Oleh: @Kel-P09,@P09-Rosa,@P17-Gimawati
I.
Pendahuluan
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani,
stoicheion (unsur) dan metron (pengukuran).
Bab ini mempelajari tentang Stoikiometri yang
berhubungan dengan Hukum Dasar Kimia,Hukum Penyatuan Volume dan Avogadro,Teori Atom
Dalton,Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif,Konsep Mol,Rumus
Kimia,Biloks,Persamaan Reaksi,Kemolaran,Perhitungan Kimia.
Pembahasan
Hukum-Hukum Dasar Kimia
Hukum-hukum dasar kimia adalah
hukum yang menunjukan hubungan kuantitatif pada zat yang terlibat dalam suatu
reaksi. Hukum dasar kimia terdiri dari hukum kekekalan massa,hukum perbandingan
tetap,dan hukum perbandingan berganda.
1.
HUKUM KEKEKALAN MASSA
(HUKUM LAVOISIER)
"Massa zat-zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen + oksigen = hidrogen oksida
hidrogen + oksigen = hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)
2.
HUKUM PERBANDINGAN
TETAP (HUKUM PROUST)
"Perbandingan
massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap".
Contoh:
a.
Pada senyawa NH3 :
massa N : massa H
1 Ar . N :
3 Ar . H = 1 (14) : 3
(1) =
14 : 3
b.
Pada senyawa SO3 :
massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16)
= 32 : 48
= 2 : 3
Keuntungan dari hukum Proust:
bila diketahui massa
suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut maka
massa unsur lainnya dapat diketahui.
3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON
"Bila dua buah unsur dapat
membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur yang sama
banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan
bulat dan seederhana.”
Contoh:
Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8
Contoh:
Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16
Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan massa Oksigen
pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2
Teori Atom Dalton
John Dalton (1807) merumuskan pernyataan yang disebut teori atom Dalton.
1. Materi terdiri atas partikel
terkecil yang disebut atom. Atom tidak dapat dibagi,tidak dapat diciptakan,dan
dimusnakan.
2. Atom suatu unsur mempunyai
sifat yang sama dalam segala hal (ukuran,bentuk,dan massa) tetapi berbeda-beda
sifatnya dari atom unsur lain.
3. Reaksi kimia adalah
penggabungan,pemisahan,atau penyusunan kembali atom-atom.
4. Atom suatu unsur yang dapat
bergabung dengan atom unsur lain membentuk senyawa.
Jika
ditinjau dari teori modern terdapat beberapa kelemahan teori atom Dalton yaitu
sebagai berikut.
1. Dalton menyatakan bahwa atom
tidak dapat dibagi lagi.Tetapi kini telah dibuktikan bahwa atom terbentuk dari
partikel dasar yang lebih kecil yaitu neutron,proton,dan elektron.
2. Menurut Dalton,atom tidak
dapat diciptakan atau pun dimusnahkan.ternya dengan reaksi nuklir satu atom
dapat diubah menjadi atom unsur lain.
3. Dalton menyatakan bahwa atom
suatu unsur sama dengan segala hal.sekaang ternyata ada isotop,yaitu atom unusr
yang sama tetapi massa nya berbeda.
4. Perbandingan unsur dalam suatu
senyawa menurut Dalton adalah bilangan bulat yang sederhana.Tetapi kini semakin
banyak ditemukan senyawa dengan perbandingan yang tidak sederhana.
Hukum penyatuan volume
“Pada kondisi
suhu dan tekanan yang sama,perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan
gas-gas produk reaksi merupakan bilangan yang mudah dan bulat.”
Hukum Avogadro
“Pada suhu dan tekanan yang sama,volume
yang sama dari semua gas mengandung sejumlah molekul yang sama.”
KONSEP
MOL
Dalam tabel periodik, dapat diketahui
nomor massa yang menyatakan massa atom relatif suatu atom (Ar). Karena
ukurannya sangat kecil, untuk menentukan massa suatu atom digunakan atom unsur
lain sebagai pembanding, yaitu atom 12C.
Massa Atom Relatif (Ar)
Dalam
perhitungan kimia tidak digunakan massa absolut tetapi digunakan massa atom
relatif (Ar). Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata satu
atom suatu unsur terhadap 1/12 massa atom 12C atau 1 sma (satuan massa atom) =
1,66 x 10-24 gram. Contoh:
Ar H = 1,0080 sma dibulatkan 1 Ar C = 12,01 sma
dibulatkan 12 Ar N = 14,0067 sma dibulatkan 14 Ar O = 15,9950 sma dibulatkan 16
Daftar massa atom relatif (Ar) dapat dilihat dalam tabel periodik.
Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa molekul
relatif (Mr) merupakan bilangan yang menyatakan perbandingan massa satu molekul
suatu senyawa terhadap 1/12 massa atom 12C. Massa molekul realtif (Mr) sama
dengan jumlah massa atom relatif (Ar) dari semua atom penyusunnya.
Contoh:
Mr H2O = (2 x Ar
H) + (1 X Ar O) = (2 x 1) + (1 x 16) = 18 Mr CO(NH2)2 = (1 x Ar C) + (1 x Ar O)
+ (2 x Ar N) + (4 x Ar H) = (1 x 12) + (1 X 16) + (2 X 14) + (4 x 1) = 60
Rumus Kimia
1.
Persen Massa
Untuk memperoleh rumus suatu senyawa,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan susunan atau komposisi
dari senyawa yang bersangkutan. Merode untuk menentukan persen massa dari unsur-unsur
dalam suatu senyawa, bergantung pada macam senyawa dan unsur-unsur penyusunnya.
Ada dua metode yang digunakan sejak dulu, yaitu metode analisis pembakaran dan
analisis pengendapan
2.
Rumus Empiris
Rumus paling sederhana dari suatu molekul dinamakan rumus empiris, yaitu rumus molekul yang
menunjukkan perbandingan atom-atom penyusun molekul paling sederhana dan
merupakan bilangan bulat.
3. Rumus Molekul
Rumus molekul dapat diartikan sebagai
kelipatan dari rumus empirisnya.
Contoh:
a. Natrium klorida merupakan
senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1. Rumus kimia
natrium klorida NaCl.
b. Kalsium klorida merupakan
senyawa ion yang terdiri atas ion Ca2+
dan ion Cl– dengan perbandingan 2
: 1. Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.
Biloks
Definisi bilangan
oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan kemampuan suatu atom untuk melepas
atau menerima elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Bilangan oksidasi
dilambangkan dengan tanda positif (+) jika melepaskan elektron dan negatif (-)
jika menerima elektron. Contohnya pada senyawa NaCl, bilangan oksidasi Na
adalah +1 dan bilangan oksidasi Cl adalah -1.
Berikut aturan
standar yang belaku dalam penentuan bilangan oksidasi.
1. Biloks Unsur Bebas adalah = 0
Contoh: biloks Na, Al,
H2, P4, O2, Cl2, Br2 adalah = 0
2. Biloks Ion Unsur = Muatan Ion
Contoh: biloks Na+ adalah = +1, biloks Al3+adalah = +3,
biloks Cl– adalah = -1
3. Biloks Logam Gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam Senyawa
= +1
Contoh: biloks K dalam senyawa KCl adalah = +1
4. Biloks Logam Gol IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam
Senyawa adalah = +2
Contoh: biloks Ba dalam senyawa Ba(OH)2 adalah = +2
5. Biloks Logam Gol IIIA (Al, Ga, In, Tl) dalam Senyawa
adalah = +3
Contoh: Biloks Al dalam senyawa Al2(SO4)3 adalah = +3
6. Biloks Unsur Gol VIIA (F, Cl, Br, I, At) dalam Senyawa
Biner (terdiri 2 jenis unsur) adalah = -1
Contoh: biloks Cl dalam senyawa AlCl3 adalah = -1
7. Biloks Unsur H bila Berikatan dengan Non-Logam adalah = +1
tetapi bila H berikatan dengan Logam Biloks H = -1
Contoh: biloks H dalam senyawa HNO3 adalah = +1. Biloks H
dalam senyawa AlH3 adalah = -1
8. Biloks O bila dalam Senyawa Non-Peroksida adalah = -2
tetapi bila dalam Senyawa Peroksida; Biloks O = -1
Contoh: biloks O dalam
senyawa H2O adalah = -2. Biloks O dalam senyawa H2O2, dan BaO2 adalah = -1
9. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Senyawa = 0
Contoh: Jumlah biloks Na dan Cl adalah = 0 karena biloks Na =
+1 sedangkan biloks Cl = -1 (jika dijumlah maka +1 plus -1 = 0).
10. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Ion = Muatan Ion
Contoh: Jumlah biloks S dan O pada ion SO42- adalah = -2
(biloks S = +6, biloks O = -2 dikali 4 atom)
Catatan:
·
Unsur logam dapat memiliki lebih
dari satu bilangan oksidasi
·
Mengetahui letak unsur pada Tabel
Sistem Berkala Unsur mempermudah mengidentifikasi bilangan oksidasi unsur
tesebut.
Persamaan Reaksi
Hal-hal yang
digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia zat-zat pereaksi
(reaktan) di sebelah kiri anak panah dan zat-zat hasil reaksi (produk) di
sebelah kanan anak panah. Anak panah dibaca yang artinya “membentuk” atau
“bereaksi menjadi”. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat
macam, yaitu gas (g), cairan (liquid atau l), zat padat (solid atau s) dan
larutan (aqueous atau aq).
Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen
membentuk air sebagai berikut.
Pereaksi atau
reaktan Hasil reaksi/produk
2 H2(g) +
O2(g) → 2 H2O(l)
koefisien H2 =
2 koefisien O2 = 1 koefisien H2O = 2
Kemolaran
Dalam ilmu kimia
satuan jumlah zat kita nyatakan dalam mol. Jika terdapat sejumlah pelarut yang
dapat melarutkan sejumlah mol zat terlarut, maka campuran itu memiliki satuan
lain yang kita nyatakan dengan konsentrasi (kemolaran = M). Jadi, Kemolaran
adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga kemolaran dapat
kita tentukan denan menghitung mol zat terlarut dan volume larutan. Volume
larutan yang dimaksud disini adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah
bercampur.
Secara matematika kita dapat tulis :
M = n / V
Keterangan :
M = Kemolaran / konsentrasi
n = mol zat terlarut (n = gr / Mr)
V = Volume larutan (Volume zat terlarut dan pelarut setelah
bercampur dalam L)
Sesuai Hukum Perbandingan Volum (Gay
Lussac), perbandingan volume gas-gas sesuai dengan koefisien masing-masing gas.
Karena perbandingan volum sesuai dengan perbandingan mol, maka dapat dikatakan
bahwa perbandingan jumlah mol zat sesuai dengan perbandingan koefisien
masing-masing zat. Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel dari
zat yang terlibat dalam reaksi. Oleh karena 1 mol setiap zat mengandung jumlah
partikel yang sama, maka perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan
jumlah mol. Jadi, koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat yang
terlibat dalam reaksi. Perhatikan reaksi berikut: N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g) 39
koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi dengan 3 molekul H2 membentuk
2 molekul NH3 atau 1 mol N2 bereaksi dengan 3 mol H2 menghasilkan 2 mol NH3.
Dengan pengertian tersebut, maka banyaknya zat yang diperlukan atau dihasilkan
dalam reaksi kimia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan reaksi setara.
Apabila jumlah mol salah satu zat yang bereaksi diketahui, maka jumlah mol zat
yang lain dalam reaksi itu dapat ditentukan dengan menggunakan perbandingan
koefisien reaksinya. Untuk menyelesaikan perhitungan kimia, langkah-langkahnya
sebagai berikut: a) Menuliskan persamaan reaksi dan menyetarakan koefisiennya.
b) Mengubah satuan zat yang diketahui menjadi mol. c) Mencari mol zat yang
ditanyakan dengan cara membandingkan koefisien. d) Mengubah satuan mol menjadi
satuan lain yang diinginkan. Contoh soal
§ Aluminium larut dalam larutan asam sulfat
menghasilkan larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen. Persamaan reaksinya: 2
Al(s) + 3 H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)
Tentukan jumlah mol gas hidrogen dan mol
larutan aluminium sulfat yang dihasilkan jika digunakan 0,5 mol aluminium.
Maka mol Al/H2=2/3
0,5 MOL/H2=2/3 sehingga mol H2 = 3/2 x 0,5 mol
Jadi, mol gas
hidrogen yang dihasilkan adalah 0,75 mol.
Daftar Pustaka
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung:
Yrama Widya
S,
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB
H.
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar. Bogor: PT. Gelora Aksara
Pratama
Anonim.2013.Konsep Mold
an Stoikiometr.Dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.