem air.

C. Mengandung Bahan yang Sulit Terurai

Surfaktan yang bersal dari minyak bumi, akan sulit terurai di alam bebas. Senyawa seperti Alkyl Benzene Sulfonates (ABS) yang banyak digunakan pada deterjen anti noda. Sebagai alternatifnya, terdapat senyawa Alkyl Phenoxy, Polyethoxy Ethanol, dan Diethanolamines yang hanya sedikit lebih cepat untuk terurai dibandingkan dengan ABS.


D. Penyebab Berbagai Penyakit

Berbagai senyawa buatan di deterjen dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti iritasi kulit, mata, bahkan memicu kanker.

4. Upaya mengatasi limbah deterjen

Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran air limbah adalah dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.

Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL) dengan cara mudah, bahan murah dan tidak sulit diterapkan di rumah Anda. Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir. Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang ada dalam air limbah deterjen (greywater).

IV.Kesimpulan

Detergen merupakan salah satu polutan air yang harus dihilangkan atau diminimalisir penggunaannya. Risiko deterjen yang paling ringan pada manusia berupa iritasi (panas, gatal bahkan mengelupas) pada kulit terutama di daerah yang bersentuhan langsung dengan produk. Hal ini disebabkan karena kebanyakan produk deterjen yang beredar saat ini memiliki derajat keasaman (pH) tinggi. Dalam kondisi iritasi/terluka, penggunaan produk penghalus apalagi yang mengandung pewangi, justru akan membuat iritasi kulit semakin parah. Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik).

Saran

Bagi pemilik usaha binatu/laundry dapat melakukan upaya pemilihan deterjen dengan kandungan fosfat yang rendah serta mengelola limbah deterjen secara sederhana dengan pembuatan bak penampungan khusus, atau dengan penambahan arang aktif (Anonimous, 2010).

Daftar pustaka

Hidayat, A A,Kholil, Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkaran Industri.  Penerbit Wahana Resolusi : Yogyakarta

Sasetyaningtyas Dwi. 2018. Bahaya Deterjen terhadap Lingkungan dan Kesehatan. https://sustaination.id/bahaya-deterjen-terhadap-lingkungan-dan-kesehatan/. Dikutip pada tanggal (10 November 2019).

Walada Rina.2016. Makalah tentang penggunaan deterjen. http://rinawalada.blogspot.com/2016/12/makalah-tentang-penggunaan-detergen.html. Dikutip pada tanggal (10 November 2019)

Widiyani Platika. 2011. Dampak dan penanganan limbah deterjen. http://platika-vet.blogspot.com/2011/06/pencemaran-limbah-detergent.html. Dikutip pada tanggal (10 November 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.