CAESAR ANTONIUS ( @N05-CAESAR )
Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan suatu oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk pendar atau api.
Energi dari pembakaran terutama dengan menggunakan bahan bakar Fosil, Bisa berupa BatuBara, Minyak Bumi , dan Gas Alam .Dalam hal Ini ketiga sumber energi tersebut mengalami masa pembentukan selama ratusan juta tahun, Oleh sebab itu dinamakan bahan bakar fosil. Era saat bahan bakar fosil terbentuk disebut Periode Karbon (Carboniferous Periode), Termasuk Era Paleotikum . Adapun Era Paleozoikum memiliki ciri ; tana tanda kehidupan mulai terjadi , antara lain munculya beragam mikroorganisme , hewan kecil tanpa bertulang belakang , berbagai jenis ikan, ganggang atau herba ..
Bahan bakar merupakan senyawa kimia yang dapat menghasilkan energi melalui perubahan kimia. Contoh yang paling sederhana adalah makanan yang kita santap sehari-hari. Makanan yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat diubah di dalam tubuh kita menjadi senyawa gula yang mampu menghasilkan energi.
Dari manakah datangnya energi tersebut atau bagaimana energi tersebut terbentuk? Suatu molekul terdiri dari beberapa atom yang berhubungan satu dengan yang lain dalam bentuk ikatan. Ikatan-ikatan tersebut bervariasi kekuatannya dan semakin kuat ikatan tersebut semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut. Ketika suatu molekul terputus ikatannya oleh suatu energi ( misalkan panas atau enzim ), atom-atom tersebut akan bereaksi dengan atom-atom lainnya membentuk suatu ikatan baru yang menghasilkan energi. Jikalau ikatan baru yang dihasilkan jauh lebih stabil daripada ikatan semula, hasil reaksi ini akan menghasilkan energi yang dapat dikonsumsi ( misalkan panas )
Mungkin pernyataan di atas masih membingungkan. Mari kita lihat contoh-contoh dibawah ini untuk mempermudah pengertian tentang apa itu energi ;
Sebuah balon berisi gas H2 berada dalam keadaan stabil asalkan tidak bersentuhan dengan udara. Ikatan H-H yang dibentuk oleh senyawa H2 sangat kuat. Kita memerlukan energi sebesar 432 kJ untuk memutuskan satu mol gas H2 menjadi atom-atom H . Bagaimana kalau senyawa H2 kita reaksikan dengan gas O2 ? Akibat reaksi ini akan timbul percikan api dan ledakan yang sangat kuat. Ledakan itu merupakan hasil dari reaksi : 2H2 + O2 -> 2H2O
, adapun hasil dari pada pembakaran yang sampai saat ini masih digunakan an
1.MINYAK BUMI
2.PENCEMARAN UDARA
Udara adalah unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan dimana semuanya ini membutuhkan udara untuk tetap dapat mempertahankan hidupnya.
Udara ambien yang dihirup oleh makhluk hidup dikenal dengan kualitas udara ambien merupakan hal pokok yang harus tetap dijaga kualitasnya, agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Udara yang tercemar mempunyai tingkat konsentrasi bahan pencemar baik dalam bentuk gas maupun padat lebih tinggi dari yang umumnya terdapat di lingkungan alam.
Kualitas udara ambien ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor meteorologi, demografi, cuaca dan sumber emisi. Tiga faktor pertama adalah faktor alam yang tidak mungkin untuk dirubah kondisinya, sedangkan faktor buatan manusia yang terakhir yaitu sumber emisi dapat dirubah atau dalam arti dapat dikendalikan.
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.
membakar sampah plastik
kerap dilakukan masyarakat. Dalih yang dipakai adalah untuk mengurangi
tumpukan sampah.
Sampah memang berkurang karena menyusut menjadi abu setelah pembakaran,
tetapi cara ini justru menimbulkan masalah baru bagi kesehatan maupun
lingkungan.
Menurut Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, DR Emil
Budianto, yang ditemui disela-sela acara Seminar bersama Technoplast,
sampah plastik yang menggunung menyimpan kandungan karbon dan hidrogen.
Zat-zat tersebut akan berkumpul dengan zat lain seperti klorida yang
ditemukan pada sisa makanan, dan ketika disulut api, campurannya akan
melepaskan zat berbahaya bagi manusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda", https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakar-sampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda.
Penulis : Shela Kusumaningtyas
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda", https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakar-sampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda.
Penulis : Shela Kusumaningtyas
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
membakar sampah plastik
kerap dilakukan masyarakat. Dalih yang dipakai adalah untuk mengurangi
tumpukan sampah.
Sampah memang berkurang karena menyusut menjadi abu setelah pembakaran,
tetapi cara ini justru menimbulkan masalah baru bagi kesehatan maupun
lingkungan.
Menurut Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, DR Emil
Budianto, yang ditemui disela-sela acara Seminar bersama Technoplast,
sampah plastik yang menggunung menyimpan kandungan karbon dan hidrogen.
Zat-zat tersebut akan berkumpul dengan zat lain seperti klorida yang
ditemukan pada sisa makanan, dan ketika disulut api, campurannya akan
melepaskan zat berbahaya bagi manusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda", https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakar-sampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda.
Penulis : Shela Kusumaningtyas
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda", https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakar-sampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda.
Penulis : Shela Kusumaningtyas
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
membakar sampah plastik
kerap dilakukan masyarakat. Dalih yang dipakai adalah untuk mengurangi
tumpukan sampah.
Sampah memang berkurang karena menyusut menjadi abu setelah pembakaran,
tetapi cara ini justru menimbulkan masalah baru bagi kesehatan maupun
lingkungan.
Menurut Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, DR Emil
Budianto, yang ditemui disela-sela acara Seminar bersama Technoplast,
sampah plastik yang menggunung menyimpan kandungan karbon dan hidrogen.
Zat-zat tersebut akan berkumpul dengan zat lain seperti klorida yang
ditemukan pada sisa makanan, dan ketika disulut api, campurannya akan
melepaskan zat berbahaya bagi manusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda", https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakar-sampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda.
Penulis : Shela Kusumaningtyas
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda", https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakar-sampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda.
Penulis : Shela Kusumaningtyas
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
membakar sampah plastik
kerap dilakukan masyarakat. Dalih yang dipakai adalah untuk mengurangi
tumpukan sampah.
Sampah memang berkurang karena menyusut menjadi abu setelah pembakaran,
tetapi cara ini justru menimbulkan masalah baru bagi kesehatan maupun
lingkungan.
Menurut Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, DR Emil
Budianto, yang ditemui disela-sela acara Seminar bersama Technoplast,
sampah plastik yang menggunung menyimpan kandungan karbon dan hidrogen.
Zat-zat tersebut akan berkumpul dengan zat lain seperti klorida yang
ditemukan pada sisa makanan, dan ketika disulut api, campurannya akan
melepaskan zat berbahaya bagi manusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda", https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakar-sampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda.
Penulis : Shela Kusumaningtyas
Editor : Shierine Wangsa Wiba
4.KIMIA PANGAN Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah Plastik, Bahayanya Mengintai Anda", https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakar-sampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda.
Penulis : Shela Kusumaningtyas
Editor : Shierine Wangsa Wiba
DAFTAR PUSTAKA
Atep Afia Hidayat & Muhammad Kholil [ KIMIA DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI
http://www.indoenergi.com/2012/04/darimana-bahan-bakar-fosil-berasal.html
http//komposisi.sains.lapan.go.id/htm/hujanasam.htm
Wiratraman, R. H. P. (2008), Good Governance dan Mitos Ketatanegaraan Neo-Liberal, Jurnal Bersatu, Jakarta.
Riswiwayanto, 2009, Kimia Organik, Depatemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.