.

Sabtu, 21 September 2019

Menurunnya Kualitas Udara Akibat Lalu Lintas


Menurunnya Kualitas Udara Akibat Lalu Lintas


Oleh : Gayatri Wahyu Andini (@P13-GAYATRI)

Abstrak :
Pencemaran bagi masyarakat sudah tidak asing lagi terutama bagi mereka yang tinggal di Ibukota. Faktor pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan dari penduduk atau manusia itu sendiri seperti bertambahnya penggunaan kendaraan bermotor, minimnya pohon-pohon di pinggir jalan, kegiatan industri, dan ada pula disebabkan oleh faktor alam seperti kebakaran hutan, letusan abu dari gunung berapi. Rata-rata pencemaran memiliki dampak negatif lebih banyak bagi kelangsungan hidup manusia, tumbuhan, dan hewan.

Kata kunci : pencemaran udara, O2,, CO2, CO, partikel, kendaraan bermotor

I.                    Pendahuluan
Udara memiliki peranan penting bagi semua mahluk hidup sebab mahluk hidup mampu bernafas. Udara adalah atmosfer yang berada disekeliling bumi. Udara itu sendiri yaitu campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara yang berada di permukaan bumi memiliki tiga komponen utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Definisi pencemaran itu sendiri yaitu bercampurnya zat-zat yang dianggap berbahaya memasuki suatu komponen yang dianggap memiliki keuntungan yang menyebabkan menurunnya kualitas dari komponen tersebut dan merugikan bagi kelangsungan mahluk hidup.
Menurut Chambers definisi pencemaran udara atau polusi udara adalah bertambahnya substrat atau bahan kimia atau fisik ke dalam lingkungan udara mencapai jumlah tertentu, sehingga dapat dirasakan oleh manusia atau dapat diukur dan dihitung serta memberikan dampak pada makhluk hidup.

II.                  Permasalahan
Pencemaran udara sudah berada dimana-mana terutama ditempat daerah yang memiliki aktifitas industri. Pencemaran udara itu sendiri disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab dengan lingkungannya sendiri. Misalnya terjadi penebangan pohon dihutan-hutan, minimnya penanaman pohon dipinngir kota, kegiatan industri yang dibangun dekat dengan pemukiman.

III.                Pembahasan
Komponen dalam udara terdiri dari udara kering yang meliputi 78,09% Nitrogen; 20,94% Oksigen; 0,93% Argon;  0,032% Karbon Dioksida; 0,003% Neon, Helium, Metana, Kripton, Hidrogen, Xenon, Ozon, Radon. Beberapa gas sangat penting seperti Oksigen untuk bernafas, Karbon Dioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun, dan Ozon untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari agar tidak langsung ke atmosfer bumi. Uap air yang berada diudara berasal dari evaporasi (penguapan) dari laut, sungai, danau sedangkan aerosol adalah benda berukuran kecil seperti garam, karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium, dan partikel dari gunung berapi.

Menurut Kurniawati dkk (2017) menyatakan bahwa salah satu penyebab pencemaran udara adalah meningkatnya jumlah kendaraan di Indonesia. Jumlah kendaraan di Indonesia tahun 2016 mencapai 124.215 juta unit, naik 10-15 %. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pencemaran udara merupakan faktor risiko gangguan kesehatan terbesar di dunia, diperkirakan data tahun 2016 sekitar 6,5 juta orang meninggal tiap tahun akibat paparan polusi udara. Faktor yang berhubungan dengan konsentrasi pencemar udara adalah jumlah kendaraan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, hujan, dan topografi.

Setiap tahun jumlah kendaraan yang ada di Indonesia selalu bertambah, tetapi apa Anda tahu berapa total jumlahnya. Menurut Kepala Korps Polisi Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agung Budi Maryoto, populasi kendaraan yang ada di seluruh bagian Nusantara mencapai 124.348.224 unit. Data itu didapat dari pendaftaran registrasi kendaraan terhitung sampai Juli 2016. Setiap tahun dikatakan pertumbuhan kendaraan enam juta unit per tahun. Sebesar 10 – 15 persen kontribusinya datang dari mobil. Sejak 2012, penjualan mobil di Indonesia selalu di atas satu juta unit per tahun menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor. Puncak tertinggi sepanjang sejarah terjadi pada 2013 yaitu 1.229.902 unit. Kendati telah masuk dalam jajaran negara dengan penualan 1 juta unit, Indonesia terancam keluar dari jalur sebab setelah 2013 penjualan selalu turun hingga diprediksi terjadi juga pada tahun ini.

Menurut Budi Setiawan (2019) menyatakan bahwa ada beberapa bahan yang menyebabkan bumi ini terkena pencemaran udara, sebagai berikut :

1.       Karbon Monoksidan dan Karbon Dioksida

Gas karbon monoksida (CO) timbul akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Karbon monoksida (CO) dapat bersumber dari proses pembakaran tidak Sempurna. Proses pembakaran tidak sempurna dapat terjadi pada mesin kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, mesin, industri, kereta api, dan lain-lain. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas CO. Gas CO merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak stabil. Gas karbon dioksida (CO2) berasal dari hasil pembakaran hutan, industri, pesawat terbang, pesawat luar angkasa, kapal dan mesin-mesin seperti motor, mobil, serta kereta api. Hasil pembakaran tersebut akan meningkatkan kadar CO2, sehingga udara tercemar. Apabila kadar CO2 di udara terus meningkat dan melebihi batas tolerasi yaitu melebihi 0,0035 % serta tidak segera diubah oleh tumbuhan menjadi oksigen, maka dapat menyebabkan terbentuknya gas rumah kaca yang efeknya akan meningkatkan pemanasan global suhu bumi (global warming).
2. Gas SO dan SO2
Gas belerang tersebut dihasilkan oleh pembakaran minyak bumi dan batu bara. Jika gas belerang (SO, SO2 atau SO3) bereaksi dengan gas nitrogen oksida (NO2, NO3) dan uap air membentuk senyawa asam (asam sulfat, asam nitrat). Jika senyawa asam bersatu dengan uap air akan membentuk awan, lalu mengalami kondensasi dan presipitasi di udara dan akan turun sebagai hujan asam. Senyawa asam dalam air hujan (hujan asam) dapat menyebabkan populasi tumbuhan dan hewan akan mati sehingga dapat mengakibatkan menurunnya produksi bahan pangan, barang-barang yang terbuat dari besi atau logam mudah berkarat, gedung-gedung atau jembatan bahkan bangunan candi akan cepat rusak, memudarkan warna cat, menurunkan derajat keasaman tanah, bahkan menyebabkan kematian miroorganisme tanah.
3. Gas Kloro Fluoro Karbon (CFC)
Misalnya parfum yang berwujud aerosol, air conditioner (AC), bahkan beberapa lemari es model lama menggunakan gas CFC pula.
Gas CFC memiliki beberapa kelebihan, antara lain tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah bereaksi, dan tidak berbahaya secara langsung. Dengan beberapa kelebihan tersebut, maka manusia menggunakan gas CFC untuk keperluan sebagai bahan pengembang seperti semprot rambut (hair spray), parfum semprot, pengembang busa, pendingin/lemari es, dan AC (freon).
Memang gas CFC tidak berbahaya secara langsung, tetapi ketika kita menyemprotkan hair spray atau parfum, maka gas CFC yang keluar akan langsung terbang membubung tinggi ke angkasa dan mencapai stratosfer. Pada stratosfer terdapat lapisan ozon (O3) dan kita kenal sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet matahari. Jika gas CFC beraksi dengan lapisan ozon (O3), maka akan terbentuk lubang yang kita kenal sebagai lubang ozon. Karena lapisan ozon berlubang, maka sinar ultraviolet matahari langsung menembus dan masuk ke bumi. Sifat sinar ultraviolet memiliki radiasi tertinggi di antara spektrum sinar-sinar yang lain, sehingga bisa mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, terjadinya mutasi genetik, menyebabkan terjadinya kanker kulit, terbakarnya retina mata, serta matinya ganggang dan mikroorganisme.
Saat ini diperkirakan besarnya lubang ozon sudah hampir tiga kali luas Benua Eropa. Apa akibatnya jika lubang ozon terus menerus bertambah melebar? Coba pikirkan! Untuk mencegah terjadinya pelebaran lubang ozon yang semakin luas dan parah, maka penggunaan gas CFC semakin dibatasi. Pada negara-negara maju penggunaan mendapatkan produk barang non-CFC seperti lemari es, AC.
4. Hidrokarbon (HC) dan Nitrogen Oksida (NO)
HC dan NO yang dipengaruhi oleh sinar matahari akan membentuk smog yang berupa gas yang sangat pedih jika mengenai mata dan juga sebagai penyebab penyakit kanker.
5. Gas-gas lainnya

Selain gas-gas tersebut, pencemaran udara bisa juga disebabkan oleh bau dari sampah membusuk, selokan yang tersumbat, bangkai binatang, debu dan sebagainya. Oleh sebab itu, hendaknya kita menjaga kebersihan lingkungan kita agar tidak menimbulkan pencemaran udara.
Ada berbagai penyebab pencemaran udara di atmosfer bumi ini :

Udara  yang tercemar  oleh  zat-zat  tersebut  dapat menyebabkan  gangguan  kesehatan  yang berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung dari  macam,  ukuran  dan  komposisi kimiawinya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan  iritasi  pada  mata  dan  kulit. Biasanya,  pencemaran  udara  karena partikel debu dapat menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti bronchitis kronis, emfiesma paru, asma bronchial dan bahkan kanker paru-paru. Kadar  timbal  yang  tinggi  di  udara juga dapat mengganggu pembentukan sel darah merah. Gejala keracunan  dini  mulai ditunjukkan  dengan  terganggunya  fungsi enzim untuk pembentukan sel darah merah, yang  pada  akhirnya  dapat    menyebabkan gangguan  kesehatan  lainnya;  seperti anemia, kerusakan ginjal dan lain-lain, sedang keracunan Pb bersifat akumulatif. Keracunan  gas  CO  timbul  sebagai akibat  terbentuknya  karboksihemoglobin (COHb)  dalam  darah.  Sementara, bahan pencemar  udara  seperti  NOx,  SOx,  dan H2S  dapat  merangsang  pernapasan  yang mengakibatkan iritasi dan peradangan.

Menurut Sudrajad (2006) Upaya pengendalian pencemaran akibat kendaraan bermotor yang mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tidak langsung, akan menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif antara lain :
1.     Mengurangi jumlah kendaraan pribadi dengan cara menaiki kendaraan umum, berjalan kaki, naik sepeda atau naik kendaraan pribadi bersama teman-teman.
2.     Selalu merawat mobil dengan saksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak mengotori udara.
3.     Meminimalkan pemakaian AC, dengan memakai AC non-CFC dan hemat energi.
4.     Memakai bensin yang bebas timbal.

IV.                Kesimpulan dan Saran
Semakin lama semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan bermotor untuk beraktifitas di Ibukota yang menyebabkan memperburuk kualitas udara diatmosfer bumi. Pencemaran udara akibat emisi gas kendaraan menyebabkan banyak masalah terutama dalam kesehatan dan bisa terjadi kematian.
Lebih baik kita meminimalisirkan penggunaan kendaraan pribadi, menanakan pohon-pohon dipinggir kota dan hutan yang gundul, mengurangi penggunaan AC sepanjang hari.  Solusinya dengan melakukan pembenahan transportasi dengan tanpa mengabaikan sektor-sektor lainnya, memperbanyak kendaraan umum seperti kereta api, bus umum. Saat ini Jakarta sudah terdapat transjakarta, MRT, ojek online. Lebih bagus lagi kalau diseluruh kota Indonesia pelayanan dalam angkutan umum menjadi lebih baik seperti di Ibukota Jakarta.

Daftar Pustaka
Hidayat, A A; kholil, Muhamad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkaran Industri. Yogyakarta: Penerbit  Wahana Resolusi.


Kurniawati, I.D; Nurulita, Ulfa; Mifbakhuddin. 2017. Penyebab Pencemaran Udara. Dalam  file:///C:/Users/Asus/Downloads/3171-6425-1-SM%20(1).pdf

Setiawan, Budi. 2019. Bahan Pencemaran Udara. Dalam https://ilmulingkungan.com/jenis-polutan-pencemar-udara-beserta-dampaknya/
Sudrajad, Agus. 2006. Pencemaran Udara Suatu Pendahuluan. Dalam Http//kamase_ugm@yahoo.co.id (3 Januari 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.